Rasul shallallahu 'alaihi wasallam : “diantara kalian ada yang
beramal dengan amal – amal ahli Syurga, amal – amal baik terus sampai antara
dia dan syurga hanya tinggal 1 hasta lagi saja, tinggal beberapa nafas lagi dalam
hidupnya didahului oleh kehendak Allah, di dahului oleh ketentuan Allah, bahwa
dia harus menjadi penduduk Neraka, maka dia berubah amalnya menjadi amal – amal
orang – orang yang jahat maka ia wafat dalam keadaan masuk Neraka, diantara
kalian ada orang – orang yang terus jahat sampai antara dia dengan Neraka hanya
tinggal 1 hasta saja lalu dia di dahului oleh ketentuan Allah untuk masuk
kedalam Syurga maka berbalik amal pahalanya menjadi amal – amal orang yang baik
setiap perbuatannya maka ia wafat dan wafat sebagai ahli Syurga” (Shahih
Bukhari)
Para Muhadditsin mensyarahkan Hadits ini adalah dari sebab getaran hati
terjadi, ketika hati itu berbuat yang baik – baik pikirannya luhur maka itu
akan menuntunnya kepada khusnul khatimah, namun apabila hati itu jahat walaupun
ibadahnya banyak hatinya terus menghina orang, hatinya terus sombong pada orang
lain, hatinya terus membenci orang lain, hatinya terus mencela orang lain, bisa
saja di akhir Allah melihat orang ini tidak pantas masuk kedalam Syurga, maka
Allah balikkan dengan ketentuannya, karena Allah subhanahu wata'ala.
“Sungguh
Allah itu kata Rasul shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat pada perbuatan
dan bentuk kalian tapi melihat kalian pada niat perbuatan itu, dan melihat apa
yang ada pada Sanubari kalian, yang kalian fikirkan”
Saat seseorang bertakbir “Allahu Akbar” hatinya kosong, dia mendapat pahala,
namun ketika ia bertakbir “Allahu Akbar” 1 kali dengan ucapan penuh kerinduan
kepada Allah, jauh beribu kali lebih indah dari pada orang yang mengucapkannya
yang sama dengan niat yang berbeda. Hadirin hadirat semoga Allah meluhurkan
hati kita dengan cahayanya, perindah hati kita dengan keindahannya.
Maka jagalah hati dan sanubarimu, dalam niat – niat dan cita – cita,
selalulah bercita – cita dengan hal – hal yang luhur, maka Allah akan
melimpahkan keluhuran. Di riwayatkan di dalam riwayat yang tsiqah ketika salah
satu wanita Bani Dinar yang saat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam pulang dari
peperangan maka dikatakan kepada ibu – ibu itu : “wahai ibu suamimu wafat…”
Maka berkata ibu itu :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟
(Rasulullah kabarnya bagaimana?) Dia lebih mencintai Rasul
shallallahu 'alaihi wasallam dari yang lainnya, maka datang orang ke dua : “wahai
ibu sabar suamimu wafat anakmu juga wafat” Ibu itu berkata :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟
(Rasulullah kabarnya dulu bagaimana?) Maka datang orang
ketiga : “wahai ibu ayahmu wafat” Maka berkata ibu
itu :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟
(Rasulullah kabarnya dulu bagaimana?) Maka datang orang
yang ke empat : “wahai ibu kakakmu wafat” Habislah
sudah semua seluruh keluarganya, sebatang kara sendiri dia berkata :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟؟؟؟؟!!
“Bagaimana kabarnya Rasulullah dulu???” Suaminya wafat,
anaknya wafat, kakaknya wafat, ayahnya wafat, ia berkata bagaimana kabarnya
Rasulullah, maka orang berkata :
رَسُوْلُ اللهِ فيِ عَافِيَةٍ كَمَا شِئْتِ
(Wahai ibu Rasulullah dalam keadaan sehat wal’afiat seperti yang kau
inginkan)
دلني اليه....!
“tunjukkan aku kepada Rasul, aku ingin melihat Beliau dulu supaya aku
tenang bahwa beliau betul – betul sehat wal’afiat” Maka saat dia di
bawakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallamyang juga baru pulang dari
peperangan diatas kuda putihnya, maka teriaklah ibu – ibu itu :
يَا رَسُوْلُ الله، كُلُّ مُصِيْبَةٍ دُوْنَكَ جَلَل (أي صغيرة
“Wahai Rasulullah, semua musibah kecil asal kau sehat wal’afiat…!”
Suaminya wafat, anaknya wafat, ayahnya wafat, kakaknya wafat, dia katakan
“semua musibah kecil asal kau sehat wal’afiat wahai Rasul” Demikian indahnya
cinta wanita dari Bani Dinar kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari bahwa
salah satu seorang sahabat, ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam wafat dia
berkata : “Wahai Allah, ambil mataku, butakan penglihatanku,
aku tidak mau melihat lagi apa – apa setelah wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, jangan sampai mataku melihat lagi setelah wafatnya Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam” Maka ia di butakan oleh Allah.
Para
sahabat berdatangan kepadanya, bersilaturrahmi kepadanya karena dia buta,
berkata para Sahabat : “kenapa engkau buta?”
Ia berkata
: “aku tidak mau lagi melihat apapun kalau tidak lagi lihat wajah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, tidak bisa digantikan dengan kijang – kijang
indah dari Yaman atau pemandangan – pemandangan lainnya, tidak bisa di gantikan
oleh wajah indahnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku tidak butuh mataku
lagi biar saja buta kalau tidak lagi memandang wajah Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam” .
Demikian indahnya hati mereka para Sahabat Rasul,
cinta mereka kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar