Apakah tidur itu harus kita pelajari? Ya.
Kita harus belajar bagaimana cara tidur yang benar, yaitu cara yang di anjurkan
Rasulullah saw. Bagaimana cara tidur seperti ini ?
8. Tidur lebih Awal
Ini bukan sesuatu yang remeh, juga bukan
diperuntukan bagi anak-anak saja. Tetapi, hal ini merupakan sunnah ilahiyah dan
sunnah nabawiyyah. Penelitian ilmiah dan nalar pun menguatkan pendapat itu. Ini
merupakan bukti keunggulan ajaran Islam!
Allah telah menjadikan semua makhluk tidur
pada waktu malam dan bangun di siang hari. Hal ini berlaku bagi segala hal
macam binatang, ikan dan tumbuh-tumbuhan. Demikian pula tabiat manusia. Karena
itulah, Allah menjadikan matahari menerangi manusia di siang hari sebagai
ungkapan kecintaan-Nya pada mereka agar mereka bangun. Allah menjadikan malam
itu gelap untuk memudahkan mereka tidur. Ini merupakan bukti adanya Allah.
Dengan seperti itu saja, masih banyak manusia yang mengingkari.
Mereka mengira khususnya para pemuda
seseorang yang disebut perkasa bila mampu begadang malam dalam waktu yang
panjang, lalu pada siang hari dihabiskan untuk tidur. Dimanakah letak
keperkasaannya?
Allah SWT berfirman, "Allahlah yang
menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan
siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang
dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."
(QS. Ghafir : 61).
Allah menciptakan tubuh kita, memberinya
hormon, mengatur semua sendi-sendinya, yang semuanya beristirahat di waktu
malam, dan bekerja di waktu siang. Apabila manusia menyalahi ini, maka
alat-alat tubuhnya tidak akan bekerja dengan baik.
Mereka yang mempelajari struktur tubuh
manusia dan alam, telah menemukan rahasia ini. Para peneliti memberikan nasihat
supaya tidur lebih awal dan bangun lebih cepat (pada waktu Shalat Subuh).
Penelitian ini di temukan setelah beberapa abad tertulis dalam kitab Allah SWT
dan sunnah Nabi saw. Akan tetapi yang paling menyedihkan, mereka sudah
mengerjakan ini, sementara kita malah mengabaikannya.
Saya telah menyaksikan sendiri di Barat,
waktu tidur mereka di awal. Sekitar jam delapan atau jam sembilan malam, mereka
telah naik ke pembaringan. Ini bukan suatu hal yang ganjil ! Jarang sekali Anda
menemukan seseorang di jalan setelah waktu itu !
Mereka tidur lebih cepat bukan karena tidak
ada yang bisa membuat mereka terjaga semalaman. Bahkan mereka memiliki lebih
dari itu. Televisi, parabola, kasino, kedai 24 jam, alat-alat musik, dan
kawan-kawan pesta, semua ini telah tersedia. Namun kepentingan dunia membuat mereka
tidur dan bangun lebih awal. Sistim sedemikianlah yang tercermin dalam
kehidupan mereka. Tepat waktu, usaha sukses, kemaslahatan tak terbengkalai, dan
semua bekerja penuh semangat.
Saya mengatakan itu bukan berarti saya
terkesima dengan disiplin mereka. Sebagian orang berkeyakinan, semua adalah
hasil kreasi mereka. Bukan demikian. Saya katakan hal ini, karena saya merasa
sedih. Kita memiliki kekayaan yang tak ternilai harganya. Ialah kitab Allah,
Sunnah Rasulullah saw, namun banyak yang enggan menggunakan dan memanfaatkan
sebaik mungkin.
Yang motivasi orang-orang Amerika, Jepang,
Cina, Jerman, Inggris, atau bangsa lain yang dikenal bersemangat dalam mencari
harta dunia, sesungguhnya adalah nilai-nilai Islam. Itu bukan penemuan atau
peraturan baru. Mereka yang telah mencapai kemajuan berupa materi dan kehidupan
teratur bukan karena apa-apa, kecuali karena mereka berjalan di atas sunnah
kauniah (aturan alam) yang ditetapkan Allah SWT. Allah telah menjanjikan bahwa
orang mereka yang menjalaninya akan dapat menggapai apa yang di inginkan. Tak
peduli Mukmin, Fasik, atau Kafir.
"Barang siapa menghendaki kehidupan
dunia dan menghiasinya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan."
(QS. Hud :15) .
Satu pertanyaan buat Anda : mengapa Anda
tidak tidur di awal waktu ? Mengapa orang-orang Islam menghabiskan waktu dengan
begadang ?
Sebagian orang Islam menghabiskan malamnya
dengan begadang di depan televisi. Padahal mereka menyadari lebih banyak dampak
negatifnya dibanding nilai positifnya. Waktu mereka habis dan tenaga hilang
sia-sia begitu saja. Sebagaimana yang lain menghabiskan waktu dalam bekerja mereka. Meski
mereka bekerja dengan sungguh-sungguh, namun waktu yang penuh dengan berkah di
pagi hari berlalu begitu saja. Itu karena mereka tidak akan mampu untuk bangun
pagi-pagi sekali.
Ada sebagian kaum muslimin yang lain lagi.
Mereka tengah menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan, selalu begadang
malam untuk belajar. Padahal ahli kedokteran telah sepakat, otak sangat
berkonsentrasi di pagi hari, dan lebih berberkah seribu kali lipat bila seorang
pelajar menyempatkan belajar setelah Subuh dari pada begadang malam.
Golongan yang lain lebih parah dari
sebelumnya. Mereka adalah sebagian pemuda yang nongkrong di kedai-kedai kopi
dan kafe sampai menjelang fajar. Mereka sibuk dengan berbagai permainan sembari
menenggak bermacam-macam minuman. Mereka menghambur-hamburkan waktu. Mulai dari
permainan video game, asyik browsing internet, bermain bilyard, atau lintingan
ganja, kebiasaan nongkrong di pinggir jalan sambil menghisap rokok. Serta masih
banyak yang lebih parah dari pada itu.
Begitu memprihatinkan, sebab kebanyakan
mereka adalah orang-orang muslim dan terkadang berasal dari keluarga-keluarga
terpandang. Namun yang lebih menyedihkan lagi, mata hati mereka telah buta,
mati, dan gelap. Saya tidak tahu dimana orang tua mereka, dimana para pendidik
mereka, dan orang-orang yang bertanggung jawab memberikan pengarahan pada mereka?
Mengapa keruksakan yang begitu drastis terjadi pada
perilaku dan etika ini mentradisi? Tidakkah disana ada sebuah renungan sejenak untuk
memikirkan kondisi umat ? Apakah tidak ada penelitian untuk menegakkan umat
Islam di muka bumi, dan mencari penyebab turunnya wibawa dan hilangnya peran
para pemuda ? Bukankah disana ada kesempatan memperbaiki interaksi dengan Rabb
semesta alam, dengan kembali berpegang teguh pada konsep syariat dan
peraturan-Nya ?
Hai orang-orang muslim, sadarlah! Kita
tidak akan mendapatkan tempat mulia di antara umat-umat yang ada sekarang
dengan cara hidup yang sudah terbalik dari ketentuan Allah SWT. Kita tidak akan
mendapatkan tempat di antara orang-orang mukmin di akhirat nanti dengan
menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban terhadap Allah SWT.
Jelas, begadang malam bukanlah satu-satunya
penyebab musibah yang menimpa kita. Dia hanyalah salah satu akibat, sekaligus
menjadi penyebab dari perubahan kondisi dan hilangnya gaya hidup, serta
kekeliruan pemahaman.
Rasulullah saw sebagai pembimbing yang
agung telah mengajari kita dan seluruh umat agar tidur lebih awal semampu
mungkin. Agar kita mampu memanfaatkan waktu malam dan siang dengan baik. Diriwayatkan
Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Barzah ra bahwa Rasulullah saw tidak suka
tidur sebelum Isya' (supaya tidak ketinggalan Shalat Isya'), dan tidak suka
ngobrol sesudahnya.
Tidak ada pembicaraan setelah Isya',
kecuali karena kebutuhan yang jelas dan kemaslahatan yang tidak bisa
ditangguhkan lagi. Bila memang ada kepentingan yang mendesak setelah Isya',
dilakukan dalam tempo yang sangat singkat. Demikian, Islam adalah
metode yang begitu sempurna. Tidak ada celah untuk memberikan tambahan pada
ajaran Islam ini pada semua sisinya, apalagi dengan standar keinginan hawa
nafsu.
Islam merupakan satu rangkaian. Kalau Anda
mengambilnya secara keseluruhan tentu akan bermanfaat bagi Anda baik di dunia
maupun di akhirat. Namun apabila Anda memilah-milah sesuai dengan keinginan
hawa nafsu Anda, dia tidak akan memberi manfaat, baik di dunia maupun di
akhirat. "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang
lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (QS.Al-An'am ; 153).
9. Tidur Seperti Rasulullah
Selayaknya Anda mengikuti cara tidur
Rasulullah saw, kemudian mengamalkan do'a yang biasa dibaca sebelum tidur.
Sunnah-sunnah tidur ada di kitab-kitab hadits dan banyak sekali jumlahnya.
Diantaranya adalah :
a. Berwudhu sebelum tidur (tidur dalam
keadaan suci).
b. Tidur dengan menghadap ke kanan.
c. membaca do'a sebelum tidur.
Sebagai contoh seperti berikut ini, Diriwayatkan dari
Al-Barra' bin Azib ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Apabila kamu hendak
berbaring maka berwudhulah sebagaimana kamu wudhu untuk Shalat, kemudian
berbaringlah kesebelah kanan, lalu ucapkan :"Ya Allah ku serahkan wajahku
pada-Mu, dan aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku sandarkan punggungku
pada-Mu baik dengan suka rela, maupun dengan terpaksa. Tidak ada tempat kembali
dan perlindungan kecuali dari-Mu. Ya Allah, hamba beriman kepada Kitab-Mu yang
Engkau turunkan pada Nabi-Mu yang telah Engkau utus". Kalau kamu
meninggal malam itu, maka kamu meninggal dalam keadaan suci. Dan, jadikanlah
do'a tadi sebagai ucapan terakhir yang engkau ucapkan. (HR.Al-Bukhari)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sebuah
hadits panjang tentang kisah Abu Hurairah ra dengan setan. Dikisahkan bahwa Abu
Hurairah mampu menguasainya, lalu setan menunjukan bagaimana agar manusia dapat
menundukan setan. Rasulullah membenarkannya, seraya berkata kepada Abu Hurairah
: "Dia percaya padamu sedangkan dia sendiri adalah pembohong".
Cara yang dimaksud adalah dengan membaca
Ayat Kursi, salah satu bagian dari Surat Al-Baqarah (Ayat 255), sebelum tidur.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, "(dengan Ayat Kursi tersebut) Allah
akan menjagamu, dan setan tidak akan menghampirimu sampai subuh."
(HR.Al-Bukhari).
Ini adalah permasalahan penting. Setan
sangat berperan untuk menghalangi Shalat Subuh. Ia selalu mengharap Anda tetap
berada di atas tempat tidur, sehingga Anda enggan untuk Shalat malam maupun
Shalat Subuh. Dengan membaca Ayat Kursi, setan tidak akan menghampiri, dan
Insya Allah akan memudahkan Anda bangun.
Diriwayatkan dari Imam Al-Bukhari dan Imam
Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw bersabda, "Apabila seorang
diantara kalian ingin beristirahat di tempat tidurnya hendaklah ia mengibaskan
tilamnya dari dalam sepreinya, karena dirinya tidak tahu apa yang ada di
dalamnya, kemudian membaca, 'Dengan menyebut namamu wahai Rabbku, aku merebahkan tubuhku, dan
denganmu aku bangun. Jika engkau mencabut nyawaku maka rahmatilah, dan jika
engkau mengembalikanya, maka periharalah ia sebagaimana Engkau memelihara
hamba-hamba-Mu yang shalih'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ust. Muhammad Eksan
Posting Komentar