عن عا ئشة رضي الله عنها انها قالت
: من احب الله تعالى اكثر ذكره وثمرته ان يذكره الله برحمته غفرانه ويدْخله
الجنة مع أنبيائه وأوليائه.
“Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhna dia berkata: “Barang
siapa cinta kepada Allah SWT. Niscaya ia banyak zikir kepadaNya. Dan buahnya
adalah Allah akan selalu mengingatnya dengan rahmat dan ampunanNya, serta
akan memasukkannya kedalam surga bersama para Nabi dan orang orang yang
dicintaiNya “
Lebih lebih bila seseorang
mengamalkan zikir dengan bimbingan seorang Syeikh Tharikat, tentu zikirnya
akan lebih besar faidahnya dan pikirannya dapat terkonsentrasi, serta
perhatian jiwanya menjadi efektif. Apabila Syeikh pembimbing rohani itu
seorang sufi yang sudah mencapai tahap Fana’, yakni sudah menduduki tingkat
hudhurul qalbi (hadirnya hati bersama Allah) maka pengaruh bimbingannya akan
cepat efektif, terutama bagi murid yang mempunyai bakat, bahkan ia bisa
memberi kemampuan pada muridnya untuk mengalami keajaiban spiritual yang
sama.
Syeikh Mursyid penuntun rohani
setingkat ini, dia mesti mempunyai kemampuan Kasyfil qulub, misalnya mampu
membaca pikiran muridnya, dan kasyil qubur, misalnya bisa melihat kondisi
orang mati dalam kubur serta mengetahui kondisi masa lalu dan masa yang akan
datang dari dunia ini. Di mana untuk bisa memahami masalah Kasyf ini, banyak
kisah-kisah menarik dari pergaulan-pergaulan sufi dan mursyid-nya.
Misalnya kisah kesufian seorang
syeikh yang suatu kali mempunyai seorang murid yang ia sayangi lebih dari
yang lain menurut pertimbangan kasyfil qulub-nya, tetapi
malah membangkitkan rasa iri diantara mereka. Maka pada suatu hari sang
Syeikh memberi masing-masing muridnya seekor unggas dan memerintahkan mereka
untuk pergi dan membunuhnya di suatu tempat yang tak ada seorang pun bisa
melihat.
Sesuai perintah itu setiap
muridnya membunuh unggasnya di tempat yang tersembunyi dan membawanya
kembali, kecuali murid Syaikh yang disayanginya itu. Ia membawa kembali
unggas itu dalam keadaan hidup, seraya berkata, “Saya tak bisa menemukan
tempat seperti itu, karena Allah selalu melihatku diman-mana.”
Sang Syaikh pun berkata kepada
murid-muridnya yang lain: “Sekarang kamu tahu tingkatan anak muda ini. Ia
telah mencapai tingkat selalu mengingat Allah.” Wallahu A’lam Bish
Shawab.
Ust. AM. Farman
Posting Komentar