Memelihara kebersihan
merupakan ajaran Islam yang layak diperhatikan, diantaranya membersihkan diri
dengan mandi. Menurut ajaran Islam, mandi itu ada yang diwajibkan, yaitu ketika
mengalami 6 (enam) hal, diantaranya ; (1) Hubungan suami-istri (masuk kelamin).
(2) Keluar sperma. (3) Haid. (4) Nifas. (5) Melahirkan. (6) Meninggal. Di sini,
Insya Allah mengkaji haid, Nifas dan Melahirkan.
الحَيْضُ ؛ وَهُوَ دَمُ طَبِيْعَةٍ يَخْرُجُ مِنْ أَقْصَى
رَحْمِ المَرْأَةِ فىِ أَوْقاَتٍ مَخْصُوْصَةٍ وَالرَّحْمُ جِلْدَةُ داَخِلُ
الفَرْجِ ضَيْقَةُ الفَمِّ واَسِعَةُ الجَوْفِ كاَلجَرَّةِ وَفَمُّهاَ لِجِهَةِ
باَبِ الفَرْجِ يَدْخُلُ فِيْهاَ المَنِى ثُمَّ تَنْكَمِشُ أَىْ يَنْسُدُ فَمُّهاَ
فَلاَتَقْبَلُ مَنِياً آخَرَ بَعْدَ ذَلِكَ ولِهَذا جَرَّتْ عاَدَةُ اللهِ أَنْ
لاَيَخْلُقُ وَلَداً مِنْ ماَءِ رَجُلَيْنِ
Haid, yaitu darah yang tabiatnya memang
keluar dari dalam rahim wanita pada waktu-waktu tertentu. Rahim adalah kantung
di bagian dalam organ wanita, mulutnya sempit dalamnya lebar, nyaris seperti
botol. Mulutnya menghadap ke pintu vagina dan melalui kantung itulah masuknya
air mani seorang lelaki, kemudian mulut rahim itu menutup sendiri. Oleh karenanya mulut rahim tidak akan menerima air
mani yang lain, setelah menerima air mani yang pertama. Dengan demikian
berlakulah adat Allah SWT, bahwa Dia tidak menciptakan seorang anak dari air
mani dua lelaki.
وَخَرَجَ بِذَلِكَ الإِسْتِحاَضَةُ وَهِىَ دَمُّ عِلَّةٍ
يَخْرُجُ مِنْ عِرْقِ فَمِّهِ فىِ أَدْنىَ الرَّحْمِ سَواَءٌ أَخْرَجَ عَقِبَ
حَيْضٍ أَمْ لاَ سَواَءٌ قَبْلَ البُلُوْغِ أَمْ بَعْدَهُ عَلَى الأَصَحِّ مِنْ
أَنَّ دَمَّ الصَّغِيْرَةِ وَكَذاَ الآيْسَةُ يُقاَلُ لَهُ اسْتِحاَضَةٌ وَقِيْلَ
لاَتَطْلُقُ الإِسْتِحاَضَةَ إِلاَّ عَلَى دَمِ خَرَجَ عَقِبَ حَيْضٍ
Dikecualikan dari darah haid adalah
darah Istihadloh, Istihadloh adalah darah penyakit yang keluar dari salah satu
urat di dalam mulut rahim, baik keluarnya mengiringi haid atau tidak, baik
keluarnya sebelum menginjak balig atau sesudah balig. Hal ini menurut pendapat
yang soheh, dan juga termasuk Istihadloh yaitru darah dari anak perempuan yang
belum balig atau dari perempuan tua yang terputus dari haidnya, darah yang
kelurarnya di sebut Istihadloh. Dalam pendapat lain, Istihadloh adalah tidak
disebutkan kecuali atas darah yang keluar mengiringi masa haid.
عَنْ عاَئِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهاَ أَنَّ النَّبِىَّ T قاَلَ إِذاَ
أَقْبَلْتِ الحَيْضَةَ فَدَعِى الصَّلاَةَ فَإِذاَ ذَهَبَ قَدْرُهاَ فاَغْسِلِى
عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى ؛ رَواَهُ الشَّيْخاَنِ وَفىِ رَواَيَةِ البُخاَرِى ثُمَّ
اغْتَسِلِى وَصَلِّى
Diriwayatkan dari Baginda Aisyah ra,
bahwa Baginda Nabi Saw berkata ; Wahai Aisyah apabila kamu mengalami haid
maka tinggalkannlah shalat, apabila haid itu hilang maka cucilah darah dari
dirimu (mandi) dan dirikanlah shalat !. HR. Bukhori Muslim. Dalam riwayat
Bukhori ; Kemudian mandilah dan sholatlah !
أَقَلُّ الحَيْضِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَغَالِبُهُ سِتَّةٌ
أَوْسَبْعٌ وَأَكْثَرُهُ خَمْسَةَ عَشَرَةَ يَوْماً بِلَياَلِيْهاَ , أَقَلُّ
الطُّهْرِ بَيْنَ الحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَةَ يَوْمًا , وَغَالِبُهُ
أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمًا أَوْ ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمًا وَلاَحَدَّ
ِلأَكْثَرِهِ
Masa haid paling
sebentar ialah sehari-semalam atau 24 jam, masa haid biasanya 6 atau 7 hari dan
masa haid paling lama ialah 15 hari, termasuk malamnya. Paling sebentar masa
suci diantara dua haid ialah 15 hari, biasanya 23 atau 24 hari, dan masa paling
lamanya tidak terbatas.
Kewajiban pada saat mandi besar ada
3 (tiga) ; Pertama, niat. Kedua, Menghilangkan najis yang masih menempel di
badan. Dan Ketiga mengalirkan air ke semua bagian tubuh, termasuk rambut dan
kulit.
Contoh niat mandi dari Haid :
نَوَيْتُ الغُسْلَ لِرَفْعَ الحَدَثِ الأَكْبَرِ عَنْ جَمِيْعِ
البَدَنِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضاً ِللهِ تَعاَلىَ
“Saya niat mandi menghilangkan
hadats besar dari semua bagian badan dari haid, fardu karena Allah”
Sumber : Fiqih Al-Imam Syafei, Kasyifatus-Saja Syarah Safinatun-Naja - Syekh Nawawi Al-Bantani
Posting Komentar