اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ. فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَىٰ أَنْ تَزَكَّىٰ.
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ
"Pergilah kepada Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas.
Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk
membersihkan diri? Dan kamu akan kubimbing ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu
takut kepadaNya?" (QS. an-Nazi'at ayat 17-19).
Bahkan cara ini diajarkan oleh Allah melalui wahyu kepada para
rasulNya. Ketika Nabi Musa disampaikan pengaduan dari kaumnya tentang Fir'aun
yang mengganggu mereka jauh sebelum datangnya Nabi Musa, maka jawab Nabi Musa:
اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا
ۖ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ
لِلْمُتَّقِينَ
"Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya
bumi (ini) kepunyaan Allah diperuntukkan kepada siapa yang dihendakiNya dari
hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertakwa." (QS. al-A'raf ayat 128).
Sesungguhnya perkara amar ma'ruf nahi munkar adalah kewajiban yang
penting dan agung sampai hari kiamat. Tapi bagaimana metode dan caranya?
Yakni
amar ma'ruf dengan cara yang ma'ruf dan nahi munkar pun dengan cara yang
ma'ruf. Apabila engkau memerintahkan orang lain untuk berbuat hal yang ma'ruf
(baik) maka perintahkan dengan cara yang ma'ruf. Dan apabila engkau mencegah
orang lain dari perbuatan yang mungkar maka cegahlah mereka dengan cara yang
ma'ruf, bukan mencegah kemungkaran dengan cara yang mungkar.
Ketika beberapa ulama salaf dahulu menyaksikan bagaimana masyarakat
menggosipkan Hajjaj yang banyak membunuhi dan mendzalimi ummat Islam, dengan
cara menggosip (ghibah) di belakang dan kenyataannya tidak menghasilkan
apa-apa. Maka para ulama salaf berkata, "Sesungguhnya Allah akan menuntut
apa yang dilakukan Hajjaj, sebagaimana Allah juga akan menuntut orang-orang
yang menggosipkan dan mencaci maki Hajjaj atas kedzalimannya."
Dulu di masa Hajjaj, ada sekelompok sahabat Rasulullah SAW, anak-didik
Rasulullah SAW, mereka tidak memahami makna mencegah dari kemungkaran dengan
memaki Hajjaj, atau mengeluarkan kata-kata yang tidak baik kepada Hajjaj, atau
memprovokasi massa untuk melakukan revolusi menggulingkan Hajjaj. Bukan itu
yang mereka pahami dari makna 'Nahi Munkar' tersebut. Seperti sahabat Abdullah
bin Umar RA dan para sahabat yang lain berpendirian demikian, mereka tidak ada
satupun yang mendukung Hajjaj atas kedzaliman dan kemungkaran yang dia lakukan
dan mereka juga tidak mencaci maki Hajjaj.
Siapa gerangan pemimpin dari semua manusia yang melakukan praktik amar
ma'ruf nahi munkar? Siapa pula orang yang paling mengenal takut kepada Allah?
Dan siapakah yang paling mengenal kecemburuan di dalam agama Allah?
Sesungguhnya dialah Nabi Muhammad SAW
Sebutkan, cacian apa yang pernah keluar dari lidah Rasulullah SAW yang
ditujukan kepada orang-orang musyrikin Mekkah yang dahulu pernah mengganggunya?
Cacian apa yang pernah keluar dari lidah Rasulullah terhadap orang-orang
munafik Madinah yang dahulu hidup di Madinah bersama Nabi? Pernahkah kita
mendengar cacian Nabi Muhammad SAW terhadap orang-orang Yahudi yang sering
menggugurkan perjanjian dan kesepakatan bersama terhadap ummat Islam?
Sesungguhnya Nabi SAW tidak menyibukkan diri dari hal demikian dan Nabi
SAW pun tidak berhenti untuk mengajak mereka (ke jalan Allah SWT.). Dan Nabi
Muhammad SAW mendirikan jihad terhadap orang-orang tersebut tetapi dengan
aturan dan koridor kenabian yang diatur di dalam sunnahnya. Ketika ada satu
kelompok Yahudi yang berkhianat atas suatu janji, maka yang diusir hanya satu
kelompok Yahudi itu, bukan ditimpakan atas seluruh kaum Yahudi.
Disampaikan Oleh: Habib Umar bin Hafidz dalam acara Jalsatuddu'at
Pertama di JIC (Jakarta Islamic Center) Jakarta Utara, Ahad malam Senin 15
Oktober 2017 Sumber berita: https://web.facebook.com/KumpulanFotoUlamaDanHabaib/photos/a.356613851095960.85503.347695735321105/1478097262280941
Posting Komentar