Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Tukang Bohong Bag. 1

Tukang Bohong Bag. 1

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (Q.S. An-Nahl: 105).

Tukang Bohong adalah sebutan lain untuk seorang pembohong. Hal ini hanya mengikuti suatu kelaziman dalam kehidupan orang-orang Melayu. Sebab seseorang akan disebut sebagai tukang lantaran keahliannya. Kalau anda pandai membuat roti, maka disebutlah sebagai “tukang roti”; Ahli dalam membuat rumah, maka disebutlah sebagai “tukang rumah”, dan begitulah seterusnya untuk keahlian lainnya. Nah, oleh sebab itulah, jika seseorang pintar dan pandai berbuat bohong, maka disebutlah dirinya “tukang bohong”.

Menurut Imam Al-Ghazali ada beberapa perbuatan yang dapat digolong-kan ke dalam perbuatan bohong, antara lain: mengingkari janji;; menyembunyikan kebenaran; melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perkataannya; mengalihkan perhatian orang lain dari sesuatu perkara buruk yang telah dilakukannya dan lain-lainnya. Melakukan kebohongan atau tukang bohong  tidak akan pernah lepas dari perbuatan jahat dan mungkar. Sebab itulah ada pepatah yang mengatakan: “Kejahatan hanya dapat ditutupi dengan kebohongan, dan kebohongan hanya dapat ditutupi dengan kejahatan.”

Apa yang disebutkan dalam pepatah di atas, jelas benar adanya, sebab seseorang yang melakukan kejahatan pasti tidak akan lepas dari perbuatan bohong. Seandainya orang jahat itu jujur, maka tentu dengan mudah kejahatannya dapat terbongkar, karena itulah sering kita dengar ungkapan: “Mana ada pencuri yang mengaku.” Antara kejahatan dan kebohongan bagaikan saudara kembar, saling membutuhkan, saling berkaitan.

Selain dari itu patut pula kita ketahui, bahwa jika seseorang sudah mulai melakuka kebohongan, maka pastilah kebohongan itu akan berlanjut dengan kebohongannya yang lain. Artinya setelah orang berbuat bohong yang pertama, maka akan berbuat bohong yang kedua untuk menutupi kebohongan yang pertama. Begitu seterusnya, sehingga seluruh perkataannya akan selalu dipenuhi dengan kebohongan-kebohongan, sampai pada akhirnya ia akan kehabisan kata-kata dan cara untuk menutupi kebohongannya.

Kita hendaklah sepenuhnya menyadari, bahwa berbuat bohong adalah suatu perkara yang sangat-sangat tidak disukai oleh Allah SWT, sampai-sampai  menegaskan, bahwa orang yang berbuat bohong  atau tukang bohong adalah orang yang tidak beriman kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah  orang-orang pendusta.” (Q.S. An-Nahl: 105)
  
Bahkan dalam sebuah hadis diterangkan, bahwa berbohong dalam senda gurau saja sudah dilarang dan dapat mencelakakan diri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Celakalah orang yang berbicara dusta dengan maksud agar membuat orang-orang tertawa; Celakalah ia dan kemudian celakalah ia.”   (H.R. Imam Ahmad; Abu Dawud dan An-Nasa’i dari Abu Hurairah r.a)

Sementara dalam hadis yang lain Rasulullah SAW menyatakan, bahwa salah satu tanda akan dekatnya Hari Kiamat adalah ketika orang telah banyak melakukan kebohongan. Beliau bersabda:

“Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa (jarak waktu) akan terasa dekat (cepat) dan pasar-pasar akan (dibangun secara) berdekatan.” (H.R. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah r.a).



KH. Bachtiar Ahmad
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger