Riwayat
lainnya bahwa Khubaib ra ketika ditangkap oleh Bani Harits , (dalam riwayat yang
panjang), bahwa Putri dari Al Harits berkata : Tak pernah kulihat tawanan pun yang
lebih baik dari Khubaib (ra), sungguh telah kusaksikan ia makan buah anggur
sedangkan di Makkah saat itu tak ada sama sekali buah buahan, dan ia didalam
penjara Besi, dan itu adalah Rizki yang diberikan oleh Allah SWT (Shahih
Bukhari Bab Jihad wassayr)
Riwayat
lainnya bahwa seorang dari penduduk Kuufah mengadukan kepada Khalifah Umar ra
tentang Sa’ad bin Abi Waqqash ra, maka diutuslah bersamanya seorang pengintai yang
bertanya tentang Sa’ad di Kufah, maka ia berkeliling di masjid Kufah dan tak
ada yang menyaksikan kecuali kebaikan Sa’ad ra, maka berkatalah seorang lelaki yang
dikenal dengan nama Aba Sa’dah: Jika kau bertanya pada kami maka sungguh Sa’ad
(ra) tidak membagi dengan adil, dan banyak lagi fitnahnya pada Sa’ad ra, maka
berkatalah Sa’ad (ra) “Wahai Allah jika ia dusta maka panjangkan usianya, dan
panjangkan kemiskinannya, dan munculkan atasnya fitnah-fitnah”. Maka berkata
Ibn Umair ra kulihat ia tua renta hingga kedua alisnya sudah hampir menutup
kedua matanya karena sangat tua, dan sangat miskin, dan mengejar-ngejar para
wanita di jalanan seraya memegang megangnya, jika ditanya padanya : Kenapa kau
berbuat ini??, ia menjawab : Aku adalah si tua renta yang terkena fitnah karena
doa Sa’ad (ra). ( Shahih Bukhari Bab Adzan)
Berkata Imam
Al Khazin: telah diriwayatkan dari Abu Sa’id Alkhudri ra Sungguh Rasulullah SAW bersabda: “hati-hatilah pada firasat orang mukmin, sungguh (firasat) dia
itu melihat dengan Cahaya Allah” (diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya
Attaarikh, dan Ibn Jarir, Ibn Hatim, Ibn Sunniy, Abu Nu’aim, dan diriwayatkan
pula oleh Imam Attirmidziy dan Imam Attabrani, dan diriwayatkan pula oleh Ibn
Jarir dari Ibn Umar ra)
Dan pada
para ulama dan para pemilik anugerah, bahwa pada firasat mereka teriwayatkan dengan
kabar dan riwayat yang masyhur, diantaranya dikatakan oleh Al hafidh pada
kitabnya “Tawaali Atta’sis” berkata Assaajiy, berkata padaku Abu Dawud, berkata
kepadaku Qutaybah, berkata pada Abdu Hamiid, aku keluar bersama Imam Syafii
dari Makkah, maka kami bertemu seorang lelaki di Abtah, maka kukatakan pada
Imam Syafii: “Tebak keberadaan lelaki itu..?”, maka berkata Imam Syafii : “Dia
itu tukang kayu, atau penjahit!”, maka kutanya pada lelaki itu seraya berkata:
“Dulu aku tukang kayu dan sekarang penjahit”.
Diriwayatkan
pula oleh Al Hakim dari riwayat lain, dari Qutaybah berkata: “Kulihat Muhammad
bin Al Hasan dan Imam Syafii duduk berdua di teras Ka’bah, maka lewatlah seorang
lelaki, maka berkatalah salah satu dari mereka: “kemarilah kami akan menebak
pekerjaanmu, maka berkata salah satu dari mereka (Muhammad bin Alhasan dan Imam
Syafii) engkau adalah Penjahit!, dan berkata yang lainnya : Engkau adalah
tukang kayu!, maka berkata orang itu : “dulu aku penjahit dan sekarang tukang
kayu”.
Berkata Al Hafidh : sanad kedua riwayat diatas shahih. (Tuhfatul ahwadziy bisyarh Jami Tirmidziy Bab : Min Suuratil Hijr Juz 8 /556)
Diriwayatkan
berkenaan syarh hadits firasah, bahwa Ustman bin Affan ra dikunjungi beberapa
sahabatnya, dan diantara mereka memandang pada seorang wanita, maka berkata
Utsman bin Affan ra: “salah satu dari kalian masuk ke rumahku dengan mata yang
berzina!”, maka berkatalah seorang dari mereka dengan kagetnya : “Apakah ada
wahyu setelah Rasulullah...?” (maksudnya pembicaraan yang membuka masalah gaib
dan tersembunyi/kasyaf), maka berkata Utsman bin Affan ra: “Bukan wahyu, namun
firasat yang benar!”. (Syarh Musnad Abi Hanifah juz 1 /566).
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar