Hingga saat ia meninggal dunia pun tak ada yang peduli padanya. Tak seorang datang mengucapkan bela sungkawa dan berta’ziah layaknya orang lain saat meninggal dunia. Malah tetangga-tetangga dan keluarganya pun bergembira dengan kematian.
”Si Pendosa itu telah mati,” kata mereka.
”Ya, dia pantas untuk mati. Karena hidupnya adalah petaka bagi orang lain,” tambah yang lain.
Tak seorang pun yang mau merawat jenazahnya. Tak ada yang mengkafani, apalagi menyolati dan mengubur jenazah lelaki penuh dosa itu. Bahkan salah seorang dari mereka melemparkannya ke bak sampah di kota itu dan beramai-ramai melemparinya dengan batu. Sungguh mengenaskan nasibnya.
Namun anehnya, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk merawat jenazah lelaki pendosa itu.
”Mandikanlah dan shalatkanlah ia. Karena Aku telah mengampuni dosa-dosanya,” firman Allah pada Musa.
Tentu saja semua orang heran, tak terkecuali Nabi Musa. Setahu mereka, tak ada yang baik dari lelaki itu. Kehidupannya dipenuhi dengan cacat moral oleh kelakuannya yang tak mengenal malu untuk melakukan dosa dan kesalahan. Tak hanya dosa kepada Tuhan, tapi juga kesalahan pada sesama manusia.
Tak kuasa oleh keheranannya, Nabi Musa pun bertanya pada Allah, ”Kenapa Engkau mengampuninya, Wahai Tuhan Yang Maha Pengampun?”
Allah SWT berfirman, ”Bahwasanya pada suatu hari ia membuka-buka kitab Taurat. Lalu ia menemukan di dalamnya nama Muhammad, kemudian ia membacakan shalawat untuk kekasihKu itu. Oleh karenanya maka aku mengampuninya.”
Maka pahamlah Nabi Musa. dan kaumnya, betapa agung Nabi Muhammad, hingga dosa seorang yang demikian parah pun diampuni Allah karena bershalawat padanya. Wallahu a’lam.
Rahasia Shalawat Rasulullah SAW, M. Syukron Maksum dan Ahmad fathoni el-Kaysi
Posting Komentar