Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Berbagai Alasan Dibolehkannya Membongkar Kuburan

Berbagai Alasan Dibolehkannya Membongkar Kuburan

( فَرْعٌ يَحْرُمُ نَبْشُ الْقَبْرِ قَبْلَ الْبِلَى عِنْدَ أَهْلِ الْخِبْرَةِ ) بِتِلْكَ الْأَرْضِ لِهَتْكِ حُرْمَةِ الْمَيِّتِ 

Far’un: Haram menggali kuburan sebelum kondisi janazah dipastikan hancur. Menurut ahlu khibroh (pakar), larangan itu dikarenakan bisa merusak kehormatan mayyit.


( فَإِنْ بَلِيَ الْمَيِّتُ ) بِأَنْ انْمَحَقَ جِسْمُهُ وَعَظْمُهُ وَصَارَ تُرَابًا ( جَازَ ) نَبْشُ قَبْرِهِ وَدَفْنُ غَيْرِهِ فِيهِ

Bila sudah pasti kehancuran jasadnya dan (tinggal) tulangnya sehingga menjadi tanah, maka boleh menggalinya dan menguburkan mayyit lain (yang baru).


( وَحَرُمَ ) حِينَئِذٍ ( تَجْدِيدُهُ ) بِأَنْ يَسْتَوِيَ تُرَابُهُ عَلَيْهِ وَيُعَمَّرَ عِمَارَةَ قَبْرٍ جَدِيدٍ ( فِي ) مَقْبَرَةٍ ( مُسَبَّلَةٍ ) ؛ لِأَنَّهُ يُوهِمُ النَّاسَ أَنَّهُ جَدِيدٌ فَيَمْتَنِعُونَ مِنْ الدَّفْنِ فِيهِ

Bila di maqbaroh umum, Haram hukumnya memperbaharui kondisi kuburan yang sudah dipastikan janazah di dalamnya hancur. Hal itu dikarenakan bisa menghalangi hak orang lain (mayit baru).


وَاسْتَثْنَى بَعْضُهُمْ مَا لَوْ كَانَ الْمَدْفُونُ صَحَابِيًّا أَوْ مِمَّنْ اشْتَهَرَتْ وِلَايَتُهُ فَلَا يَجُوزُ نَبْشُهُ عِنْدَ الِانْمِحَاقِ قَالَ الزَّرْكَشِيُّ ، وَهُوَ حَسَنٌ وَيُؤَيِّدُهُ مَا فِي الْوَصَايَا أَنَّهُ تَجُوزُ الْوَصِيَّةُ بِعِمَارَةِ قُبُورِ الْأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِينَ لِمَا فِيهِ مِنْ إحْيَاءِ الزِّيَارَةِ وَالتَّبَرُّكِ وَالْمُرَادُ بِعِمَارَتِهَا حِفْظُهَا مِنْ الدِّرَاسَةِ لَا تَجْدِيدُ بِنَائِهَا لِمَا مَرَّ 

Terkecuali bila janazah yang terkubur adalah seorang sohabat (Rosul) atau para wali yang masyhur, walau kondisi jasad mayit di dalamnya sudah hancur maka Ttidak boleh menggalinya.

Di bawah ini adalah beberapa alasan kebolehan menggali kuburan:


وَإِنْ وَقَعَ فِي الْقَبْرِ خَاتَمٌ وَنَحْوُهُ مِمَّا يُتَمَوَّلُ

Bila di dalam kubur ada barang berharga, seperti cincin (emas) dan sebagainya.


( أَوْ ابْتَلَعَ مَالَ غَيْرِهِ وَطَلَبَهُ صَاحِبُهُ
( وَلَمْ يَضْمَنْهُ أَحَدٌ مِنْ الْوَرَثَةِ

Bila mayyit menelan barang (yang tidak hancur) milik orang lain dan si pemilik memintanya kembali, dan tidak ada seorang pun ahli waris yang menanggung.


وَلَوْ كُفِّنَ فِي مَغْصُوبٍ أَوْ دُفِنَ فِيهِ وَشَحَّ مَالِكُهُ

Bila si mayyit dikafani dengan kafan hasil ghosob atau mayit dikubur di tanah ghosob dan si pemilik tidak merelakannya.


أَوْ ) دُفِنَ ( فِي مَسِيلٍ ) أَيْ مَكَان لَحِقَهُ بَعْدَ الدَّفْنِ فِيهِ سَيْلٌ ( أَوْ ) فِي أَرْضٍ ذَاتِ ( نَدَاوَةٍ )

Bila mayit dikubur di tanah (area) banjir/ yang longsor 

الْأَذْرَعِيُّ وَيُنْبَشُ أَيْضًا فِيمَا لَوْ قَالَ إنْ وَلَدْت ذَكَرًا فَأَنْت طَالِقٌ طَلْقَةً أَوْ أُنْثَى فَطَلْقَتَيْنِ فَوَلَدَتْ مَيِّتًا وَدُفِنَ وَلَمْ يَعْلَمْ كَمَا يَأْتِي فِي الطَّلَاقِ أَوْ شَهِدَا عَلَى شَخْصِهِ ثُمَّ دُفِنَ وَاشْتَدَّتْ الْحَاجَةُ

Bila mayit (bayi) menjadi obyek ta’liq tolak. Seperti suami berkata: bila anak yang lahir adalah laki-laki maka kamu tertolak satu, bila terlahir wanita maka kamu tertolak dua. Kebetulan si bayi lahir dan langsung meninggal, lantas dikubur dan belum diketahui jenis kelaminnya. Maka kejadian tersebut bisa menjadi sebab kuburan (bayi) itu digali. 


Ibarot berikut ini, juga bisa menjadi pengantar kebolehan proses autopsi

أَوْ دُفِنَتْ امْرَأَةٌ وَفِي جَوْفِهَا جَنِينٌ تُرْجَى حَيَاتُهُ

Bila seorang perempuan dikubur dan mengandung janin yang diyakini janin itu hidup.


وَشرط ) وَفِي نُسْخَةٍ وَيُشْتَرَطُ ( عَدَمُ التَّغَيُّرِ ) لِلْمَيِّتِ ( فِي النَّبْشِ لِلْغُسْلِ ) أَوْ التَّيَمُّمِ فَإِنْ تَغَيَّرَ وَخَشِيَ فَسَادَهُ حَرُمَ النَّبْشُ لِتَعَذُّرِ تَطهِيرِهِ

Bila mayit belum dimandikan/ ditayammumi, dan kodisinya belum hancur/rusak

Dan tambahan Ta`bir dari Bujayrmy khotib yang menyatakan bahwa:


 ويدفن في لحد ( مستقبلا القبلة ) وجوبا تنزيلا له منزلة المصلي فلو وجه لغيرها نبش ووجه للقبلة وجوبا إن لم يتغير وإلا فلا ، 

Dan mayit dikubur wajahnya wajib dihadapkan qiblat, apabila terlanjur dikubur dan tidak dihadapkan qiblat maka wajib dibongkar untuk dihadapkan qiblat selama mayit belum berubah (busuk). Jika sudah membusuk maka tidak wajib.



http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/275741472448668/ dinukil dari kitab Asnal Matholib juz 4:353 oleh Mbah Jenggot
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger