Rahasia keindahan Allah subhanahu wata’ala terus diulurkan kepada kita
dengan munculnya hadits kepada kita, sehingga sampailah ucapan mulia ini dari
lisan manusia yang paling suci dan indah :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya”
Hadits ini teriwayatkan lebih dari 5 hadits dengan lafazh yang sama dan
makna yang sama pula bahwa “Setiap kalian adalah pemimpin, pengasuh, atau
pemelihara yang akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya,
diasuhnya atau yang dipeliharanya”.
Kalimat رَاعٍ mempunyai arti pengembala
namun yang dimaksud adalah pengasuh, atau pemelihara sesuatu yang bersamanya,
seperti seorang suami memelihara istrinya, seorang ibu menjaga anaknya, seorang
anak menjaga hak-hak orang tuanya, atau seseorang yang mempunyai harta maka ia
berkewajiban menjaga hartanya yang Allah berikan kepadanya. Seluruh kenikmatan
akan dimintai pertanggungjawaban kepada manusia kelak di hari kiamat.
Semua
manusia akan dimintai pertanggungjawaban, jika ia pemimpin maka ia bertanggung
jawab atas rakyatnya, jika ia rakyat maka ia bertanggungjawab untuk taat kepada
pemimpin, demikian pula imam terhadap makmum dan sebaliknya, seorang imam harus
menjaga agar makmum mengikuti imam, dan bagaimana seorang makmum harus
mengikuti imam dan tidak mendahuluinya. Bahkan seseorang bertanggung jawab atas
sel-sel di tubuhnya, manusia akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala
tentang kehidupannya, dan setiap nafas dan detik yang lewat pun ia bertanggung
jawab atasnya.
Namun rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan
kejelasan bahwa orang yang baik dan selalu berusaha semampunya untuk berada
dalam keluhuran dengan banyak bershadaqah dan senantiasa berbuat kemuliaan maka
Allah akan membantunya dengan kemudahan di dunia dan akhirah, sebaliknya orang
yang selalu berpaling dari kebenaran maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju kesulitan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ، وَصَدَّقَ
بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
( الليل : 5- 7 )
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al Lail : 5-7 )
Sebaliknya orang yang kikir dan selalu berpaling dari kebenaran, maka Allah
mudahkan baginya jalan kesulitan, dan kikir bukan hanya dalam harta saja, namun
termasuk pula kikir terhadap usia dan malas dalam beribadah, sebagaimana
firman-Nya:
وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى ، وَكَذَّبَ
بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
( الليل : 8-10 )
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan)
yang sulit.” ( QS. Al Lail : 8-10 )
Semoga Allah menjaga kita dan selalu menuntun kita pada kemudahan, amin.
Berkaitan dengan ayat ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ
أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَتْ
فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ
“ Barangsiapa yang dihisab, maka ia disiksa”. Aisyah ra
bertanya,”Bukankah Allah telah berfirman : “maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan
yang mudah” ( QS. Al Insyiqaaq: 8), maka Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa
sallam menjawab: “Hal itu hanyalah pembentangan, tetapi barangsiapa yang
dipertanyakan dan diteliti hisabnya, maka ia akan celaka (mendapat azab)”.
Seseorang jika dipertanyakan satu saja tentang dosa seseorang maka hal itu
sudah cukup untuk melemparkannya ke dalam api neraka. Jangankan sesuatu yang
dosa, hal yang makruh saja jika dipertanyakan oleh Allah mengapa seseorang
melakukan hal yang tidak disukai oleh Allah walaupun tidak dosa, maka satu
pertanyaan itu akan membuat manusia lebur menjadi debu, betapa takut dan
amlunya dihadapan Allah ketika Allah subhnahu wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ
الْكَرِيمِ ، الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ ، فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ
رَكَّبَكَ ، كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ ، وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ
، كِرَامًا كَاتِبِينَ ، يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ ، إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
، وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ ، يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ ، وَمَا هُمْ
عَنْهَا بِغَائِبِينَ ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ ، ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ
مَا يَوْمُ الدِّينِ ، يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِنَفْسٍ شَيْئًا وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ
لِلَّهِ
( الإنفطار : 6-19 )
“Wahai manusia, apakah yang telah membuatmu kamu berpaling dari
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu, Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu
mendustakan hari pembalasan, Padahal sesungguhnya bagi kamu ada
(malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah)
dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan,
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga
yang penuh keni'matan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar
berada dalam neraka, Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan, Dan mereka
sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu, Tahukah kamu apakah hari
pembalasan itu?, dan, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?, (Yaitu)
hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan
segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah .” ( QS. Al Al Infithar :
6-19 ).
Apa yang bisa kita jawab dengan partanyaan ini : “Wahai manusia,
apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang
Maha Pemurah?”. Sungguh indah firman Allah subhanahu wata’ala, seduatu
yang akan terjadi kelak Allah ceritakan saat ini, hal itu adalah bukti cinta
Allah kepada hamba-Nya. Allah memberitahukan ucapan yang akan ditanyakan kelak
di hari kiamat agar manusia faham dan mengetahui apa yang akan dipertanyakan
kelak. Misalkan murid yang akan menghadapi ujian, tidak akan mungkin guru
memberitahukan soal-soal ujiannya dari jauh hari sebelumnya, tiada yang lebih
baik melebihi Allah subhanahu wata’ala yang memberitahukan sesuatu yang akan
ditanyakannya kelak.
Semua guru akan berusaha menjaga agar semua pertanyaan
tidak diketahui oleh muridnya, karena jika diberitahu kepada muridnya maka akan
dikatakan khianat. Namun justru Allah memberitahu semua pertanyaan yang akan
ditanyakan kelak, Allah bertanya dalm firman-Nya :
“Wahai manusia, apakah yang telah membuatmu kamu berpaling dari
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu, Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu
mendustakan hari pembalasan, Padahal sesungguhnya bagi kamu ada
(malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah)
dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu
kerjakan, Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada
dalam syurga yang penuh keni'matan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka
benar-benar berada dalam neraka, Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan,
Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu”.
Mengapa Allah mengucapkan hal ini ?
Yaitu agar kita menghindari kejahatan.
Jika tidak karena kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, maka Allah akan
diam saja tanpa memberitau hal ini kepada hamba-Nya, Allah akan biarkan saja
jika seseorang berbuat baik maka dia akan menerima balasannya, dan jika
seseorang berbuat jahat maka ia pun akan menerima balasannya.
Namun Allah
mengabrakannya kepada kita bahwa orang yang berbuat jahat atau zhalim kepada
yang lain dia akan menempati tempat di neraka dan sebaliknya orang yang
senantiasa mengerjakan keluhuran dia akan ditempatkan di tempat yang mulia,
yaitu surge Allah. Hal itu Allah sampaikan kepada kita agar kita senantiasa
mengerjakan kebaikan dan meninggalkan perbuatan jahat. Maka tidak seharusnya
kita sangat membenci orang-orang yang berbuat jahat atau zhalim kepada kita
karena Allah telah menentukan tempatnya kelak di neraka. Semoga orang-orang
yang berbuat jahat dan berbaut zhalim diberi hidayah oleh Allah untuk bertobat.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar