Selasa 22 Januari 2018, Hotel Griptha Kudus mendadak dibanjiri oleh kehadiran santri-santri yang didominasi dari Kabupaten Kudus dan sekitarnya. Rupanya, hari itu ada gelaran bertajuk Halaqoh Kebangsaan Barisan Santri Nasional. Halaqoh yang mengambil jargon “Merawat Tradisi Menjaga NKRI” tersebut menghadirkan Gus Muwafiq dan Gus Yusuf CH sebagai pembicara utama.
Dalam acara tersebut, KH. Yusuf Chudlori atau yang akrab dipanggil Gus Yusuf CH
mengkritisi pihak-pihak yang menganggap bahwa ummat islam dipojokkan ataupun
dihalang-halangi dalam melakukan ibadah, serta membuat ummat islam resah dengan
hoax soal ummat islam yang digencet.
"Ngaji bebas di mana-mana kaya gitu kok bilang digencet. Tidak ada
negara yang dalam beragama sebebas di Indonesia. Rukun Islam semua difasilitasi
di indonesia. Shalat tidak ada yang menghalangi. Mau pengajian bebas tanpa
izin, cukup pemberitahuan saja," kata beliau seperti yang kami kutip dari
NU Online.
“Pemerintah sangat menjamin pelaksanaan ibadah umat Islam di Indonesia.
800 ribu lebih masjid di Indonesia berdiri menjadikan Indonesia negara yang
memiliki masjid terbanyak. Puasa, zakat dan haji juga difasilitasi oleh negara
dengan baik. Sehingga kelompok yang mengingkari fakta ini disebut Haluhu
yukaddibu qaulahu (Perilakunya membohongi perkataannya)”, lanjut Gus Yusuf.
Gus Yusuf menegaskan hal ini saat berbicara pada Halaqoh Kebangsaan
dengan tema Merawat Tradisi menjaga NKRI di Hotel Griptha Jalan AKBP Agil
Kusumadya No. 100, Jatimakmur, Jati Wetan, Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Gus Yusuf pun membandingkan kebebasan menjalankan syariat agama di
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Di Indonesia, ia menyontohkan,
umat Islam bisa mengadakan pengajian diberbagai tempat dan waktu. Sementara di
negara lain seperti Arab Saudi di Turki tidak bisa ditemukan pengajian di
jalan-jalan sebebas di Indonesia.
“Yang terdekat saja di Malaysia, khatib bisa naik mimbar Jumat harus
ada sertifikat dari negara. Di Indonesia, siapa saja bisa, selama takmir
masjidnya cocok bisa naik. Seperti ini masih bilang umat Islam tergencet.
Katanya pemerintah anti Islam? Islam yang mana? ,” tanya Gus Yusuf.
Kalau pemerintah anti Islam menurutnya adalah Islam yang radikal.
Karena menurutnya Islam radikal hanya akan menghacurkan NKRI. “Kalau ada orang
mengatakan pemerintah anti Islam, tolong dilanjutkan, (pemerintah anti) Islam
radikal,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang ini seperti yang masih kami kutip dari NU Online.
Posting Komentar