1. berpendapat bahwa suatu amalan tersebut adalah dari Allah
ta'ala,
hal ini perlu dilakukan agar tidak timbul sifat ujub`(merasa
timbulnya suatu amalan dari diri sendiri)
2. amalan dilakukan dengan mengharap ridhlo Allah, hal ini
perlu dilakukan utk mengekang hawa nafsu.
3. mengharapkan pahala amalan dari Allah ta'ala, hal ini perlu dilakukan utk menghindari sifat tamak
(mengharap kepada makhluk) dan sifat riya' (pamer)
Dengan ke tiga hal itulah amalan kebaikan menjadi ikhlas.
Perkataan syeh Syaqiq " berpendapat bahwa suatu amalan tersebut
adalah dari Allah ta'ala " maksudnya adalah dengan mengetahui bahwa Allah
ta'ala lah yang telah menolong kita utk melakukan amalan tersebut, karena
ketika seorang hamba mengetahui bahwa dia telah ditolong oleh Allah dalam
beramal maka dia akan sibuk berdyukur dan tidak ujub dengan amalannya.
Perkataan syeh syaqiq " amalan dilakukan dengan
mengharap ridhlo Allah" maksudnya adalah melihat pada amalan tersebut,
jika amalannya karena Allah dan dalam amalan tersebut terdapat ridhlo-Nya maka
lakukanlah amalan tersebut, dan jika mengetahui bahwa dalam amalan tersebut tidak
ada ridhlo Allah maka jangan melakukannya agar tidak beramal dengan menurut
hawa nafsu karena firman Allah
" sesungguhnya hawa nafsu memerintahkan pada keburukan
"
Perkataan syeh syaqiq " mengharapkan pahala amalan dari
Allah ta'ala " maksudnya adalah amal ikhlash karena Allah ta'ala dan tidak
peduli perkataan orang-orang, sebagaimana di riwayatkan dari sebagian ulama' ahli
hikmah yang berkata :
" seyogyanya seseorang yang beramal itu mengambil adab
dari penggembala kambing "
" mengapa begitu ?" tanya seseorang.
Ulama' tersebut berkata, " karena penggembala kambing
ketika sholat di dekat kambing-kambingnya maka dia tidak mengharap pujian drai
kambing dengan sholatnya, begitu juga dengan orang yang beramal, maka
seharusnya dia tidak memperdulikan pandangan orang-orang kepadanya, jadi dia
beramal karena Allah ta'ala ketika berada bersama manusia dan ketika sendirian
di rumahnya, serta tidak mencrari pujian dari manusia. "
Sebagian ulama' berkata, " suatu amalan membutuhkan 4 hal agar selamat :
1. butuh ilmu sebelum memulainya, karena amalan tidak patut
tanpa ilmu, jika beramal tanpa ilmu maka keburukannya lebih banyak daripada
kebaikannya.
2. membutuhkan niat pada pemulaannya, karena amalan tidak
baik kecuali dengan niat sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam
" sesunguhnya amalan tergantung niatnya, dan setiap orang hanya
mendapatkan apa yang diniatkannya "
3. membutuhkan kesabaran ketika beramal, yaitu bersabar
hingga dia melaksanakan amalannya dengan tenang dan tuma'ninah.
4. membutuhkan keikhlasan setelah selesai melaksanakan
amalanya, karena amalan tidak diterima tanpa adanya keikhlasan , jadi ketika
engku beramal dengan ikhlash maka Allah ta'ala menerima amalan darimu dan hati
para hamba menghadap kepadamu ."
Diriwayatkan dari Harom bin Hayyan bahwa beliau berkata, " tidaklah seorang hamba menghadap kepada Allah ta'ala
dengan hatinya kecuali Allah ta'ala akan menghadapkan kepadanya dengan hati
keimanan , hingga memberinya rizki kecintaan dan kasih sayang mereka "
Sumber: Kitab Tambihul Ghofilin
Posting Komentar