Terlepas dari bagaimana masyarakat memperlakukan wanita,
Allah justru merahmati wanita yang tahu kadarnya karena ia berbeda dengan pria.
Bagaimana masyarakat memandang wanita di masa kini dan apa peranan
wanita dewasa ini? Tentunya hal tersebut telah menjadi bahan perbincangan
masyarakat selama ini. Sebenarnya masalah ini pun telah ada sejak zaman sebelum
Rasulullah ada. Namun, jawaban setiap zamannya tentunya berbeda. Di zaman
sebelum Rasulullah, wanita tidak dianggap dan direndahkan. Hal ini justru
berbeda ketika zaman Rasulullah dimana wanita begitu dihargai dan diagungkan.
Terlepas dari bagaimana masyarakat memperlakukan wanita,
Allah justru merahmati wanita yang tahu kadarnya karena ia berbeda dengan pria.
Apapun perannya dan aktifitasnya, ia tahu bagaimana harus bersikap serta
berbuat. Bagaimana ia harus menjaga izzah dan ifahnya serta pergaulannya dengan
laki-laki. Misalnya dalam bekerja, ada etika dan batasan yang dijaga terutama
terkait pergaulan dengan laki-laki namun, tetap mempertahankan profesionalitas
kerja.
Wanita tetap menunjukan kecerdasan, kemandirian,
keterampilan, professional, namun tidak melebur seperti laki-laki. Ia tetap
mejaga fikrah dan sikap pemalunya. Seperti putri Syu’aib yang harus bekerja menari nafkah karena ayahnya
sudah tua. Ia harus menggembala kambing bersama penggembala lain yang
laki-laki, namun ia tetap menjaga diri agar tidak bercampur baur dengan mereka.
Ada banyak kisah sahabat wanita para nabi ataupun kisah
wanita-wanita shalihah di zamannya. Contoh kisah lain adalah Siti Hajar, ibu
dari nabi Ismail yang bekerja keras mengelola sawahnya dan bercocok tanam untuk
menghidupi keluarganya. Kisah lainnya yaitu Maryam yang suka menyepi dan
beribadah pada Allah hingga ia dijuluki al-batuur (terikat pada ibadah) karena
ketaatannya beribadah pada Allah. Hal ini membuat ia mendapat keberkahan dan
lidungan dari Allah.
Selain itu, peran wanita yang ahli politik adalah Ratu
Balqis. Ia memiliki kemampuan yang baik dalam mengorganisir pikiran dan ide
para bawahannya. Ia berkarakter visioner, solutif, dan artikulatif seperti
dijelaskan dalam QS An Naml: 29-44. Dengan posisinya sebagai ratu, ia harus
bisa memilah mana yang penting, mana yang menjadi prioritas dikerjakan sekarang
atau besok, bekerja dengan keras, penuh daya dan upaya.
Ia tawadhu dan menjaga rasa malunya, namun tidak minder.
Wanita yang tahu kadarnya akan tetap produktif dengan tetap menjaga dirinya
sebagai wanita. Ia pun memahami peran utamanya sebagai seorang istri maupun ibu
dan melaksanakan peran tersebut dengan baik. Wanita yang tahu kadarnya akan
menyadari perannya dan memahami sikap serta tingkah lakunya dengan posisi ia
sebagai seorang wanita.
Majalah Wanita Online

Posting Komentar