Mohonlah padaNya menurut kadar QudratNya.
Mohonlah padanya dari sisi Qudrat, bukan dari sisi hikmah. Mohonlah padaNya
dari sisi IlmuNya, bukan dari sisi amalmu dan kemampuanmu. Berdiamlah di
hadapanNya di atas telapak kehangusan dari segala hal. Jangan mencoba untuk
merekayasa di hadapanNya dan jangan pula menakar-nakar takdir di hadapanNya,
serta jangan mereka-reka ketergantungan padanya. Jangan anda hindari aturanNya
dengan memilih aturanmu hingga terhempas pada kebodohan. Siapa yang tidak
mengamalkan ilmuNya maka ia bodoh.
Namun, bila ia menjaganya dan mengamalkan
makna-maknanya, maka pengetahuan itu akan mengajari anda untuk
melaksanakannya tanpa condong pada makhluk. Karena mengamalkan ilmu itu akan
mengembalikan dirimu kepada Allah azza wa-Jalla, membuat anda zuhud dengan
dunia, dan menajamkan mata batin anda, untuk menjauhkan dirimu dari berhias
lahiriyah dan memberi inspirasi untuk menghias batiniyah. Disinilah Tuhanmu
Azza wa-Jalla memberikan pelimpahan padamu, karena anda telah menjadi baik di
hadapanNya:
“Dan Dia memberikan pelimpahan (wilayah) kepada
orang-orang yang shaleh.” (Al-A’raf: 196).
Allah Azza wa-Jalla melimpahkan anugerah pada
lahirnya, dan batin mereka mendidik lahirnya melalui Tangan HikmahNya,
sedangkan batinnya berada di Tangan IlmuNya. Hingga mereka tidak takut dengan
lainNya, tidak pula berharap kepada lainNya, tidak meraih kecuali dariNya,
tidak memberi kecuali ia disertai rasa takut jika ada selain Dia, dan ia
senantiasa bahagia bersamaNya, bertentraman denganNya.
Saat ini adalah akhir zaman, begitu banyak
perubahan dan pergeseran. Inilah zaman lengang hampa dan zaman kemunafikan. Hai
orang munafik, anda adalah budak dunia dan budak makhluk, karena anda penuh
pamer dengan mereka, beramal untuk mereka, sedangkan anda lupa pada pandangan
Allah Azza wa-Jalla kepadamu. Kelihatannya anda beramal untuk akhirat, sedangkan
semuanya bertujuan dunia. Nabi saw, bersabda:
“Bila seseorang berias dengan amal akhirat tetapi
ia sendiri tidak berhasrat pada akhirat dan tidak mencari akhirat, maka nama
dan nasabnya dilaknat di langit.” (Hr. As-Suyuthy dalam Jam’ul Jawami’).
Aku lebih tahu dibanding kalian hai orang-orang
munafik melalui jalan hikmah dan ilmu pengetahuan dariNya, namun aku menutupi
kalian dengan Tutupnya Allah Azza wa-Jalla.
Celaka! Anda tidak malu pada tubuhmu, tidak
membersihkannya dari maksiat lahiriah dan najis-najisnya. Anda mengaku
menyucikan batin dan menyucikan qalbu, tentu tidak benar. Bagaimana rahasia
batinmu, anda tidak mendidik diri dengan makhluk lantas anda mengaku beradab
dengan Allah Azza wa-Jalla. Sang guru tidak rela padamu, anda tidak beradab dengannya,
sedangkan anda menerima perintah-perintahnya, dan anda banyak pamer selama ini.
Tak ada komentar bagimu, melainkan jika anda
menegakkan tauhidmu di atas kakinya, dan mengokohkan dirimu di hadapan Allah
Azza wa-Jalla, lalu anda keluar dari kulit telurmu, dan anda duduk di pangkuan
kelembutan di bawah sayap-sayap kemesraan denganNya, disana anda temukan rasa
cinta pada keikhlasan dan menegak air minum musyahadah. Anda tetap disana
sampai anda menjadi induk ayam, maka disitulah anda menjadi penjaga bagi anak-anak
ayam, memberikan pengaruh positif pada mereka dengan penuh kasih sayang,
mengingatkan manusia siang dan malam, agar mereka taat kepada Tuhannya Azza
wa-Jalla.
Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani (Majalah Cahaya Sufi)
Posting Komentar