Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Padang Bulan (Belajar Mencari Ilmu dan Beribadah)

Padang Bulan (Belajar Mencari Ilmu dan Beribadah)

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ
عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ

Padang bulan, padange koyo rino.
Rembulane sing ngawe-awe
Ngelengake, ojo turu sore.
E... Kene tak critani, kanggo sebo mengko sore

Jaman kepungkur, ono jaman jaman buntutan
Esuk-esuk, rame rame luru ramalan
Gambar kucing, dikira gambar macan
Bengi diputer - bengi diputer, metu wong edan

Kurang puas kurang puas, luru ramalan
Wong ora waras wong ora waras, dadi takonan
Kang ditakoni, ngguyu cekaka’an
Jebul kang takon - jebul kang takon, wis ketularan

Lamun wong tuwo, Lamun wong tuwo keliru mimpine
Ngalamat bakal, Ngalamat bakal getun mburine
Wong tuwo loro, kundur ing ngarso pengeran
Anak putune, rame rame rebutan warisan

Wong tuwa loro, ing njero kubur anyandang susah
Sebab mirsani, putera puterine ora ngibadah
(dho pecah belah)
Kang den arep-arep, yoiku turune rahmat
Jebul kang teka - Jebul kang teka, nambahi fitnah

Iki dino, ojo lali lungo ngaji
Takon marang, Kyai Guru kang pinuji
Enggal siro, ora gampang kebujuk syetan
Insya Alloh, kito menang lan kabegjan

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ
عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ

<!--[if gte mso 9]>
Sejatinya, memang tidak ada perbedaan antara zahir dan hakikat, keduanya adalah sama-sama dibutuhkan. Zahir yang diwakili oleh fikih dan batin yang diwakili oleh tasawuf, keduanya tidak bisa dipisahkan. Kiranya tepat apa yang di-dawuh-kan Imam Malik: “Barang siapa yang menggunakan fikih tanpa tasawuf, maka menjadi fasiq. Barangsiapa bertasawuf tanpa menggunakan fikih, maka menjadi zindiq”. Tentang hal ini kita (Ahlussunnah) sudah sepakat.

Akan tetapi, yang perlu ditegaskan adalah proses untuk mencapai keduanya (zahir dan hakikat) adalah tidak sama. Fikih sebagai ilmu zahir dicapai dengan mengaji kepada guru-guru fikih yang sudah mumpuni dalam bidangnya dan juga dengan menelaah kitab-kitab fikih. Sedangkan tasawuf memerlukan mujâhadah, riyâdhah, dan lainnya yang juga memerlukan guru.

Ber-mujâhadah dan riyâdhah ada ilmunya. Para sufi telah membuat aturan khusus untuk bisa memasuki dunia mereka dan untuk meraih hakikat. Yang jelas, aturan-aturan zahir harus dipenuhi terlebih dahulu, sebelum terjun ke hakikat. Oleh karena itu, Imam al-Ghazali dalam Minhâj al-‘Abidîn-nya menyebutkan ilmu sebagai rintangan (‘aqabah) pertama yang harus dilalui oleh seorang sâlik. Beliau menjelaskan, yang harus pertamakali dipelajari dan diketahui adalah ilmu yang terkait dengan kewajiban-kewajiban yang bersifat personal (fardhu ‘ain), yaitu ilmu tauhid, ilmu yang terkait dengan hati (ilmus-sirri) dan ilmu syariat (fikih).

Ilmu merupakan asas pokok dalam segala hal. Tanpa ilmu, tidak akan bisa dibedakan mana yang benar dan mana yang salah. Terkadang kita mengira sedang melakukan perbuatan baik, namun sebenarnya kita melakukan perbuatan buruk, disebabkan kita tidak tahu ilmunya. Maka, menjadi jelaslah antara keutamaan seorang yang berilmu dan yang tidak, sebagaimana banyak dijelaskan di al-Qur’an, Hadis dan pernyataan para ulama. 


Hanya saja, keutamaan ilmu dan orang yang berilmu bisa terwujudkan, apabila diiringi dengan amaliah yang sesuai dengan ilmu yang didapatkannya. Ilmu dan ibadah adalah ibarat dua mata uang. Mencari ilmu ya untuk ibadah, ibadah ya dengan ilmu.

Banyak di antara kita yang tertipu dengan keutamaan ilmu dan ahlinya, sampai-sampai kita meninggalkan ibadah dan sibuk dengan belajar. Ini juga merupakan tipu daya setan. Menuntut ilmu sambil beribadah bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, Imam asy-Syafi‘i bisa membagi waktunya untuk belajar dan ibadah bahkan untuk istirahat. Beliau membagi tiga waktu pada tiap malamnya; sepertiga malam pertama untuk belajar, sepertiga kedua untuk ibadah dan sepertiga ketiga untuk istirahat. 


Ada pesan penting yang disampaikan Imam Hasan al-Bashri bagi kita yang mungkin terlalu sibuk belajar tanpa ada ibadah sama sekali, beliau berkata, “Carilah ilmu yang sekiranya tidak menggganggu ibadahmu, dan carilah ibadah yang sekiranya tidak mengganggu belajarmu”. Dengan itu semua, mudah-mudahan hati dan pemikiran kita akan terang seperti "Padange Bulan" (terangnya rembulan) yang menerangi perjalanan panjang mengarungi kehidupan.



Tukang Sapu Musholla
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger