Pertengahan Sya’ban sudah kita lewati, sebentar lagi Ramadhan akan segera
menjumpai. Ramadhan adalah bulan yang paling utama di antara bulan-bulan Islam
lainnya. Secara alami, apabila kita mendapat kabar bahwa seseorang yang sangat
mulia dan terhormat akan datang, pasti kita akan mempersiapkan segala sesuatu
untuk menyambut kedatangannya. Maka, saat Ramadhan yang sangat mulia dan suci
menjelang, sudah seharusnya kita mempersiapkan segala-galanya demi menyambut
kedatangannya.
Sahabat Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda dan
berdoa, ”Ya Allah, berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban serta
sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” Apabila Rasulullah SAW yang seluruh
hidupnya adalah untuk menggapai keridhaan Allah SWT masih menantikannya, maka
bagi kita yang belum bisa istiqamah di atas jalan-Nya, tentu sudah seharusnya
menanti-nantikan datangnya bulan Ramadhan yang suci itu. Penantian tak hanya
dengan diam, ia harus dibuktikan dengan mempersiapkan jiwa serta raga untuk
menyambutnya.
Dalam menyambut Ramadhan, jiwa seorang Muslim harus selalu dalam keikhlasan. Merasa bahwa puasa yang akan dilaksanakannya merupakan pelatihan dan pelajaran,
bukan cobaan atau ujian. Bila puasa dianggap sebagai pelatihan dan pelajaran,
tentu hati akan senang dan ikhlas dalam melaksanakannya.
Persiapan jiwa dan raga menyambut puasa sangat penting. Sebagian ulama dari
salah satu madzhab fikih berpendapat bahwa puasa setelah nisfu Sya’ban hukumnya
makruh. Alasan yang rasional adalah karena puasa di hari-hari tersebut dapat
mengurangi kesiapan raga dalam menyambut bulan Ramadhan yang seharusnya
disambut dengan penuh persiapan untuk melalukan segala bentuk ibadah dan
ketaatan kepada Allah SWT.
Namun, yang terpenting adalah menguasai dan mempraktikkan ”ilmu” puasa pada
waktunya nanti. Puasa tak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mempunyai
syarat rukun dan etika-etika yang harus dipatuhi selama berpuasa. Seseorang
yang belum memiliki ilmu berpuasa, selain menunjukkan ketidaksiapan, juga
dihawatirkan tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.
Mempelajari ilmu puasa menjadi sangat penting di saat-saat menjelang bulan
Ramadhan datang. Mempelajari ilmu setiap ibadah adalah kewajiban setiap orang
yang akan melaksanakan ibadah tertentu agar benar dan sesuai tuntunan syariat.
Sebagaimana calon jamaah haji yang harus berkali-kali latihan manasik sebelum
mereka berangkat ke Tanah Suci, maka begitulah semestinya kita menyiapkan diri
menyambut Ramadhan
Ust. Nur Faizin
Posting Komentar