Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Setiap Manusia Adalah Pemelihara (3)

Setiap Manusia Adalah Pemelihara (3)

Rahasia keindahan Allah subhanahu wata’ala terus diulurkan kepada kita dengan munculnya hadits kepada kita, sehingga sampailah ucapan mulia ini dari lisan manusia yang paling suci dan indah :

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya” 

Hadits ini teriwayatkan lebih dari 5 hadits dengan lafazh yang sama dan makna yang sama pula bahwa “Setiap kalian adalah pemimpin, pengasuh, atau pemelihara yang akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, diasuhnya atau yang dipeliharanya”. 

Kalimat رَاعٍ mempunyai arti pengembala namun yang dimaksud adalah pengasuh, atau pemelihara sesuatu yang bersamanya, seperti seorang suami memelihara istrinya, seorang ibu menjaga anaknya, seorang anak menjaga hak-hak orang tuanya, atau seseorang yang mempunyai harta maka ia berkewajiban menjaga hartanya yang Allah berikan kepadanya. Seluruh kenikmatan akan dimintai pertanggungjawaban kepada manusia kelak di hari kiamat. 

Semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban, jika ia pemimpin maka ia bertanggung jawab atas rakyatnya, jika ia rakyat maka ia bertanggungjawab untuk taat kepada pemimpin, demikian pula imam terhadap makmum dan sebaliknya, seorang imam harus menjaga agar makmum mengikuti imam, dan bagaimana seorang makmum harus mengikuti imam dan tidak mendahuluinya. Bahkan seseorang bertanggung jawab atas sel-sel di tubuhnya, manusia akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala tentang kehidupannya, dan setiap nafas dan detik yang lewat pun ia bertanggung jawab atasnya. 

Namun rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kejelasan bahwa orang yang baik dan selalu berusaha semampunya untuk berada dalam keluhuran dengan banyak bershadaqah dan senantiasa berbuat kemuliaan maka Allah akan membantunya dengan kemudahan di dunia dan akhirah, sebaliknya orang yang selalu berpaling dari kebenaran maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju kesulitan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ، وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
( الليل : 5- 7 )
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al Lail : 5-7 )

Sebaliknya orang yang kikir dan selalu berpaling dari kebenaran, maka Allah mudahkan baginya jalan kesulitan, dan kikir bukan hanya dalam harta saja, namun termasuk pula kikir terhadap usia dan malas dalam beribadah, sebagaimana firman-Nya:

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى ، وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
( الليل : 8-10 )
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sulit.” ( QS. Al Lail : 8-10 )

Semoga Allah menjaga kita dan selalu menuntun kita pada kemudahan, amin.

Berkaitan dengan ayat ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ
“ Barangsiapa yang dihisab, maka ia disiksa”. Aisyah ra bertanya,”Bukankah Allah telah berfirman : “maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah” ( QS. Al Insyiqaaq: 8), maka Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab: “Hal itu hanyalah pembentangan, tetapi barangsiapa yang dipertanyakan dan diteliti hisabnya, maka ia akan celaka (mendapat azab)”.

Seseorang jika dipertanyakan satu saja tentang dosa seseorang maka hal itu sudah cukup untuk melemparkannya ke dalam api neraka. Jangankan sesuatu yang dosa, hal yang makruh saja jika dipertanyakan oleh Allah mengapa seseorang melakukan hal yang tidak disukai oleh Allah walaupun tidak dosa, maka satu pertanyaan itu akan membuat manusia lebur menjadi debu, betapa takut dan amlunya dihadapan Allah ketika Allah subhnahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ ، الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ ، فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ ، كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ ، وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ ، كِرَامًا كَاتِبِينَ ، يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ ، إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ ، وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ ، يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ ، وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِينَ ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ، ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ، يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ
( الإنفطار : 6-19 )
“Wahai manusia, apakah yang telah membuatmu kamu berpaling dari Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu, Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan, Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan, Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh keni'matan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka, Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan, Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu, Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?, dan, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?,  (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah .” ( QS. Al Al Infithar : 6-19 ).

Apa yang bisa kita jawab dengan partanyaan ini : “Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?”. Sungguh indah firman Allah subhanahu wata’ala, seduatu yang akan terjadi kelak Allah ceritakan saat ini, hal itu adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya. Allah memberitahukan ucapan yang akan ditanyakan kelak di hari kiamat agar manusia faham dan mengetahui apa yang akan dipertanyakan kelak. Misalkan murid yang akan menghadapi ujian, tidak akan mungkin guru memberitahukan soal-soal ujiannya dari jauh hari sebelumnya, tiada yang lebih baik melebihi Allah subhanahu wata’ala yang memberitahukan sesuatu yang akan ditanyakannya kelak. 

Semua guru akan berusaha menjaga agar semua pertanyaan tidak diketahui oleh muridnya, karena jika diberitahu kepada muridnya maka akan dikatakan khianat. Namun justru Allah memberitahu semua pertanyaan yang akan ditanyakan kelak, Allah bertanya dalm firman-Nya :

“Wahai manusia, apakah yang telah membuatmu kamu berpaling dari Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu, Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan, Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan, Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh keni'matan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka, Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan, Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu”.

Mengapa Allah mengucapkan hal ini ? 

Yaitu agar kita menghindari kejahatan. Jika tidak karena kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, maka Allah akan diam saja tanpa memberitau hal ini kepada hamba-Nya, Allah akan biarkan saja jika seseorang berbuat baik maka dia akan menerima balasannya, dan jika seseorang berbuat jahat maka ia pun akan menerima balasannya. 

Namun Allah mengabrakannya kepada kita bahwa orang yang berbuat jahat atau zhalim kepada yang lain dia akan menempati tempat di neraka dan sebaliknya orang yang senantiasa mengerjakan keluhuran dia akan ditempatkan di tempat yang mulia, yaitu surge Allah. Hal itu Allah sampaikan kepada kita agar kita senantiasa mengerjakan kebaikan dan meninggalkan perbuatan jahat. Maka tidak seharusnya kita sangat membenci orang-orang yang berbuat jahat atau zhalim kepada kita karena Allah telah menentukan tempatnya kelak di neraka. Semoga orang-orang yang berbuat jahat dan berbaut zhalim diberi hidayah oleh Allah untuk bertobat.



Habib Munzir Al Musawwa 
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger