1. Mengolok-olok ulama dan juru dakwah
Mereka menganggap
remeh dan sepele tindakan menggunjing orang lain, padahal dalam Al Quran hal
ini dimisalkan dengan memakan daging saudaranya sendiri. Para pemuda karena ketidaksenangannya
dengan adanya Ulama dan juru dakwah yang berceramah di beberapa tempat, mereka
menjadikan ulama tersebut sebagai santapan gosip yang lezat dalam setiap
majelis mereka. Ini merupakan kesalahan besar yang harus dibenahi.
Suatu kaum tidak akan pernah bersih dan tenteram, jika para
ulama dan juru dakwah tidak dihargai dan dimuliakan. Sedang yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka menganggap adanya ulama
yang berdakwah menghalangi serangkaian ‘acara maksiat’ mereka. Padahal tujuan
dakwah adalah menegakkan syariat Allah dan mencegah kemungkaran.
2. Menjauhi masjid dan
Majelis Ilmu
Ini adalah
fenomena yang tidak jarang kita saksikan, mereka lebih suka duduk di warung
kopi, kafe, trotoar jalan, klub dan yang semacamnya daripada duduk di masjid,
berdzikir dan membaca Al Quran disana. Mereka enggan menghadiri majelis taklim
sekalipun sangat dekat dengan rumahnya.
Bagaimana mungkin
seorang pemuda yang tidak pernah melakukan sholat, tidak cinta majelis ilmu dan
ulama, akan memperoleh petunjuk? Bukankah sarana hidayah Allah itu ada di
majelis ilmu, majelis dzikir dan semacamnya?.
Dan apabila generasi
muda terus-menerus dalam kelalainnya, sungguh, ini akan menjadi ancaman dan
bahaya yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat dan umat islam secara
khusus.
3. Membuka dan memamerkan aurat.
Sudah menjadi
pemandangan umum zaman sekarang, orang umum atau anak sekolah dan kuliah pun
sudah berani membuka aurat atau bahkan sengaja memamerkannya di khalayak ramai,
dengan maksud agar dilihat dan menjadi perhatian.
Kadang ada yang
memakai baju tapi seperti telanjang, terlihat lekuk dan bentuk tubuhnya, ini
tak ubahnya seperti dia tidak memakai busana sama sekali seperti binatang, ada
lagi yang terbuka pusarnya atau bahkan terlihat celana dalamnya. Lalu apa yang terjadi?. Banyak wanita
hamil sebelum nikah, banyak anak sekolah terputus pendidikannya karena harus
mengurus perutnya yang buncit.
Sebab dengan sarana
terbukanya aurat maka terbuka pula dengan lebar dan leluasa cara dan jalan
untuk melakukan perbuatan mesum dan ujungnya adalah perzinaan. Penyesalan memang
tidak pernah ada di awal perkara. Penyesalan akan menutup akhir perjalanan.
Kalau sudah menyesal, apa yang akan dikerjakan?, hanya ratapan dan tangisan.
4. Berlebihan mengidolakan kaum
kafirin
Mereka sangat
berlebihan saat berbicara tentang kehidupan dan peradaban orang kafir yang
dicintainya itu. Sementara sejarah kehidupan Nabi Muhammad dan sahabat mereka
lupakan, mereka letakkan di lemari besi mereka. Sepertinya hanya cerita konyol atau bualan saja karena dianggap
telah usang atau kolot. Tetapi sangat antusias dan semangat jika menceritakan
orang Yahudi dan Nashrani yang digandrunginya.
Generasi muda islam
lebih suka meniru mode dan gaya orang Barat daripada mode dan gaya Nabi SAW dan pengikut setianya. Model rambut, pakaian, cara berbicara,
cara makan bahkan model rumahnya pun disamakan dengan orang Barat. Mereka
anggap apapun yang datang dari barat itu suatu kemajuan dan bagus.
Seorang Yahudi yang
bernama Harry Ford berkata, “Untuk menggapai berbagai tujuan dan cita-cita
Yahudi, mereka telah menguasai dan melancarkan serangan dengan tiga perkara,
diantaranya adalah pakaian (mode)”.
Yang tak kalah hebohnya
dengan yang diatas, adalah suka mereka memanjangkan rambut hingga melampaui
batas dengan dalih mengikuti mode para bintang film idolanya yang kafir itu.
Bahkan karena ‘kegilaan’ dan kegandrungan kepada idolanya itu, tak jarang
mereka memajang foto dan gambarnya.
Jika kesalahan ini
terus dibiarkan maka akan terus menarik dan menyeret mereka kepada kesesatan
akidah dan tauhid. Karena kecintaan kepada sesuatu akan menyeret untuk tunduk
dan taat kepadanya. Sehingga kita melihat, jika mereka kedatangan idolanya itu,
semua dilupakan, sholat dan ibadah semua ditinggal demi berjumpa sang idola.
Agama dengan rela dipertaruhkan demi memuaskan nafsu.
5. Gila Televisi dan
video
Dan masih banyak lagi
kelalaian yang kita dapati dilakukan oleh para pemuda, diantaranya juga bahwa
mereka sangat ‘gila’ dengan tayangan televisi dan video, yang umumnya penuh
dengan acara yang sangat tidak mendidik bahkan menjadikan penontonnya sebagai
sasaran kebejatan yang dicontohkan dalam tayangan tersebut. Sehingga dikatakan
oleh sebagian peneliti, bahwa acara televisi telah berhasil mendidik
penontonnya baik tua atau muda dengan dua hal yakni mengajarkan masalah cinta
dunia, kekuasaan, dan mengumbar nafsu
seksual, serta mengajarkan agar menyia-nyiakan waktu dan menggunakannya pada
suatu hal yang sama sekali tidak bermanfaat.
Al Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Al
Aydrus
Posting Komentar