Sanad merupakan
runtutan mengalirnya pertanggung jawaban. Sanad hafalan adalah runtutan
petanggung jawaban atas bacaan dan nash qur’an yang anda hafal.
Semakin kuat sanadnya maka akan semakin terpercaya juga hafalan qur’an
anda. Di Kudus sanad sangat jelas dan masyhur.
Mbah Kyai Arwani adalah orang
yang akan menjadi jalan bagi seluruh hafalan quran santri Kudus untuk sampai
kepada Rasulullah SAW. Jadi tak jarang banyak hafidz yang sudah hatam dan lancar
masih meluangkan waktunya untuk mengambil sanad di Kudus ini.
Tapi itu tidak
mudah, mereka harus belajar dulu Makhroj Madzhab Kudus seperti yang saya katakan
tadi. Bagi mereka yang memang menghafal di sini, khatam setoran, sanad akan
otomatis didapat. Begitu kata senior senior saya di Kudus.
6. Biaya
Di samping kualitas
kualitas yang telah saya sebutkan di atas, biaya hidup dikota ini juga tidaklah
mahal. Bahkan bisa dikatakan sangat bersahabat untuk ukuran kantong santri
santri perantauan seperti saya ini.
Untuk masalah makan, dengan minimal uang
sebesar 70rb kalian sudah bisa makan dua kali sehari selama satu bulan. Ada
juga warung yang menyediakan kost 100rb untuk sekali makan dalam sehari, tapi
dengan porsi yang lebih banyak (nasi nyentong dibi’)
dan menu yang lebih beragam.
Untuk biaya pesantren (pesantren saya khususnya)
biaya pertama kali masuk adalah sebesar 240 ribu bonus seragam pesantren. Biaya
syahriahnya tiap bulan adalah sebesar 15rbu. Harga yang sangat bersahabat bagi
orang kota pensiun ekonomi menengah ke bawah (sebutan untuk kota Bondowoso).
Jadi, masalah biaya hidup jangan khawatir. Tapi ada juga pesantren yang
berbiaya mahal.
7. Kemasyhuran
Entah kapan saya pernah mengatakan bahwa Kudus memang masyhur dan terpercaya dalam
masalah menghasilkan huffadz yang berkualitas di kalangan para kyai dan ulama
sepuh. Disamping memang dipenuhi oleh pesantren pesantren tahfidz, sosok Mbah Arwani dan sesepuh lainnya seperti Mbah Sya’roni Ahmadi juga
menjadi jaminan kudus sebagai kota huffadz.
Dengan kemasyhuran semacam ini,
para alumninya tentu juga akan mendapatkan semacam keuntungan. Contoh, ketika
dua orang hafidz melamar seorang wanita, lalu mereka ditanya menghafal qur’annya
dimana. Yang satu menjawab di kota anu dan satunya lagi menjawab di kudus,
tentu 100% saya yakin bahwa yang akan diterima lamarannya adalah yang alumni
kudus. Meskipun sebenarnya yang alumni kudus kalah lancar dibandingkan yang
satunya, hehehe. Itulah salah satu misal jaminan dan keuntungan
menghafal di kudus.
Penulis adalah seorang yang pernah nyantri di Kudus, di
tulis di Kota Bondowoso dan di muat ulang di ISK Kudus

Posting Komentar