Firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ، ثُمَّ
مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ، يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا
وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ
) الإنفطار : 17 – 19 )
“Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?, dan, tahukah kamu apakah
hari pembalasan itu?, (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya
sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam
kekuasaan Allah .” ( QS. Al Al Infithar : 17-19 )
Saat kita berkuasa atas diri kita sendiri walaupun tidak sepenuhnya,
misalnya kita ingin bergerak maka dengan mengangkat tangan maka tangan
bergerak, namun bisa juga kita ingin bergerak namun tidak bisa bergerak, dengan
kehendak kita pula kapan kita ingin berkedip maka kita bisa berkedip, dan
dengan kehendak Allah meskipun kita punya mata tapi tidak bisa melihat.
Namun
sebagian besar kita menguasai atas jasad kita yang telah diberikan Allah kepada
kita kekuasaannya, maka di saat itu (hari kiamat) seseorang tidak bisa berkuasa
atas dirinya, kemana dirinya akan pergi hal itu ditentukan oleh Allah subhanahu
wata’ala, dan saat itu keputusan berada pada Allah subahanahu wata’ala.
Allah
telah putuskan jika orang yang cinta kepada orang yang selalu berbuat luhur
maka ia kan bersamanya, dan orang yang cinta kepada nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam adalah termasuk orang yang paling beruntung di saat itu.
Semoga Allah mengumpulkan kita dengan mereka, amin.
Dan janganlah menghinakan orang yang terhina di dunia, barangkali orang itu
termasuk orang yang mulia di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam :
رُبَّ أَشْعَثٍ مَدْفُوْعٍ بِالْأَبْوَابِ
لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ
“Bisa jadi orang yang rambutnya kusut, berdebu, dan terusir dari
pintu-pintu rumah, namun jika ia berdoa kepada Allah, Dia (Allah) pasti
mengabulkannya”
Maka bisa jadi seorang pengemis yang berbaju lusuh yang terusir dari
rumah-rumah, jika ia bersumpah atas nama Allah maka Allah akan mengabulkannya
doanya, jika ia marah atau tersinggung maka Allah akan mengabulkan doanya, maka
berhati-hatilah terhadap kaum lemah dan orang susah yang terhina atau teraniaya
jika berakhir kesabarannya maka Allah akan mengikuti kehendaknya karena
perbuatan buruk kita kepadanya .
Maka para sahabat medengarkan tuntunan sang
nabi dengan seindah-indah keadaan, oleh karena itu orang-orang yang berkuasa
tidak akan berani untuk berbuat zhalim kepada yang lemah, dan yang lemah pun
menjadi tertolong dan terhibur oleh orang-orang yang diberi kekuatan oleh Allah
dengan jabatan, harta atau yang lainnya.
Rasulullah telah menjelaskan kepada kita secara gambling bahwa walaupun masa
atau generasi kehidupan kita jauh dari masa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, 14 abad yang silam, namun Allah subhanahu wata’ala tidak melupakan kita,
jauhnya jarak dan masa tidak bisa membuat Allah jauhSebagaimana dalam riwayat
Shahih Al Bukhari ketika seorang sahabat bertanya kepada rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam untuk mohon izin ikut hijrah namun beliau tidak mengizinkan
karena dia dalam keadaan lemah dan sangat tidak memungkinkan, maka rasulullah
berkata :
فَاعْمَلْ مِنْ وَرَاءِ الْبِحَارِ
فَإِنَّ اللَّهَ لَنْ يَتِرَكَ مِنْ عَمَلِكَ شَيْئًا
“Maka beramallah dari belakang lautan, sesungguhnya Allah tidak akan
menyia nyiakan amalmu sedikitpun.”
Beramallah walaupun di seberang lautan, maksudnya adalah meskipun kita
berada di tempat yang paling jauh sekalipun namun Allah melihat perbuatan kita
dan tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan kita sedikitpun bahkan Allah akan
memberi balasan lebih atas sesuatu yang kita perbuat.
Allah tidak hanya memberi
apa yang kita minta saja, namun Allah akan memberikan kepada kita tambahan
pahala atau penghapusan dosa, walaupun doa ita bersifat duniawi, selama kita
memanggil nama-Nya, maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan pahala selama
doa itu bukan permohonan atas hal-hal yang munkar.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar