“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam”
Segala puji dan pemuliaan yang menghimpun
segala pujian dan pengharagaan yang lahir dari bahasa semua entitas semesta
yang selalu bertawajuh kepada Penciptanya dengan ketaatan yang mengakui
penghargaannya dengan cara bersyukur kepada Pemberi nikmat, baik melalui gerak
maupun kata-kata, sejak azali, abadi, secara khusus dan ajek hanya untuk Allah,
Dzat yang Menghimpun semua asma dan sifat yang melahirkan dan memelihara alam
semesta seluruhnya karena Dia adalah Rabb semesta alam, yang jika saja
pemeliharaan dan pelestaran Dia terhadap alam semesta hilang meski sesaat,
niscaya alam semesta akan musnah sekaligus.
ﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
“Maha Pengasih dan Maha Penyayang”
“Ar-Rahman (Maha Pengasih) yang Maha
Memulai dan Maha Mencipta kehidupan dunia dengan merentangkan bayang-bayang
asma-Nya yang baik dan sifat-Nya yang luhur di atas mir’ah al-‘adam yang
darinya terlukis alam semesta dan segenap bagiannya; baik yang tampak maupun
yang gaib; baik yang awal maupun yang akhir; serta segenap bagiannya tanpa
terkecuali. Ar-Rahim (Maha Penyayang), yaitu Dzat yang berjanji kepada segala
sesuatu atas kembangkitan kembali setelah langit ketinggian dan bumi kerendahan
digulung kembali ke titik permulaan dan akhirnya (Allah) karena Dia adalah,
ﻣٰﻠِﻚِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
“Penguasa Hari Pembalasan”
Dia adalah Penguasa Hari Pembalasan dan
ganjaran, yang menurut syariat disebut dengan istilah Hari Kimat atau
al-Thâmmah al-Kubrâ. Pada hari inilah seluruh bumi dan langit akan hancur untuk
kemudian semua catatan dari awal sampai akhir di bumi akan digulung. Pada hari ini semua pandangan dan pikiran
lenyap. Segala hijab dan tirai penghalang tersingkap. Semua entitas selain
Allah akan sirna. Yang ada hanyalah Allah yang Mahaesa dan Maha Penakluk.
Ketika hamba telah sampai pada maqam dan
tujuan ini, serta menyerahkan segala urusan kepada Allah, maka ia berhak selalu
bersama Rabb-nya sebagai penyempurna martabat ubudiyah, sehingga tidak ada lagi
khitab yang menjelaskan antara “aku dan kamu” dan tersingkap huruf “ghain” dan
“’ain”. Pada saat itulah ucapan hamba akan selaras dengan bahasa tindakannya,
ﺍِﻳَّﺎﻙَ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﻭَﺍِﻳَّﺎﻙَ ﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻦُ
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya
kepada-Mu kami memohon pertolongan.
Ini adalah kesaksian bahwa hanya kepada-Mu,
Ya Allah, bukan kepada selain Engkau. Karena tidak ada yang lain bersama-Mu di
alam wujud-Mu kami menyembah, bertawajuh dan menempuh suluk secara hina dan
tunduk. Karena tidak ada sesembahan yang kami miliki selain Engkau, sebagaimana
tidak ada tujuan selain hanya kepada-Mu dan hanya kepada-Mu kami memohon
pertolongan. Maksudnya, kami tidak memohon pertolongan dan kemampuan untuk
menyembah-Mu, kecuali hanya pada-Mu, karena tidak ada tempat kami kembali
selain Engkau.
ﺍِﮬْﺪِﻧَﺎ ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻁَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَـﻘِﻴْﻢَ
ﺻِﺮَﺍﻁَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍَﻧْﻌَﻤْﺖَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ۹ ﻏَﻴْﺮِ
ﺍﻟْﻤَﻐْﻀُﻮْﺏِ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟﻀَّﺎۗﻟِّﻴْﻦَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Ya Allah, tunjukilah kami dengan
kelembutan-Mu, jalan yang lurus, yang dapat menghantarkan kami kepada puncak
tauhid-Mu, yakni jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka,
dari kalangan para nabi, shiddiqun, syuhada, dan orang-orang saleh, yang
menjadi teman-teman terbaik.
Bukan orang-orang yang Engkau murkai, yaitu
orang-orang yang ragu dan lari dari jalan kebenaran yang terang, karena
mengikuti akal yang penuh dengan ilusi. Dan bukan orang-orang yang sesat,
disebabkan fatamorgana dunia yang hina dan godaan setan yang menyimpang dari
jalan kebenaran dan hujah yang meyakinkan. Âmin... kami berharap ijabah dari-Mu
wahai Dzat yang paling penyayang di antara para penyayang.
Kitab Tafsir Al Jailani
Posting Komentar