إِنَّ
أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللهِ أَنَا
Maksudnya
adalah jika telah diberi keringanan oleh Rasul SAW maka jangan mencari yang
sulit, karena Rasul SAW selalu memilihkan yang paling ringan untuk kita.
Hadits
ini dipakai oleh sebagaian saudara kita untuk tidak menambah-nambahi ibadah,
dari dahulu tidak diajarkan maulid kok sekarang diadakan maulid, Rasul tidak
mengajarkan maulid dan lain sebagainya.
Maulid tidak menyusahkan kita, maulid
bahkan membuat kita gembira, berbeda jika kita menyusahkan diri kita misalnya
ketika tiba maulid nabi kita berpuasa 1000 hari, atau kita berdiri saja 24 jam
tidak bergerak, berdiri saja karena gembira dengan kelahiran sang nabi, dari
subuh sampai maghrib berdiri, tentunya hal itu menyusahkan dirinya, maka sesuai
dengan hadits ini. Tetapi jika mengadakan acara silaturrahmi besar, bangkitkan
lagi semangat muslimin , menjamu muslimin, bersilaturrahmi, bershalawat dan
berdzikir bersama, maka hal seperti itu adalah hal yang mulia, dan hal itu
tidak memberatkan muslimin. Kecuali jika seandainya mau mengadakan maulid maka
semua masyarakat harus menjual rumahnya untuk perayaan maulid, tentunya tidak.
Untuk bangun toilet saja 10 juta , kalau untuk maulid 10 ribu saja dikatakan
mubadzzir, padahal untuk syiar Allah, tetapi jika untuk membuat toilet hingga
puluhan juta dianggap tidak mubadzzir wal'iyadzubillah.
Rasulullah SAW adalah pembawa keluhuran, tadi kita dengar bagaimana Abdullah
bin Umar mengatakan: " alangkah indahnya jika aku terima
keringanan-keringanan dari sang nabi". Rasulullah SAW jika dipilihkan
antara dua hal maka beliau akan memilih sesuatu yang lebih ringan untuk diperbuat
oleh ummatnya. Rasulullah SAW bersabda:
لَوْلَا
أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمْرُتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
"Kalau
seandainya tidak akan menyusahkan umatku akan aku perintah mereka untuk
bersiwak disetiap akan shalat “.
Subhanallah,
padahal shalat memakai siwak pahalanya 70 kali lebih besar, sebagaimana sabada
Rasulullah SAW:
رَكْعَتَانِ
بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
"Dua
rakaat shalat dengan bersiwak itu terlebih baik daripada tujuh puluh rakaat
tanpa bersiwak"
Rasul
ingin ummatnya sampai ke derajat itu, hingga shalatnya dilipatkan 70 kali lebih
besar. Tetapi beliau tidak mau memaksakan ummatnya, akhirnya ummatnya repot
kesana kemari mencari siwak, jika siwak diwajibkan dalam setiap shalat, dan
tiba-tiba ketika akan melaksanakan shalat dan lupa dimana siwaknya maka ia akan
mencarinya hingga ketemu, orang lain sudah takbiratul ihram dan hampir selesai
shalat, ia pun masih sibuk mencari siwak yang akhirnya harus pergi untuk
membeli siwak, Rasul SAW tidak ingin hal ini terjadi pada ummatnya, yang
memiliki siwak pergunakanlah dan yang tidak memilikinya sungguh tidak ada
kewajibannya, alangkah indahnya sayyidina Muhammad SAW.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar