Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Kamu Bisa Saja Mati Hari Ini

Kamu Bisa Saja Mati Hari Ini

“Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” (Kata Bijak)

Pada tahun 2009 saya mengalami musibah selama bekerja di perantauan. Saya terkena suatu kasus kesehatan yang memerlukan perawatan operasi. Karena rumah sakit di tempat saya bekerja tidak bisa mengatasi musibah yang kualami, maka saya ‘terpaksa’ diungsikan ke kota lain yang jaraknya sekitar 440 km jauhnya. Untung saja, Allah masih memberikan kemudahan. Saya berangkat ke kota tersebut dengan naik pesawat satu-satunya yang mempunyai rute penerbangan ke kota lain tersebut.

Ketika saya dirawat di rumah sakit tersebut, saya mengalami pencerahan tentang kehidupan Pencerahan tersebut adalah manusia akan mati dengan berbagai cara yang berbeda. Saya yang masih lemah terbaring, melihat beberapa dari hamba Allah menghadapi kematiannya dengan berbagai cara. Benarlah kata orang bijak, kematian adalah pengingat bagi kita semua.

Kematian yang paling saya ingat adalah kematian seorang pasien yang harus menghadapi rasa sakit sebelum beliau harus menghadapi takdirnya. Konon, beliau kena penyakit ginjal. Semalaman beliau merintih dalam penderitaan yang hanya beliau tahu. Dari tempat saya dirawat, saya mendengar suara beliau yang mirip dengan orang yang tersedak. Dan itu terjadi dalam keadaan beliau tidak sadarkan diri hampir semalaman.

Glek! Memikirkan hal itu saja sekarang membuat saya merasa bersyukur diberikan nikmat kesehatan yang saya rasakan hari ini.

Kematian yang kedua yang paling saya ingat, adalah seseorang yang berada di samping tempat tidur saya dirawat. Beliau datang tanpa sadar, dan sampai menjelang ajalnya pun beliau tetap terlihat tidak sadarkan diri. Saya masih teringat bagaimana keluarga beliau ramai-ramai membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an sementara beliau sendiri terlihat seperti tertidur pulas. Dan akhirnya alam beliau pun sudah lain dengan alam yang kita miliki sekarang.

Allah pun mencabut nyawa salah seorang hamba-Nya lagi hari itu. Paling tidak (seingat saya), ada tujuh kematian yang saya saksikan waktu itu.

Saya juga teringat ketika nenek saya meninggal di samping saya beberapa tahun lalu. Teringat ketika beliau masih hidup, banyak hal yang mengharukan terjadi. Terkadang ketika beliau sedang asyik berdzikir di sore hari, saya duduk di samping beliau. Atau ketika saya membuat beberapa kesalahan terhadap beliau, saya bahkan belum sempat meminta maaf.

Kematian memisahkan alam kita dengan orang yang kita sayangi! Tapi doa tidak. Maka doakanlah mereka yang telah mendahului kita menuju RahmatNya.

Kematian, mungkin adalah hal yang paling sering dihindari dari pembicaraan orang, tapi itu adalah sesuatu yang pasti. Tidak ada makhluk yang tidak mati, itu pasti!

Tapi kebanyakan orang, tidak ingin memikirkan kematian. Karena kematian itu bersifat menakutkan dan kebanyakan orang belum siap dengan kematian.

Padahal memikirkan kematian adalah hal yang berguna. Kematian itu mengingatkan kita bahwa hidup kita itu terbatas, sangat terbatas. Dengan memikirkan betapa terbatasnya waktu kita setidaknya kita bisa lebih belajar menerima hidup.

Kamu bisa saja mati hari ini! Dan waktu kita terbatas. Jangan menyia-nyiakan hidupmu dalam ketidakbahagiaan dan penyesalan. Kamu tentu tidak ingin mati dalam keadaan tidak bersyukur bukan? Allah tidak suka dengan hal tersebut.

Kamu bisa saja mati hari ini! Masalah-masalah yang akan kita alami sekarang adalah hal yang kecil dibandingkan apa yang akan kita alami setelah kematian. Baik itu masalah uang, masalah pekerjaan, atasan yang marah, kerjaan yang tidak menyenangkan, musuh yang memfitnah kamu dan lain sebagainya, itu tidak menjadi penting lagi setelah kita mati.

Sakit hati karena orang yang kamu sayangi? Mereka bahkan mungkin akan melupakan kamu ketika kamu mati, dan di saat itu kamu harus menghadapi sendiri gelapnya alam kubur, dan hanya amal pahala yang menjadi bekal kita saat itu. Mereka mungkin menangis sejenak untuk kamu, tapi yakin deh, setelah kamu mati mereka mungkin menemukan kebahagiaan mereka, dan tertawa tanpa pernah memikirkan kamu lagi.

Orang berkata kamu bodoh, kamu jelek, kamu tidak cool, tidak gaul? Allah tidak peduli dengan hal-hal sepele seperti itu, yang menjadi bekal kamu ketika kamu mati, bukan karena kamu pintar, cantik, cool, gaul, tapi bekal kamu itu seberapa banyak kamu shalat, seberapa banyak kamu ngaji, seberapa banyak kamu beribadah, seberapa banyak kamu menghormati orang tua dan guru-guru kamu dengan niat karena Allah semata.

Semua orang akan mati, miskin, kaya, punya jabatan, tidak punya jabatan, pegawai rendahan seperti saya bahkan pegawai tingkat tinggi sekalipun. Tiada yang perlu disombongkan dalam kehidupan ini, karena semua ini hanya titipan. Sewaktu-waktu Allah bisa mencabut titipan itu dan saat itu kita termangu, betapa banyak waktu yang kita buang dan sia-siakan dengan membanggakan apa yang sebenarnya bukan milik kita.

Kamu, bekal yang kamu persiapkan setelah kematian, dan kehidupan kamu sendiri adalah hal yang terpenting saat ini. Selalulah mengingat kematian, agar kita dapat mengerti betapa berharganya kehidupan ini.


Andi Zulfikar
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger