“Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya allah memberi
balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas,” (QS an-Nuur:38)
Profesionalisme berarti melakukan semua aktivitas kehidupan dengan senantiasa
memperhatikan kualitas proses maupun hasil. Dalam Islam, profesionalisme sering
disepadankan dengan istilah al-Itqan.
Islam sangat menekankan agar rumahnya agar umatnya tak hanya berusaha menjaga
kuantitas pekerjaannya, tapi juga kualitas profesi yang ditekuninya. Bahkan
ditegaskan dalam al-Qur’an, esensi kehidupan hingga kematian seseorang tak lain
adalah menilai siapa yang paling berkualitas amal perbuatannya.
Allah Ta’ala
berfirman, “(Dia) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya,” (QS al-Mulk: 2).
Fudhail ibn Iyyadh, salah seorang ulama salaf menjelaskan, yang paling baik
amalnya adalah “yang paling tulus dan tepat dalam menunaikannya”.
Menurut Masfuk dalam bukunya Orang Jawa Miskin Orang Jawa Kaya: Cara menjadi
Miliuner (2002), kesungguhan seseorang bekerja untu meraih hasil yang baik dan
optimal dapat menempatkan orang itu sebagai profesional.
Rasululah SAW juga pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai seorang Muslim
yang bekerja dan ia mutqin (professional) dalam pekerjaannya itu,” (Muttafaq
‘alaih).
Jadi, sikap professional pada dasarnya merupakan prinsip asasi yang
harus selalu dikedepankan seorang Muslim dalam bidang pekerjaan apapun.
Untuk menjadi professional, seorang Muslim harus mempertahankan dua hal: Nilai
inti dan Tujuan inti.
Nilai inti merupakan karakter standar yang bersifat universal dan berlaku di
seluruh dunia sebagai syarat mencapai keberhasilan. Dalam istilah Islam disebut
fitrah. Sebab, secara prinsip, kita yakin bahwa Allah SWT telah menganugerahkan
berbagai sifat itu dalam setiap diri manusia. Hanya kadang, fitrah manusia
ditutupi oleh hawa nafsunya sendiri.
Ust. Muhammad Ilham Muchtar
Posting Komentar