قال محمد
بن الحسن -صاحب أبي حنيفة- رحمهما الله: أخبرنا أبو حنيفة عن الهيثم عن ابن عمر رضي
الله عنهما: أنه كان يقبض على لحيته ثم يقص ما تحت القبضة. قال محمد: وبه نأخذ, وهو
قول أبي حنيفة. (الآثار 900، العناية شرح الهداية 3/308)ـ
Muhammad ibnul Hasan mengatakan: Imam Abu
Hanifah mengabarkan kepada kami, dari al-Haitsam, dari Ibnu Umar r.a.:
Sesungguhnya dia (Ibnu Umar) dulu memegang jenggotnya, lalu memangkas yang di
bawah genggamannya. Muhammad (ibnul Hasan) mengatakan: Dengannya kami
berpendapat, dan inilah pendapatnya (Imam) Abu Hanifah. (al-Atsar 900,
al-Inayah Syarhul Hidayah 3/308)
2. Imam Malik
قيل لمالك:
فإذا طالت جدا فإن من اللحى ما تطول؟! قال: أرى أن يؤخذ منها وتقصَر… وروى عبيد الله بن عمر عن نافع أن بن عمر كان إذا قصر من لحيته في حج أو
عمرة يقبض عليها ويأخذ من طرفها ما خرج من القبضة (الاستذكار 27/65)ـ
Imam Malik pernah ditanya: “Bagaimana
jika jenggot itu panjang sekali, karena ada jenggot yang bisa panjang
(sekali)?!”
Imam Malik menjawab: “Aku berpendapat untuk diambil dan dipendekkan sebagiannya… dan Imam
malik meriwayatkan dari Ubaidulloh bin Umar, dari Nafi’: bahwa sesungguhnya Ibnu Umar
dahulu jika memendekkan jenggotnya saat haji atau umroh, ia memegang
jenggotnya, dan memotong yang keluar dari genggamannya. (Al Istidzkar 27/65)
قال أبو
عمر: قد صح عن بن عمر ما ذكرناه عنه في الأخذ من اللحية وهو الذي روى عن النبي صلى
الله عليه وسلم أنه أمر بإحفاء الشوارب وإعفاء اللحى وهو أعلم بما روى (الاستذكار
27/66)ـ
Abu Umar (Ibnu Abdil Barr) mengatakan:
Telah (datang dengan sanad yang) shohih dari Ibnu Umar tentang (bolehnya)
mengambil sebagian dari jenggot, dan dia juga yang meriwayatkan dari Nabi
-shollallohu alaihi wasallam- bahwa beliau memerintah untuk menyukur tipis
kumis dan memanjangkan jenggot, dan (tentunya) dia lebih tahu dengan apa yang
diriwayatkannya. (Al Istidzkar 27/66)
3. Imam Syafi’i
قال المزني:
ما رأيت أحسن وجها من الشافعي رحمه الله, وكان ربما قبض على لحيته فلا يفضل عن قبضته.
(سير أعلام النبلاء 10/11)ـ
Al-Muzani mengatakan: Aku tidak melihat ada
orang yang lebih tampan wajahnya dari Imam Syafi’i –rohimahulloh-, dan terkadang ia
mengenggam jenggotnya, lalu ia tidak menambah lebih dari genggamannya. (Siyaru
A’lamin Nubala’ 10/11)
4. Imam Ahmad
عن إسحاق
بن هانئ قال: سألت أحمد عن الرجل يأخذ من عارضيه؟ قال: يأخذ من اللحية ما فضل عن القبضة.
قلت: فحديث النبي صلى الله عليه وسلم “أحفوا الشوارب وأعفوا اللحى”؟ قال: يأخذ من طولها, ومن تحت حلقه. ورأيت أبا عبد الله يأخذ من طولها
ومن تحت حلقه. (كتاب الترجل من كتاب الجامع 113-114)ـ
Ishaq bin Hani’ mengatakan: Aku telah bertanya
kepada (Imam) Ahmad, tentang orang yang mengambil sebagian dari sisi
jenggotnya?
Beliau menjawab: “Boleh baginya mengambil sebagian dari jenggotnya, apa yang melebihi
genggamannya”.
Aku bertanya lagi: Lalu bagaimana dengan hadits Nabi -shollallohu
alaihi wasallam- yang berbunyi: “Potong tipislah kumis, dan biarkan jenggot apa adanya!”.
Beliau
menjawab: “Boleh baginya mengambil dari panjangnya dan dari bawah langit-langit
mulutnya”.
(Ishaq mengatakan:) Dan aku telah melihat (sendiri) Abu Abdillah
(yakni Imam Ahmad) mengambil jenggotnya dari sisi panjangnya dan dari bawah
langit-langit mulutnya. (Kitabut Tarojjul dari Kitabul Jami’ 113-114)
Dari uraian tersebut, maka jenggot dipelihara tidak terlalu panjang (sebatas genggaman tangan) dan selalu dirapikan.
Dari uraian tersebut, maka jenggot dipelihara tidak terlalu panjang (sebatas genggaman tangan) dan selalu dirapikan.
Ust. Yulizon Bachtiar Armansyah (Ust. Zon)
Posting Komentar