Sikap memberikan maaf ini pulalah yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Sebagaimana telah diriwayatkan ketika beliau diludahi oleh
salah seorang yang kafir, setiap kali melewati suatu jalan. Hingga suatu ketika
orang kafir tersebut sakit, dan Rasul menjenguknya. Seketika itu juga orang
kafir tersebut merasa kagum dan takjub terhadap sikap terpuji yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW ini, hingga mendorong dia mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
dihadapan Rasulullah.
Dari kisah diatas sebenarnya, jika Rasulullah menginginkan
membalas perbuatan orang kafir tersebut mudah saja beliau lakukan, tetapi hal
itu tidak dilakukannya, namun justru memaafkannya. Bahkan lebih dari itu,
beliau juga membalas dengan perbuatan yang baik dengan menjenguknya ketika dia
sakit. Sehingga membuat orang kafir tersebut tersentuh dan tergerak untuk
melakukan perbuatan yang baik juga.
Selain itu, tercatat juga dengan tinta emas dalam sejarah
Islam, di saat banyak orang kafir Mekah berusaha mencelakakan dan menyakiti
beliau karena agama yang disebarkannya, maka Rasulullah SAWberalih pergi ke
kota Thaif untuk berdakwah di sana, dengan harapan penduduk kota tersebut mau
beriman kapada agama yang dibawanya. Namun tatkala sampai di kota Thaif, yang
beliau dapatkan bukanlah sambutan hangat atas dakwahnya, tetapi justru tidak
jauh beda dengan yang terjadi di Mekah, yang didapatkannya adalah
lemparan-lemparan batu yang membuat darah suci dari insan termulia ini mengucur
keluar membasahi sampai kakinya. Sementara itu terjadi, malaikat jibril datang
menawarkan kepada Nabi, agar memerintahkan kepadanya untuk mengadzab mereka,
namun beliau menolak. Dan justru beliau mendoakan penduduk Thaif agar mendapat
petunjuk, dengan doa yang masih tetap melegenda sampai sekarang:
اَلَّلهُمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ
“Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengerti”
Inilah contoh sikap yang diajarkan dalam ajaran Islam,
bahkan Allah SWT juga memuji hambanya yang memiliki sifat demikian. sebagaimana
yang terdapat di dalam QS. Al-Furqon: 63:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan”
Dengan demikian, segala bentuk kekerasan yang dilakukan,
walaupun dengan dalih membela harga diri, jelaslah bukan merupakan cara yang
benar. Ketika orang lain malakukan kesalahan, dan dibalas dengan kesalahan,
maka tidak ada beda antara keduanya, dan tentunya cara demikian bukanlah ajaran
Islam dan sangat dibenci oleh Allah SWT Sebagaimana yang telah disabdakan oleh
Nabi:
اَبْغَضُ الرِّجَالِ اِلَى اللهِ اْلأََلَدُّ الْخَصِمُ
“Laki-laki yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah
laki-laki yang keras” (HR. Bukhori Muslim).
Habib Taufiq Bin Abd Qadir Assegaf
Posting Komentar