Syaikh Athiyah Shaqr, Mufti al-Azhar mengeluarkan Fatwa terkait amaliah membaca Shadaqallahul Adzim saat selesai membaca al-Quran (Fatawa al-Azhar, 8/86):
ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻰ ﻓﻲ ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺗﻔﺴﻴﺮﻩ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ ﺗﺤﺪﺙ ﻋﻦ ﺁﺩﺍﺏ ﺗﻼﻭﺓ
ﺍﻟﻘﺮﺍَﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻭﺟﻌﻞ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻋﻨﺪ ﺍﻻﻧﺘﻬﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ : ﺻﺪﻕ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺃﻭ ﺃﻳﺔ
ﻋﺒﺎﺭﺓ ﺗﺆﺩﻯ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ . ﻭﻧﺺ ﻋﺒﺎﺭﺗﻪ " ﺝ 1 ﺹ " 27 : ﻭﻣﻦ ﺣﺮﻣﺘﻪ ﺇﺫﺍ ﺍﻧﺘﻬﺖ
ﻗﺮﺍﺀﺗﻪ ﺃﻥ ﻳﺼﺪﻕ ﺭﺑﻪ ، ﻭﻳﺸﻬﺪ ﺑﺎﻟﺒﻼﻍ ﻟﺮﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Al-Qurthubi menyebutkan di Mukaddimah Tafsirnya bahwa
al-Tirmidzi menyampaikan tatakrama dalam membaca al-Quran diantaranya adalah
“Maha benar Allah”, atau redaksi lain yang semakna. Ia menjelaskan (1/27) bahwa
diantara bentuk memuliakan al-Quran jika selesai membacanya adalah menyatakan
Allah maha benar dan memberi kesaksian bahwa Rasulullah telah menyampaikan
wahyu
ﻭﺟﺎﺀ ﻓﻰ ﻓﻘﻪ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ، ﻧﺸﺮ ﺃﻭﻗﺎﻑ ﻣﺼﺮ، ﺃﻥ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻗﺎﻟﻮﺍ
: ﻟﻮ ﺗﻜﻠَّﻢ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ ﺑﺘﺴﺒﻴﺢ ﻣﺜﻞ . ﺻﺪﻕ ﺍﻟﻠّﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻋﻨﺪ ﻓﺮﺍﻍ ﺍﻟﻘﺎﺭﺉ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻻ ﺗﺒﻄﻞ
ﺻﻼﺗﻪ ﺇﺫﺍ ﻗﺼﺪ ﻣﺠﺮﺩ ﺍﻟﺜﻨﺎﺀ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻼﻭﺓ ، ﻭﺃﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻻ ﺗﺒﻄﻞ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺑﻬﺬﺍ
ﺍﻟﻘﻮﻝ
Dijelaskan dalam Fikih 4 Madzhab bahwa Ulama Hanafiyah
berkata: “Jika orang yang salat membaca Tasbih, misalnya ‘Allah maha benar’
setelah imamnya selesai membaca al-Quran, maka tidak batal jika bertujuan
memuji Allah, berdzikir atau membaca al-Quran”. Ulama Syafiiyah berkata: “Tidak
batal mengucapkan kalimat ‘Allah maha benar’ secara mutlak”
ﻓﻜﻴﻒ ﻳﺠﺮﺅ ﺃﺣﺪ ﻓﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻳﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ : ﺇﻥ ﻗﻮﻝ : ﺻﺪﻕ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ
، ﺑﻌﺪ ﺍﻻﻧﺘﻬﺎﺀ ﻣﻦ ﻗﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﺪﻋﺔ؟ ﺃﻛﺮﺭ ﺍﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻌﺠﻞ ﻓﻰ ﺇﺻﺪﺍﺭ ﺃﺣﻜﺎﻡ ﻓﻘﻬﻴﺔ
ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺘﺄﻛﺪ ﻣﻦ ﺻﺤﺘﻬﺎ ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ }: ﻭﻻ ﺗﻘﻮﻟﻮﺍ ﻟﻤﺎ ﺗﺼﻒ ﺃﻟﺴﻨﺘﻜﻢ ﺍﻟﻜﺬﺏ
ﻫﺬﺍ ﺣﻼﻝ ﻭﻫﺬﺍ ﺣﺮﺍﻡ ﻟﺘﻔﺘﺮﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﺇﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻔﺘﺮﻭﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻻ ﻳﻔﻠﺤﻮﻥ
{ ﺍﻟﻨﺨﻞ : 116
Maka bagaimana mungkin hari ini ada yang mengatakan bahwa
mengucapkan ‘Allah maha benar’ setelah membaca al-Quran adalah bid'ah? Saya
(Syaikh Athiyah) ulang-ulang mengingatkan supaya tidak tergesa-gesa dalam
mengeluarkan hukum fikih sebelum memperkuat kesahihannya. Allah berfirman: “Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara
dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah tiadalah beruntung.” (al-Nahl: 116)
Aswaja NU Center Jatim
Posting Komentar