Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Menjaga Komitmen Keikhlasan

Menjaga Komitmen Keikhlasan

Ikhlas adalah kata yang sangat akrab di telinga kita. Bukan saja bagi seorang Muslim, tapi bagi kaum munafik dan kafir sekalipun. Kenyatannya, kata yang sederhana ini sangat sulit direalisasikan. Bahkan tak berlebihan jika ikhlas adalah salah satu hal paling sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan ini.

Seorang ulama kontemporer, Ali Abdul Halim Mahmud, mengemukakan bahwa hakikhat keikhlasan adalah melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah SWT; yaitu bersihnya perkataan, perbuatan atau meninggalkan sesuatu, dengan tujuan mencari ridha Allah dan mengharap pahala dari-Nya.

Definisi di atas menegaskan betapap penting setiap Muslim memiliki komitmen keikhlasan dalam kehidupannya. Sungguh, keikhlasan hatilah yang sebenarnya merupakan harta hakiki bagi seorang manusia. IBadah apapun yang dikerjakannya tanpa keikhlasan, niscaya akan sia-sia. Tak ubahnya sebatang tubuh tanpa ruh. Allah SWT berfirman; " ...Luruskanlah muka (diri)mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya ... " (QS. Al-A'raaf:29).

Keikhlasan seseorang dalam beribadah kepada Allah bertoak dari niatnya mengerjakan ibadah tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya segala perbuatan yang dilakukan itu (ditentukan) dengan niat dan sesungguhnya tiap-tiap manusia apa yang diniatkannya." (HR. Muttafaqun 'alaih).

Jelasnya, orang yang ikhlas akan selalu berbuat tanpa pamrih. Bukan tepukan di pundak yang ditunggu, bukan ucapan terima kasih yang diharapkan, bukan popularitas yang dicari, bukan selembar penghargaan yang dinantikan. Tapi ia mendedikasikan segenap keinginan hatinya hanya untuk Allah SWT. baginya, keridhaan Allah adalah segala-galanya.

Keikhlasan seseorang sangat rentan dikotori penyakit riya. SEbab keduanya menempati ruang sama dalam hati. Karena itu, jarak antara ikhlas dan riya sangat tipis, bahkan lebih tipis dari kulit bawang. Sangat sulit mengukur keikhlasan seseorang melalui pandangan lahiriyah.

Jadi, memelihara komitmen dalam hati agar terus berada dalam hati agar terus berada pada jalur keikhlasan adalah mutlak. Setidaknya ada empat hal yang dapat dilakukan sebagai ikhtiar mempertahankan komitmen tersebut.

Pertama, senantiasa memohon pertolongan dari Allah ta'ala. Manusia diciptakan Allah dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Tentu tak seorang pun manusia yang menjamin dirinya sanggup menghadapi godaan hidup dan pengaruh hawa nafsu. Karenanya, salah satu upaya membentengi hati kita dari hal-hal yang dapt merobohkan bangunan keikhlasan kita adalah dengan selalu memohon bantuan dan pertolongan-Nya.

Kedua, senantiasa mensyukuri karunia, hidayah dari Allah SWT. Hendaknya kita selalu menyadari bahwa kita adalah satu dari sedikit manusia yang diberi hidayah oleh Allah Ta'ala., ketika kebanyakan manusia lainnya tetap dalam kesesatannya. Bukankah Dia bisa saja membalikkan keadaan itu? Kesadaran akan karunia hidayah Allah sangat diperlukan agar dapat selalu memelihara keikhlasan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (QS. al-Hujurat:17).

Ketiga, senantiasa meyakini pengawasan Allah (murraqabatullah). Keikhalasan akan terpelihara baik dengan selalu menghadirkan keyakinan bahwa Allah SWT akan selalu mengetahui gerak-gerik kita hingga yang sekecil-kecilnya, bahkan yang sekadar terlintas dalam benak dan tak seorangpun mengetahuinya (QS. al-Hasyr:22).

Keempat, senantiasa mempertahankan kualitas amal shalih. Walau seseorang sudah berupaya komitmen dalam keikhlasan pada setiap perbuatannya, ia tetap tak boleh lengah sedikitpun. Sebab keikhlasan itu masih sangat mungkin digerogoti oleh viru riya dan ujub sehingga amal-amalnya menjadi tidak bernilai di sisi Allah.

Keikhlasan laksana mutiara yang teramat mahal yang harus kita miliki dan pelihara terus menerus. Kita berharap mudah-mudahan segala kenikmatan yang kita dapat dari Allah merupakan buah dari kikhlasan kita di dalam beramal dan berbuat kebajikan.




Ust. Muhammad Ilham Muchtar, M.Ag.
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger