Misalnya si Fulan mempunyai khuluq dan khalq yang indah -yakni indah
lahir dan batin. Yang dimaksud dengan khalq adalah bentuk lahir, yang dimaksud
dengan khuluq adalah bentuk batin. Karena manusia terdiri dari tubuh yang dapat
dilihat dengan mata lahir dan ruh yang dapat dilihat dengan mata batin.
Keduanya mempunyai rupa dan bentuk baik jelek maupun indah. Ruh yang dapat
dilihat dengan mata batin memiliki kemampuan yang lebih besar dari tubuh yang
dapat dilihat dengan mata lahir. Karena itulah Allah memuliakan ruh dengan
menisbahkan kepada diri-Nya.
Firman Allah ta’ala yang artinya
‘Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Aku
menjadikan manusia dan’ tanah. Maka apabila telah kusempurna kan kejadiannya
dan kutiupkan kepadanya ruhku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya.’ (QS. Shaad [38]:71-72).
Allah menunjukkan bahwa jasad berasal dari tanah dan ruh
dari Tuhan semesta alam. (Ihya Ulum Al-Din, 3:58).
Khuluq -dalam bahasa Arab- berarti akhlak. Ruh kita menjadi
indah dengan akhlak yang baik dan menjadi buruk dengan akhlak yang buruk.
Dalam
teori akhlak dari Al-Ghazali, orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, akan
memiliki ruh yang berbentuk babi; orang yang pendengki dan pendendam akan
memiliki ruh yang berbentuk binatang buas; orang yang selalu mencari dalih buat
membenarkan kemaksiatannya akan mempunyai ruh yang berbentuk setan (monster)
dan seterusnya.
Oleh karenanya untuk memperindah bentuk ruh kita, kita harus
melatihkan akhlak yang baik. Meningkatkan kualitas spiritual, berarti
memperindah akhlak kita. Kita dapat simpulkan dari doa ketika bercermin.
“Allahumma kama ahsanta khalqi fa hassin khuluqi.’ (Ya Allah, sebagaimana
Engkau indahkan tubuhku, indahkan juga akhlakku)
Begitupula ketika manusia menghadapi sakratul maut
mengucapkan kalimat tauhid maupun ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar
dan Nakir ketika di alam kubur bukanlah berdasarkan "hafalan" namun
peran amal kebaikan dalam membentuk ruh atau jiwa (an nafs).
Ust. Yulizon Armansyah
Posting Komentar