Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Karang Taruna Tunjung Seto Studi Banding ke Yogyakarta

Karang Taruna Tunjung Seto Studi Banding ke Yogyakarta



Sejumlah 15 anggota Karang Taruna Tunjung Seto yang juga masuk dalam Kepengurusan Bank Sampah Tunjung Seto Desa Bae didelegasikan mengikuti studi banding ke Yogyakarta, Ahad 26 November 2017. Studi banding bertajuk  Tour and Transfer Knowledge ini ditujukan untuk menambah pengetahuan dan menjajaki pengelolaan Bank Sampah yang lebih inovatif dan profesional.

Ketua Karang Taruna Tunjung Seto juga mengatakan bahwa tujuan lain dari Studi Banding ini agar para anggotanya tidak jenuh. “Ini dalam rangka Tour and Transfer Knowledge. Biar anggota Bank Sampah tidak jenuh melihat sampah terus menerus. Agar kita juga bisa menumbuhkan ide-ide inovatif dalam mengelola bank sampah ke depannya serta mengelola Karang Taruna secara umum”, begitu ungkapnya.


Tempat yang dijadikan Studi Banding adalah Bank Sampah Gemah Ripah dan Badan Usaha Milik Desa Panggung Harjo Lestari Bantul, Yogyakarta. Bukannya tanpa alasan, pemilihan tempat studi banding ini adalah hasil dari referensi berbagai pihak yang juga didukung dari pencarian tim Karang Taruna Tunjung Seto di berbagai media.

Sedikit informasi, Bank Sampah Gemah Ripah yang beralamatkan di desa Badegan Kabupaten Bantul ini sudah terkenal malang melintang di dunia maya maupun di dunia nyata. Banyak pihak yang melakukan studi banding ke Bank Sampah tersebut untuk mempelajari pengelolaan sampahnya baik dari Komunitas Bank Sampah, intansi-instansi, maupun kalangan akademisi.

Bank Sampah Gemah Ripah yang sudah diterapkan di 20 Desa di Bantul ini pada awalnya didirikan oeleh seorang dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta bernama Bapak Bambang Suwerda.

Dari hasil studi banding diperoleh informasi bahwa keberadaan Bank Sampah Gemah Ripah di Badegan telah berhasil mengubah perilaku masyarakat yang tadinya berpedoman pada 3R (ReduceReuse, dan Recycle) — mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan, memakai kembali barang-barang yang sudah pernah dipergunakan, dan mendaur ulang barang-barang yang sudah dipakai — menjadi 5 M (Mengurangi, Memilah, Memanfaatkan, Mendaurulang, dan Menabung sampah).


Seperti halnya sebuah bank komersil, para pembuang sampah (nasabah) bisa membuka rekening dan secara berkala bisa mengisi tabungan dengan cara memasok sampah yang ditimbang dan diberi nilai moneter, sesuai harga yang sudah ditentukan. Nilai moneter ini ditabung, dan sama halnya sebuah bank komersil, isi tabungan tersebut bisa ditarik sewaktu-waktu. Prinsip dasar bank sampah Gemah Ripah adalah  untuk menyimpan sampah, untuk menabung, untuk menghasilkan uang, untuk mengubah perilaku dan menjaga kebersihan. Mekanisme yang diterapkan adalah bagi hasil antara nasabah dengan pengelola bank sampah. Dari hasil penjualan sampah yang terkumpul kemudian digunakan untuk keperluan komunitas, termasuk bisa untuk membeli pulsa di Bank Sampah Badegan.

Hal seperti itu memang telah dilakukan oleh Bank Sampah Tunjung Seto, tetapi Bank Sampah Tunjung Seto ingin mengambil pembelajaran dari Bank Sampah Gemah Ripah mengenai pengelolaan nasabah yang menjadi faktor terpenting keberadaan bank sampah serta mengajak masyarakat yang belum menjadi nasabah agar aktif ikut menabung sampah demi kelestarian lingkungan desa.  Berdasarkan data yang disampaikan, nasabah Bank Sampah Gemah Ripah sudah berjumlah ribuan dan dapat dikelola dengan sangat baik hingga saat ini.


“Dari hasil studi banding ini, saya menitikberatkan bahwa untuk bertahannya suatu program dibutuhkan keistiqomahan dari para pelakunya. Agar berkembang sesuai kondisi zaman now, dibutuhkan kreativitas dan inovasi. Untuk berjalan lebih efektif, bank sampah kita banyak yang harus diupgrade dan dikembangkan.”, demikian yang dipaparkan Bapak Ansori selaku ketua Karang Taruna Tunung Seto setelah studi banding tersebut.

Beliau juga menambahkan bahwa markas Tunjung Seto yang selama ini menempati rumah kosong  akan diupgrade menjadi semacam kantor agar terlihat lebih profesional. Untuk penanggung jawab hal ini telah ditunjuk Mas Fathur, Mas Umam, dan Mas Dedi. 

Selain itu, penerimaan material sampah juga akan lebih ditingkatkan. Konsentrasi akan ditujukan lebih kepada minyak goreng bekas dan pakaian bekas. Penanggung jawab tugas ini adalah Gus Zuhdi, mas Miftah, Mas Qosim, Mas Danag, dan Mas Sholikin.

Terakhir, Karang Taruna Tunjung Seto juga akan membenahi sistem administrasi dan akan berusaha masuk ke jaringan Bank Sampah level nasional. Akan ada kerjasama dengan bank-bank sampah yanga da di sekolah-sekolah atau instansi-instansi. Untuk target yang satu ini, Ketua Karang Taruna Tunjung Seto menunjuk Mas Mahfoed dan Mas Syafi’I sebagai penanggung jawab.

Studi banding ke Yogyakarta inipun ditutup dengan kegiatan wisata ke Kebun Buah Mangunan. Para anggota berswafoto dan menikmati keindahan alam di sekitar Yogyakarta tersebut.
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger