“Pahamilah firman Allah, ‘Yaitu di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat,”(QS Asy-Syu’ara [26]: 88-89).
Kalbu yang sehat adalah yang hanya bergantung kepada
Allah.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya engkau datang kepada Kami
sendiri-sendiri seperti pertama kali Kami ciptakan. Lalu, Kami tinggalkan di
belakangmu (di dunia) ini seperti apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.’
Dapat dipahami bahwa engkau baru bisa datang kepada Allah
dan sampai kepada-Nya jika engkau sendirian tanpa apa pun selain Dia.
Allah SWT
berfirman, “Bukankah Dia mendatangimu sebagai yatim, lalu Dia memberikan
perlindungan?” (QS Ad-Duha [93]: 6).
Maksudnya, Allah akan melindungimu jika
engkau benar-benar yatim dari segala sesuatu selain Dia.
Nabi SAW bersabda, “Allah ganjil (tunggal), senang pada yang
ganjil.” (HR At-Tirmidzi).
Artinya, Dia menyukai dan menyenangi hati yang tidak
menerima dualisme. Hati itu hanya untuk Allah.
Dengan pertolongan Allah, orang
yang berada di hadapan-Nya dan mendapat curahan nikmat-Nya dapat memahami.
Maka, bagaimana mungkin mereka akan bersandar kepada selain Dia, sementara
mereka telah menyaksikan wujud keesaan-Nya?!”
Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Taj Al-‘Arus
Posting Komentar