Rasul SAW bahkan sering membalas sindiran
orang dengan senyuman. Misalnya ketika seorang Badui yang ikut mendengarkan
taushiyah beliau tiba-tiba nyeletuk, “Ya Rasul, orang itu pasti orang Quraisy
atau Anshar, karena mereka gemar bercocok tanam, sedang kami tidak.”
Saat itu Rasul tengah menceritakan dialog antara seorang penghuni surga dan
Allah SWT yang mohon agar diizinkan bercocok tanam di surga. Allah SWT
mengingatkan bahwa semua yang diinginkannya sudah tersedia di surga.
Karena sejak di dunia punya hobi bercocok tanam, iapun lalu mengambil beberapa
biji-bijian, kemudian ia tanam. Tak lama kemudian biji itu tumbuh menjadi pohon
hingga setinggi gunung, berbuah, lalu dipanenkan. Lalu Allah SWT berfirman.
“Itu tidak akan membuatmu kenyang, ambillah yang lain.”
Ketika itulah si Badui menyeletuk, “Pasti itu orang Quraisy atau Anshar. Mereka
gemar bercocok tanam, kami tidak.”
Mendengar itu Rasul tersenyum, sama sekali tidak marah. Padahal, beliau orang
Quraisy juga.
Suatu saat justru Rasulullah yang bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian
mengapa aku tertawa?.”
“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu,” jawab para sahabat.
Maka Rasul pun menceritakan dialog antara seorang hamba dan Allah SWT. Orang
itu berkata, “Aku tidak mengizinkan saksi terhadap diriku kecuali aku sendiri.”
Lalu Allah SWT menjawab, “Baiklah, cukup kamu sendiri yang menjadi saksi
terhadap dirimu, dan malaikat mencatat sebagai saksi.”
Kemudian mulut orang itu dibungkam supaya diam, sementara kepada anggota
tubuhnya diperintahkan untuk bicara. Anggota tubuh itupun menyampaikan
kesaksian masing-masing. Lalu orang itu dipersilahkan mempertimbangkan
kesaksian anggota-anggota tubuhnya.
Tapi orang itu malah membentak, “Pergi kamu, celakalah kamu!” Dulu aku selalu
berusaha, berjuang, dan menjaga kamu baik-baik,” katanya.
Rasulpun tertawa melihat orang yang telah berbuat dosa itu mengira anggota
tubuhnya akan membela dan menyelamatkannya. Dia mengira, anggota tubuh itu
dapat menyelamatkannya dari api neraka. Tapi ternyata anggota tubuh itu menjadi
saksi yang merugikan, karena memberikan kesaksian yang sebenarnya (HR Anas bin
Malik).
Hal itu mengingatkan kita pada ayat 65 surah Yasin, yang maknanya, “Pada hari
ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka, dan
memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Al Habib Sholeh bin Ahmad bin
Salim Al Aydrus

Posting Komentar