Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Memaafkan, Menjaga Persatuan dan Kesatuan bangsa (1)

Memaafkan, Menjaga Persatuan dan Kesatuan bangsa (1)

Kalimat Takbir “Allahu Akbar” yang kita kumandangkan setiap saat, merupakan pangkalan kita bertolak dan berlabuh. Kalimat takbir ini kita selalu kita kumandangkan, baik di masa-masa damai tenteram dan kita kumandangkan pula ketika masa-masa kritis dan mencekam.

Kalimat takbir yang sama, yang sedang kita kumandangkan saat ini, adalah kalimat takbir yang juga dikumandangkan oleh para pahlawan bangsa kita pada tanggal 10 Nopember 1945 lalu.

Kalimat takbir ini melambangkan keagungan dan kebesaran Allah. Kalimat ini pulalah yang mempersatukan seluruh umat Islam di muka bumi. Dalam kandungan takbir terpancar aneka kesatuan, seperti kesatuan alam semesta, kesatuan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu dan kesatuan umat.

Dengan kesatuan alam semesta, maka segala wujud di alam raya ini, dari yang terkecil sampai yang terbesar, benda-benda bernyawa atau tidak, baik yang terdeteksi indera maupun tidak, seluruhnya berada dalam satu kendali, diciptakan dan diatur oleh Dzat Yang Maha Agung, yakni Allah SWT. Dzat yang mengendalikan seluruh alam, yang tiada satu pun dari isi dunia yang dapat mengelak dari ketetepan-Nya.

Allah SWT berfirman:
      وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعاً وَكَرْهاً وَظِلالُهُم بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ

”Hanya kepada Allah-lah segala yang di langit dan di bumi bersujud, baik dengan keinginannya sendiri ataupun terpaksa (dan bersujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang.” (QS. ar-Ra'd, 15:13)
Dalam kesatuan alam raya inilah, seluruh mahluk harus bekerja sama dalam kebajikan. Sehingga daris inilah rasa aman dan damai memeperoleh pijakan yang kuat.

Kita sebagai manusia yang beriman kepada Allah adalah khalifah di bumi. Sehingga kita harus mewujudkan kedamaian. Sebagai Khalifah Allah ini, tugas kita dimulai dari lingkup terkecil, bermula dari diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat,  bangsa negara dan seluruh bumi. Bahkan ke seluruh jagad raya yang berlanjut ke negeri kekal di akhirat nanti.

Kedamaian bermula dari jiwa manusia. Tidak akan ada kedamaian jika terdapat cekcok dan perselisihan, bahkan dengan diri sendiri sekali pun. Karenanya setiap individu Mukmin haruslah tunduk dan patuh kepada satu penguasa, satu pengendali yang menciptakan keselarasan di muka bumi, yakni Allah SWT. Janganlah pernah berani membuat perselisihan dengan Allah melalui cara-cara mempersekutukan-Nya. Jangalah pernah mencari perlindungan selain daripada perlindungan Allah SWT.

Allah SWY berfirman:
 
  ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً رَّجُلاً فِيهِ شُرَكَاء مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلاً سَلَماً لِّرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلاً الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

” Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. az-Zumar, 39:29)

Ayat ini menggambarkan kepada kita bahwa, seorang budak yang harus tunduk kepada beberapa majikan yang memilikinya, namun majikan ini saling berselisih dan bersengketa. Tentu budak semacam ini akan merasa risau dan gelisah, pada akhirnya ia menjadi pengidap kepribadian ganda atau munafik. 

Bandingkan dengan keadaan budak yang hanya dimiliki oleh seorang majikan saja. Ia pasti tidak akan bingung, apalagi jika sang majikan berperilaku terpuji.

Maka ayat ini pun merupakan penggambaran dari seseorang yang mempersekutukan Tuhan dan percaya bahwa ada Tuhan-tuhan pengatur dan pengendali selain Allah. Maka bandingkanlah keadaannya, keadaan jiwanya, dengan seorang pribadi Mukmin yang hanya percaya dan patuh kepda Allah sebagai satu-satunya penguasa dan pengendali seluruh alam raya.



Khutbah Idul Fitri oleh Ust. Syaifullah Amin
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger