Bersedekah
adalah aktivitas ibadah nan mulia, namun disadari atau tidak sering dilupakan
oleh sebagian orang. Kadangkala, saat kita sedang dalam keadaan berlimpah
materi, ada saja kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedangkan dalam keadaan sempit,
maka shadaqah pun terasa sulit. Bagaimana bersedekah, sedang kebutuhan saja
kian membelit? Akibatnya, hati kian sempit, dan merajalelalah sifat pelit.
Naudzubillah.
Banyak orang berkata, sedekah tidak akan menjadikan si pemberi pelit. Ungkapan
itu ada benarnya. Namun, setiap orang memiliki persepsi masing-masing
tentang hakikat sedekah mengingat makna shadaqah itu sendiri luas.
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kepada saudara muslim itu sedekah.” Ada pula
yang memaknai sedekah bukan dari segi senyuman, namun pemberian--yakni mereka
yang membiasakan dirinya untuk bersedekah dalam keadaan apapun-- baik dalam
keadaan lapang maupun sempit. Ada yang kalau sedang lapang saja mau memberi,
namun kala sempit ia nyaris mengesampingkan sedekah. Atau ada pula yang sama
sekali enggan bersedekah.
Dalam Qs Ali Imran, Allah berfirman, ''Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 133-134).
Allah telah berjanji--bagi siapapun hamba-Nya, lelaki maupun perempuan beriman,
dalam keadaan lapang maupun sempit, tulus ikhlas, tidak ada unsur pamer dalam
memberi, Allah akan melipatgandakannya sesuai dengan kehendak Allah, Sang Maha
Meluaskan dan Menyempitkan Rezeki.
''Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (Al-Baqarah: 245)
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Sedekah yang
bagaimana yang paling besar pahalanya ? ” Nabi SAW menjawab, “ Saat kamu
bersedekah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi kekurangan. Jangan ditunda
sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk
Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
Rasulullah menganjurkan kita untuk senantiasa membudidayakan sedekah dalam
kehidupan sehari-hari. Apalagi dalam keadaan kaya, ada amanat yang harus
ditunaikan. Jika dalam keadaan kaya, itu adalah ujian dari Allah sebab Allah
ingin melihat apakah hamba-Nya mampu mengolah apa yang Allah titipkan melalui
sedekah. Sedangkan orang dalam keadaan sempit, itu pun cobaan dari Allah--sebab
Allah ingin melihat apakah ia tetap berbagi meski dalam keadaan sulit materi.
Ina Febriani
Posting Komentar