Suatu ketika Baginda Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya:
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?”. Salah
seorang sahabat menjawab “Bagi kami orang yang bangkrut
itu, adalah orang yang kehilangan harta dan seluruh miliknya “.
Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Bukan, orang yang bangkrut itu ialah orang
yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala dari
seluruh amal shalehnya, seperti dari puasanya, zakatnya ataupun wakafnya,
tetapi ketika pahala itu akan ditimbang, datanglah orang-orang yang mengadu,
“Ya Allah, duhulu ia pernah menuduhku berbuat sesuatu, padahal aku tidak pernah
melakukannya”, kemudian Allah SWT menyuruh agar ia membayar orang yang mengadu
itu dengan sebagian pahalanya. Kemudian datang lagi orang lain yang mengadu, “
ya Allah, ia pernah mengambil hak-ku dengan sewenang-wenang”, lalu Allah SWT
menyuruhnya lagi membayar dengan pahalanya kepada orang yang mengadu itu.
Setelah itu datang lagi orang lain yang mengadu lagi; sampai akhirnya seluruh
pahala shalat, haji dan puasanya itu, habis dipakai
untuk membayar orang-orang yang pernah ia rampas haknya ataupun ia tuduh tanpa
alasan yang benar.
Kini tidak ada lagi pahala yang tersisa, semuanya telah habis dipakai untuk
membayar hutang atas kelakuan dzalim pada waktu ia hidup didunia. Sementara
itu, orang yang mengadu masih datang juga, maka Allah SWT memutuskan agar dosa
orang yang mengadu itu dipindahkan kepadanya sebagai tebusan atas kesalahan
yang dilakukannya pada orang-orang itu didunia dahulu.
Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat, yaitu orang yang rajin
beribadah tetapi ia tidak memiliki akhlak yang baik, dia merampas hak orang
lain dan banyak menyakiti hati saudara-saudaranya.
Kisah ini memberi pelajaran pada kita, bahwa pada intinya tidak ada hutang
yang tidak dibayar, semua bentuk kadzaliman yang kita lakukan, harus kita bayar
tunai dengan pahala yang kita miliki diakhirat nantu.
Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya
untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (Q.S. Annisa: 111). “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”. (Q.S. Al
Isra`: 7).
Sayyidina Ali bin Abu Thalib k.w, berkata: “Hidup ini adalah suatu bagian
dari mata rantai perjalanan yang harus dilalui manusia, yaitu bermula dari alam
roh lalu menuju alam janin, kemusian alam dunia lalu masuk kealam kubur dan
kemudian menetap abadi dialam akherat. Orang yang bijak
akan menabung sebanyak-banyaknya agar diakhir perjalanan nanti ia dapat
bersenang-senang. Ia mengerti benar, bahwa tempat
bersenang-senang itu bukan diperjalanan, tetapi nanti bila sampai ditempat
tujuan. Orang bijak, tidak mau memanggul bekalnya sendirian, ia titipkan
bekal-bekalnya pada orang lain sehingga ia dapat menempuh perjalanan ini tanpa
repot-repot diganduli oleh perbekalannya”.
Salah seorang bertanya kepada Sayyidina Ali k.w: “Bagaimana caranya
menitipkan bekal kepada orang lain itu? Sayyidina Ali k.w. Menjawab:
“Ketahuilah, bahwa tidak ada hutang yang tidak dibayar. Bila seseorang
menyakiti hatimu, maka ia harus membayarnya nanti dengan pahalanya. Begitu juga
bila seseorang memfitnahmu, maka ia harus bayar perbuatan jahatnya itu dengan
pahalanya atau bila seseorang yang berhutang padamu dan ia tidak mau membayar
hutangnya itu, kelak ia harus membayarnya dengan pahalanya. Intinya, kedzaliman
orang terhadapmu, pada hakikatnya adalah tambahan pahala bagimu. Begitulah
caranya menitipkan bekal kita pada orang lain."
Mudah-mudahan kisah ini dapat memberikan pencerahan bagi jiwa kita, bahwa
perbuatan buruk yang kita lakukan akan sangat merugikan diri kita sendiri,
karena diakherat nanti harus kita bayar tunai dengan pahala yang payah-payah
kita kumpulkan. Sebaliknya, tidak usah kita risau dengan perbuatan dzalim orang
lain pada diri kita, karena bukankah hal itu berarti ia membawakan perbekalan
kita yang kelak akan diserahkannya diakhir perjalalan nanti? Wallahu A`lam….
Ahlukisa
+ comments + 1 comments
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Posting Komentar