Allah SWT berfirman, “Dan Kami lebih dekat padanya dari pada
urat lehernya sendiri.”
Allah begitu dekat dan mengetahui segala sesuatu yang
dilakukan oleh hamba-Nya.Allah mengawasi segalanya. Karena itu, muraqabah
merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Karena,
dengan muraqabah inilah seorang hamba dapat menjalankan ketaatan kepada Allah
SWT dimanapun ia berada, hingga mampu mengantarkannya pada derajat seorang
Mukmin sejati.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang merindukan
pertemuan dengan Allah, maka Allah pun akan merindukan pertemuannya dengan
diri-Nya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka
Allah pun tidak menyukai pertemuan dengannya” (HR. Bukhari).
Memiliki rasa rindu seperti ini jelas tak mudah. Sikap ini
tidak akan muncul dengan sendiri, tetapi harus dipelajari, disadari dan
diusahakan, memerlukan olah batin (riyadhah) serta dimohonkan langsung kepada
Allah melalui doa dan munajat. Sungguh, Dia-lah yang Mehendaki dan Menentukan.
Dialah yang membolak-balikkan hati.
Dan, sesorang yang bermuraqabah kepada Allah, akan memiliki
‘firasat’ yang benar. Al-Imam al-Kirmani mengatakan, “Barang siapa yang
memakmurkan dirinya secara dzahir dengan ittiba’ sunnah, secara batin dengan
muraqabah, menjaga dirinya dari syahwat, manundukkan dirinya dari keharaman,
dan membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang halal, maka firasatnya tidak
akan salah.”
Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun
kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik guna
menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan pergaulan
yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Allah SWT juga berfirman,“Kepunyaan Allah-lah segala apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang
ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah [2]: 284)
Ust. Halim Ambiya
Posting Komentar