Demikian keagungan hari-hari mulia ini, bergetar jiwa kita mendengar
indahnya hari-hari mulia ini, hingga sahabat berkata “ Ya Rasulallah
Walaa al jihaad ( tidak juga jihad wahai Rasulullah ) “, jihad itu
perang mengorbankan nyawa, dan meninggalkan keluarga dan semua sahabat.
Maksudnya jihad adalah memerangi orang-orang non muslim yang memerangi muslimin.
Sebagaimana firman Allah SWT :
لَا
يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ
يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ( الممتحنة : 8
“ Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama, dan tidak mengusir kamu
dari kampung halamanmu, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil “. ( QS. Almumtahanah : 8 ).
Jadi Allah tidak melarang kita untuk berhubungan baik dengan mereka yang di
luar Islam selama tidak memerangi kita muslimin, tidak membunuh dan mengusir
orang-orang Islam dari rumahnya, kalau mereka orang non muslim tidak memusuhi
maka kita harus berbuat lebih baik daripada mereka. Allah SWT melanjutkan
firmanNya :
إِنَّمَا
يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ
مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ
يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ( الممتحنة : 9
“ Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai
temanmu, orang –orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusir kamu
dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain ) untuk mengusirmu. Barangsiapa
menjadikan mereka sebagai kawan mereka itulah orang yang zhalim “ . ( QS.
Almumtahanah : 9 ).
Allah memerintahkan kalian berhati-hati, dan juga untuk waspada dan siap
untuk berjihad memerangi mereka yang memerangi kalian dan mengusir kalian dari
rumah-rumah kalian, kalau tidak maka tidak kita perangi, ini makna jihad. Kita
memahami bahwa jihad itu mengorbankan nyawa , meninggalkan anak dan istri dan
semuanya, dan jikalau ia wafat maka wafat jika cacat maka cacat, hal itu begitu
dahsyat perjuangannya dan ternyata amal-amal di sepuluh hari Zulhijjah ini
lebih afdhal daripada jihad fisabilillah, terkecuali orang yang keluar dengan
dirinya bersama semua harta yang ia miliki rumah, mobil dan motor ia jual
semuanya dan dibawa harta itu bersmanya digunakan untuk berjihad maka tidak kembali
apapun dari keduanya, hartanya tidak kembali dan dirinya pun tidak kembali
yaitu wafat. Maka orang yang seperti itu barulah amalnya lebih afdhal dari
orang yang beramal-amal di sepuluh hari ini. Hadirin hadirat, saya tidak bisa
memperpanjang kalimat agung dan luhur ini, bagaimana tawaran Ilahi untuk
menyampaikan kita kepada keagungan yang demikian dahsyatnya, betapa beratnya
kita berjihad, dan betapa ringannya Allah beri pahala yang lebih agung dari
pahala jihad. Begitu indahnya tuntunan Sang Nabi Muhammad saw, Allah berikan
hal-hal yang ringan untuk diamalkan, tapi diberi ganjaran yang sangat besar,
inilah rahasia kedermawanan Ilahi, seraya berfirman :
قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ¤ اللَّهُ الصَّمَدُ ¤ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ¤ وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ( الإخلاص : 1-4
“ Katakanlah ( Muhammad ) “ Dialah Allah Maha Tunggal”, Allah tempat
meminta segala sesuatu, Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan
tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia “. ( QS. Al Ikhlash : 1-4 ).
Tunggal dalam segala hal, tunggal dalam keabadian , tunggal dalam
kesempurnaan , tunggal mengawali segala-galanya dari tiada , tunggal mengawali
segala selainNya swt. Hadirin hadirat, jadikan Allah swt tunggal menguasai jiwa
kita, jangan jadikan ada yang lebih dari nama Allah di dalam sanubari ini.
Usia kita semakin hari semakin berkurang, semakin dekat dengan kematian setiap nafas kita adalah selangkah menuju ajal, dan hari perjumpaan dengan Allah SWT semakin dekat . Jika amal kita tidak bertambah, begitu-begitu saja setiap hari tidak berubah, berarti kita semakin mundur, karena apa? Karena jarak perjumpaan kita dengan Allah SWT semakin dekat, jika jarak perjumpaan kita dengan Allah semakin dekat mestinya semakin peduli.
Kalau kita ada undangan perjumpaan dengan penguasa negeri , Presiden atau Raja misalnya. Perjumpaan ini bukan sekedar perjumpaan, perjumpaan ini bisa jadi penjamuan sambutan kasih sayang diberi hadiah, harta, rumah, mobil dan lain sebagainya, atau bisa jadi berubah menjadi sambutan kemurkaan, mendapat kehinaan yang kekal, seperti apa?, misalnya kalau kita tau kejadian itu setahun yang akan datang , maka bagaimana bingungnya kita khawatir kalau kita salah bicara, salah pakai baju atau salah melangkah dan ketahuan oleh spionasenya ( mata-mata ) dan akhirnya dilaporkan, bagaimana jika ini terjadi?
Yang Maha Melihat, melihat. Yang Maha Mendengar, mendengar. Yang Maha
Melihat lintasan pemikiran kita, melihat apa yang kita renungkan. Apakah tidak
ada dalam pemikiran kita tentang hal ini?!. Siang dan malam kita memikirkan
tentang makan dan minum, keluarga, rumah tangga, anak-anak, dagangan,
pekerjaan, sekolah, dan lain sebagainya, siang dan malam kita memikirkan
masalah ini dan itu. Maka tidakkah terfikirkan oleh kita bahwa hari perjumpaan
dengan Allah semakin dekat, itu adalah hari penentuan dan detik-detik yang
membuka kebahagiaan yang kekal atau kehinaan yang abadi, masuk ke dalam penjara
yang sangat merisaukan dan menakutkan di dalam api neraka atau di dalam
kenikmatan di sorga yang kekal dalam kasih sayangNya. Adakah hal ini kita
renungkan? Beruntung mereka yang merindukan perjumpaan dengan Sang Maha Indah
maka dia sudah dirindukan Allah. Jauh hari sebelum berjumpa dengan Allah , ia
sudah dirindukan Allah . Allah SWT berfirman dalam hadits qudsy :
مَنْ
أَحَبَّ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ
“ Barangsiapa yang rindu berjumpa denganKu, maka Aku pun rindu
berjumpa dengannya “.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar