Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Niat-Niat Dalam Menikah

Niat-Niat Dalam Menikah

Niat sangat penting dalam ibadah. Perbuatan menjadi ibadah atau tidak itu karena niat. Begitu juga menikah, jika niatnya baik maka akan menjadi ibadah selamanya, tetapi kalau salah niat maka tidak menjadi ibadah malah mendapat dosa.

Rosulullah SAW bersabda :

مَنْ نَكَحَ ِللهِ وَأَنْكَحَ ِللهِ اِسْتَحَقَّ وِلاَيَةَ اللهِ

Barang siapa (suami istri) yang menikah karena Allah, dan (orang tua) menikahkan karena Allah, maka dia berhak mendapatkan lindungan Allah.

Pentingnya niat yang baik akan menghindarkan penyesalan tiada akhir akibat hancurnya pernikahan. Diantara mutiara yang muncul dari ucapan Ulama Salaf :

فَرَحْ شَهرْ خَسِرْ مَهْر كَسْر ظَهْر هَمٌّ دَهْر

Kenikmatan hanya Sebulan, Rugi akan Mahar, Punggung terasa hancur (lelah mengurusi pernikahan) dan Penyesalan Sepanjang Masa

Sebagian ulama sampai mengumpulkan 70 niat bahkan ratusan dalam pernikahan. Seorang Ulama Salaf Al Imam Ali Bin Abi Bakar As Sakron memberi panduan kita dalam menata niat dalam pernikahan agar mendapat ridho Allah.

نَوَيْتُ بِهذَا التَّزَوُّجِ وَالزَّوْجَةِ مَحَبَّةَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّعْيَ فِيْ تَحْصِيْلِ الْوَلَدِ لِبَقَاءِ جِنْسِ اْلإِنْسَانِ.

1. Aku niat dengan pernikahan bersama istriku ini untuk mencintai Alloh SWT dan berupaya mendapatkan keturunan demi melanggengkan kehidupan manusia.

نَوَيْتُ مَحَبَّةَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ تَكْثِيْرِ مُبَاهَاتِهِ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَنَاكَحُوْا تَكْثُرُوْا فَإِنِّيْ مُبَاهٍ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

2. Aku niat untuk mencintai Rosululloh SAW dan menambah kebanggaan beliau sebagaimana sabda beliau, “Menikahlah dan perbanyaklah keturunan, karena sesungguhnya aku akan membanggakan kalian dihadapan umat-umat sebelumku di hari kiamat”.

نَوَيْتُ بِهذَا التَّزْوِيْجِ وَمَا يَصْدُرُ مِنِّيْ مِنْ قَوْلٍ وَفِعْلٍ التَّبَرُّكَ بِدُعَاءِ الْوَلَدِ الصَّالِحِ بَعْدُ وَطَلَبَ الشَّفَاعَةِ بِمَوْتِهِ صَغِيْرًا إِذَا مَاتَ قَبْلِي.

3. Aku niat dengan pernikahan ini dan apa-apa yang bersumber dariku, baik perkataan dan perbuatan untuk mendapatkan barokah dari anakku yang soleh kelak, dan mengharap syafaat darinya bila ia meninggal waktu kecil sebelumku.

نَوَيْتُ بِهذَا التَّزْوِيْجِ التَّحَصُّنَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَكَسْرَ التَّوَقَانِ وَكَسْرَ غَوَائِلِ الشَّرِّ وَغَضَّ الْبَصَرِ وَقِلَّةَ الْوَسْوَاسِ.

4. Aku niat dengan pernikahan ini membentengi diriku dari syetan, menghancurkan syahwat, menghilang-kan kotoran hati, menundukkan pandangan, dan menghindari gangguan syetan.

نَوَيْتُ حِفْظَ الْفَرْجِ مِنَ الْفَوَاحِشِ.

5. Aku niat menjaga kemaluan dari perbuatan keji.

نَوَيْتُ بِهذَا التَّزْوِيْجِ تَرْوِيْحَ النَّفْسِ وَإِيْنَاسَهَا بِالْمُجَالَسَةِ وَالنَّظَرِ وَالْمُلاَعَبَةِ إِرَاحَةً لِلْقَلْبِ وَتَقْوِيَةً لَهُ عَلَى الْعِبَادَةِ.

6. Aku niat dengan pernikahan ini untuk meredam nafsu dan menghibur diri dengan duduk , memandang, dan bersenda gurau bersama istri/suami, demi melipur hati dan meningkatkan semangat dalam beribadah.

نَوَيْتُ بِهِ تَفْرِيْغَ الْقَلْبِ عَنْ تَدْبِيْرِ الْمَنْزِلِ وَالتَّكَفُّلِ بِشُغْلِ الطَّبْخِ وَالْكَنْسِ وَالْفَرْشِ وَتَنْظِيْفِ اْلأَوَانِي وَتَهْيِئَةِ أَسْبَابِ الْمَعِيْشَةِ.

7. Aku berniat dengannya untuk meringankan beban dalam mengatur rumah tangga dan bertanggung jawab dalam urusan dapur, kebersihan, ruang istirahat, dan mencari nafkah.

وَنَوَيْتُ بِهِ مُجَاهَدَةَ النَّفْسِ وَرِيَاضَتَهَا بِالرِّعَايَةِ وَالْوِلاَيَةِ وَالْقِيَامَ بِحُقُوْقِ اْلأَهْلِ وَالصَّبْرَ عَلَى أَخْلاَقِهِنَّ وَاحْتِمَالَ اْلأَذَى مِنْهُنَّ وَالسَّعْيَ فِيْ إِصْلاَحِهِنَّ وَإِرْشَادِهِنَّ إِلَى طَرِيْقِ الْخَيْرِ وَاْلإِجْتِهَادَ فِيْ طَلَبِ الْحَلاَلِ لَهُنَّ وَاْلأَمْرَ بِتَرْبِيَةِ اْلأَوْلاَدِ وَطَلَبَ الرِّعَايَةِ مِنَ اللهِ عَلَى ذلِكَ وَالتَّوْفِيْقَ لَهُ وَاْلإِنْطِرَاحَ بَيْنَ يَدَيْهِ وَاْلإِفْتِقَارَ إِلَيْهِ فِيْ تَحْصِيْلِهِ.

8. Aku niat dengannya untuk melawan hawa nafsu dan melatihnya melalui kepemimpinan dan tanggung jawab keluarga. Juga sabar dengan perilaku dan gangguan istri/suami. Dan selalu berupaya memperbaiki prilaku dan selalu membimbingnya ke jalan yang baik. Aku pun berupaya mencari rizki yang halal bagi keluarga serta mendidik mereka dengan baik. Aku juga mengharap perhatian dan taufik Alloh dalam semua perkara di atas.Aku hinakan diriku dengan bersimpuh di pintu Alloh demi mendapatkan itu semua.

نََوَيْتُ هذَا كُلَّهُ للهِ تَعَالَى.

9. Aku niat semua ini hanya karena Alloh Ta’ala.

نَوَيْتُ هذَا وَغَيْرَهُ مِنْ جَمِيْعِ مَا أَتَصَرَّفُ فِيْهِ وَأَقُوْلُهُ وَأَفْعَلُهُ فِيْ هذَا التَّزْوِيْجِ للهِ تَعَالَى.

10. Aku niat dalam pernikahan ini dan segala perbuatanku, baik perkataan dan perbuatan, hanya karena Alloh SWT.

وَنَوَيْتُ بِهذَا التَّزْوِيْجِ مَا نَوَى بِهِ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ وَالْعُلَمَاءُ الْعَامِلُوْنَ.

11. Aku niat dengan pernikahan ini sebagaimana niatnya para hambaMu yang sholih dan para ulama yang mengamalkan ilmunya.



Habib Hud Alatas
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger