Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Cermin- Cermin Hati (1)

Cermin- Cermin Hati (1)

Abu Hurairoh r.a meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Seseorang itu menetapi agama teman dekatnya, maka seyogyanya seorang dari kalian memperhatikan teman dekatnya”. 

Hendaknya engkau berhati-hati dalam memilih teman dekat. Perhatikanlah siapa saja yang menjadi sahabat dari teman dekatmu. Jika ada orang-orang munafik, fasik dan kafir dalam lingkaran sahabatnya, sudah seharusnya engkau berhati-hati dan menjaga jarak darinya. Tunggulah sembari mengamati, adakah keinginan dalam hati teman dekatmu untuk berhijrah dari lingkungan yang rusak. Jika engkau melihat tanda-tanda dari temanmu ihwal akan perginya dia dari lingkungannya, engkau harus menyambutnya dengan hangat dan penuh suka cita. Tetapi jika dia masih setia dengan sahabat-sahabatnya yang nyata-nyata telah ingkar, tiada kewajiban bagimu memberinya nasehat secara langsung. Semua itu akan menimbulkan perasaan tidak nyaman di hati temanmu dan bisa-bisa engkau malah menuai kebencian dari dirinya. Alih-alih menyelamatkan diri temanmu dari lingkungannya, engkau malahan membuka jalan bagi semakin terjerembabnya  dia dalam kebodohan.  

Ingatlah kita diperbolehkan mengenal dan harus bersikap baik terhadap sesama. Namun, engkau juga mesti menyadari bahwa sahabatmu adalah cerminan dirimu. Jika engkau memilih sahabat dari kalangan orang-orang sholeh dan wara’, engkau telah mengikat kuat agamamu.  Jika engkau memilih bersahabat dengan kaum yang ingkar, engkau telah berjalan meninggalkan agamamu. Allah SWT berwasiat dalam Qur’an-Nya Yang Suci : “Cukuplah orang-orang yang beriman yang mengikuti jalanmu sebagai wali-walimu, teman dekatmu dan kekasih-kekasihmu”.  

Nabi SAW berwasiat bahwa orang-orang yang taat dan bertakwa kepada Allah itulah keluarganya. Abu Musa al Ashari juga meriwayatkan sabda Nabiyullah, jika seseorang itu akan berkumpul bersama dengan orang yang dikasihinya. Dengan redaksi lain Imam al Bukhari menceritakan bahwa pada suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW perihal seseorang yang menyayangi orang sholeh tetapi orang itu tidak bisa mengimbangi amal orang sholeh tersebut, Nabi SAW pun menjawab : “Seseorang akan bersama orang yang dicintai dan dikasihinya kelak di akherat”.

Ketahuilah bahwa mencintai adalah engkau mengikuti perilaku dari orang yang engkau cintai. Meski tidak sepenuhnya sama, usahamu mengidentikkan dirimu dengan orang yang engkau idolakan, adalah bukti bahwa engkau mencintai dirinya.  Arti dari bersama dengan yang dicintai adalah jika engkau mencintai para Nabi, para wali dan orang-orang sholeh, engkau akan bersama dengan mereka di surga-Nya kelak. Sebaliknya jika engkau mengidolakan orang-orang kafir sebagai panutan, maka engkau akan menemani mereka di neraka kelak di Hari Kiamat.



Yusron Mudzakkir (Ponpes Raudlatul Fatihah)
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger