Suatu ketika, tatkala al-Imam Abu
Hanifah an-Nu’man radliyallahu’anh sedang duduk-duduk untuk memberikan
pelajaran dan nashehat kepada para murid-muridnya, tiba-tiba datanglah seorang
perempuan yang kemudian duduk lalu dengan penuh tatakrama, bergerak mendekati
tempat sang Imam.
Setelah cukup dekat, tiba-tiba
perempuan tersebut mengeluarkan dari kantong bajunya sebuah apel yang di kedua
sisi buah apel tersebut sebagian berwana merah dan sebagian lagi berwarna
kuning lalu meletakkan apel tersebut di depan sang Imam tanpa mengeluarkan
sepatah kata pun.
Kemudian dengan tenang sang Imam
mengambil buah apel tersebut lalu membelahnya menjadi dua.
Setelah sang Imam melakukan hal
tersebut, tiba-tiba perempuan itu bangun lalu beranjak pergi meninggalkan
majelis sang Imam.
Murid-murid sang Imam yang
menyaksikan kejadian itu tak habis pikir, apa gerangan yang dikehendaki oleh
perempuan tersebut sehingga berperilaku demikian di hadapan mereka dan sang
Imam.
Tak tahan dengan tanda besar yang
menghinggapi kepala para murid-murid tersebut, salah seorang diantara mereka
memberanikan diri untuk ambil suara menanyakan apa gerangan yang dikehendaki
oleh si perempuan sehingga berbuat demikian.
Kemudian dengan bijak dan penuh
wibawa sang Imam menjelaskan;
“Sesungguhnya perempuan yang kalian
saksikan tadi sedang mengalami haid yang kadang-kadang darah haidnya berwarna
merah seperti sebagian sisi dari apel ini dan terkadang berwarna kuning seperti
sebagian sisi yang lain.”
“Dia ingin menanyakan padaku, mana
diantara kedua warna darah tersebut yang masuk kategori haid dan mana yang
masuk kategori suci?!”
“Tetapi karena sifat malunya yang
besar, dan didorong oleh kesadarannya bahwa menuntut ilmu tidak boleh
dikalahkan oleh sekedar rasa malu, maka dia gunakanlah apel tersebut sebagai
sarana bertanya padaku.”
“Kemudian aku membelah apel yang
dibawanya untuk aku perlihatkan kepadanya bagian dalam dari apel
tersebut.”
“Hal itu aku lakukan, karena aku
bermaksud mengajarkan kepadanya, bahwasanya kamu belum suci dari haid sebelum
kamu melihat cairan yang berwarna putih sebagaimna warna dari bagian dalam apel
tersebut.”
“Setelah aku lakukan itu, dia
langsung memahaminya, kemudian perempuan tersebut beranjak pergi.”
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/327588607263954/ oleh Kang As'ad bersumber dari cerita berbahasa arab yang
berjudul Hayya’ Imra’ah
Posting Komentar