Segala puji bagi Allah, Tuhan
seluruh alam semesta. Saya memohon kepada Allah agar dianugerahi keterbukaan
yang jelas, serta keyakinan dan kemampuan yang sempurna. Saya bersaksi tiada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, Raja Yang Maha
Benar dan Maha Pemberi penjelasan. Dan saya bersaksi pula bahwa Nabi Muhammad
adalah hamba dan Rasul-Nya, yang jujur dan terpercaya, dan yang berkata,
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh
Allah untuk menjadi baik, maka Allah akan menjadikannya orang yang memahami
agama.”
Kemudian shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepadanya, keluarga dan para sahabatnya, seluruh Nabi dan Rasul,
serta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut mereka hingga hari kiamat.
Amm ba’d. Ini adalah risalah singkat yang memuat kewajiban-kewajiban
keagamaan yang terdiri dari ilmu tentang Islam, Iman dan Ihsan, yang disebutkan
dalam hadits Jibril AS, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam
Shahihnya, dari Umar bin Al-Khatthab RA, yang diketahui oleh seorang mukallaf,
dan yang buahnya akan kembali kepada dirinya. Sayyid Al-Imam Syaikhul Islam
Abdullah bin Alwi bin Muhammad Alhaddad RA berkata, “Saya ingin menjelaskan
dalam suatu risalah yang menyeluruh tentang hadits Jibril saat datang menemui
Nabi SAW yang saat itu sedang berada di tengah-tengah para Sahabatnya. Nabi SAW
berkata sesudah Jibril keluar, ‘Dia adalah Jibril yang datang kepadamu sekalian
untuk mengajarkan kepadamu tentang agamamu.’ “
Makna ucapan Nabi SAW ini merupakan
isyarat bagi pemberian ijin untuk mengumpulkan apa yang dapat kita capai dengan
ilmu kita yang dangkal dan pemahaman kita yang pendek, yang dapat merupakan
penjelasan terhadap kandungan hadits tersebut diatas. Karena itu kami memohon
kepada Allah agar Dia melapangkan dada kami, dan memudahkan segala urusan kami.
Sesungguhnya Dia Maha Agung, Maha Pengampun, Maha Penyantun, lagi Maha Menerima
Syukur.
Kami awali uraian kami dengan
menjelaskan sebuah hadits dengan mengatakan,
“Diriwayatkan dari Umar bin
Al-Khatthab RA, beliau berkata, ‘Pada suatu hari, di saat kami sedang
duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba muncullah seorang laki-laki
yangsangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, dan tidak terlihat
bekas-bekas bahwa dia datang dari jauh, dan tidak ada seorang pun diantara kami
yang mengenalinya, sampai dia duduk di depan Nabi SAW, dan menempelkan kedua
lututnya dengan kedua lutut Nabi, seraya meletakkan kedua telapak tangannya di
kedua paha beliau. Kemudian dia berkata, ‘Ya Muhammad, jelaskan kepadaku
tentang Islam?’
Rasulullah SAW menjawab, ‘Islam
ialah hendaknya angkau bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah rasul-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa
Ramadhan, dan melaksanakan haji jika engkau mampu.’
Laki-laki itu berkata, ‘Engkau
benar’. Maka kami pun merasa heran terhadap laki-laki itu, dia bertanya tapi
dia juga membetulkan (jawabannya). Selanjutnya dia berkata, ‘Terang pula
kepadaku tentang Iman?’
Rasulullah SAW menjawab, ‘Iman ialah
hendaknya engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya,
Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada taksir baik dan buruknya.’
‘Engkau benar’, kata laki-laki itu.
Seterusnya dia berkata, ‘Jelaskan kepadaku tentang Ihsan?’
NAbi SAW menjawab, ‘Ihsan ialah
hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika
engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.’
Laki-laki itu berkata, ‘Jelaskan
pula kepadaku tentang hari kiamat?.’
Nabi SAW menjawab, ‘Orang yang
ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.’
Laki-laki itu berkata lagi, ‘Katakan
kepadaku tentang tanda-tandanya (kiamat)?’
Nabi SAW menjawab, ‘(Tanda-tandanya
ialah) jikaseorang budak perempuan telah melahirkan tuannya, dan engkau melihat
orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, papa, dan penggembala kambing,
berlomba-lomba membangun rumah-rumah yang tinggi.’
Kemudian laki-laki itu meninggalkan
kami dan hilang begitu saja. Lalu Nabi SAW berkata, ‘Wahai Umar, tahukah engkau
siapakah laki-laki yang bertanya tadi?’
‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu,’ jawabku.
Nabi SAW berkata, ‘Dia adalah Jibril
yang datang kepada kamu sekalian untuk mengajarkan kepadamu tentang agamamu.’
“ (HR. Muslim)
Hendaknya diketahui bahwa hadits
tersebut, selain memuat 3 rukun agama, yaitu rukun Islam, Iman dan Ihsan, juga
memuat jenis-jenis ilmu ketiga rukun agama tadi.
1.
Ilmu figih, yaitu ilmu tentang
hukum-hukum syariat yang diwajibkan oleh Allah untuk dilaksanakan oleh kaum
muslim dan muslimat.
2.
Ilmu tauhid, yaitu hal-hal yang
wajib diyakini oleh seorang mukallaf (orang yang telah dewasa yang wajib
menjalankan hukum agama), yang terdiri dari ketuhanan, kenabian, dan hal-hal
yang sam’iyyat (masalah-masalah ghaib).
3.
Ilmu tasawuf, yaitu ilmu akhlak
batin yang merupakan hal-hal yang menyelamatkan, wajib dijadikan hiasan oleh
seorang hamba, dan hal-hal yang merusakkan yang mesti ditinggalkan.
Ketiga ilmu ini wajib dituntut dan
dimiliki oleh setiap mukallaf, tanpa ada keringanan untuk
meninggalkannya. RAsulullah SAW bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim dan muslimat.”
Beliau juga bersabda, “Carilah ilmu
walaupun ke negeri Cina.”
Dan ini adalah jalan-jalan yang
sederhana dalam menuntut ilmu-ilmu tersebut, dengan menggunakan
ungkapan-ungkapan yang sangat jelas, agar mudah dipelajari oleh para pemula,
baik anak-anak lelaki maupun perempuan.
Kepada Allah jualah kami memohon
petunjuk agar memperoleh kekuatan dan hidayah menuju jalan yang benar. Cukuplah
Allah sebagai tempat berlindung dan meminta petunjuk dan pertolongan, dan
Dialah sebaik-baiknya tempat berlindung dan meminta pertolongan. Tiada tuhan
selain Dia dan kepada-Nya kita akan kembali.
Habib Zein Bin Sumaith
Posting Komentar