Terkait dengan berkembangnya saling mengkafirkan,
membidahkan, memusyrikkan, memurtadkan dan menfasikkan orang yang masih hidup
demikian juga yang sudah wafat. Maka saya berniat untuk berbagi informasi kepada
kita semua ummat Rasulullah.
Kata syaikhul islam "diantara bid'ah yang amat munkar
adalah mengkafirkan sebahagian komunitas muslim, menghalalkan darah dan harta
benda mereka" Ini perkara besar? Tentu!
Ada dua faktor penting:
Pertama: bahwa terkadang bid'ah yang ada pada kelompoknya
sendiri lebih besar dari pada yang dibid'ahkan, bahkan bid'ah kelompoknya jauh
lebih parah dari yang dikafirkan, kadang sepadan dan kadang malah di bawahnya. Inilah
keadaan mereka itu, mereka diklaim oleh Allah sebagai ahlil bidai wal ahwaa,
Allah berfirman: surah al an'am: 159.
ﺍﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻓﺮﻗﻮﺍ ﺩﻳﻨﻬﻢ ﻭﻛﺎﻧﻮﺍ ﺷﻴﻌﺎ، ﻟﺴﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﻲ ﺷﻴﺊ . ﺍﻧﻤﺎ ﺍﻣﺮﻫﻢ
ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ...
"Sesungguhnya orang yang memecah belah agamanya lalu
menjadilah mereka bergolongan-golongan, engkau (muhammad) tidak ada sama sekali
tanggungjawabmu kepada mereka, sesungguhnya urusan mereka dikembalikan kepada
Allah..."
Kedua: Jika ditetapkan bahwa salah satu kelompok Islam
dianggap penganut bid'ah dan yang lain adalah penganut sunnah, maka tidak
berarti anggapan itu dijadikan barometer untuk membid'ahkan orang yang
kebetulan berbeda dengan kelompok lain. Allah berfirman dalam QS. Albaqarah:
286.
ﺭﺑﻨﺎ ﻻ ﺗﺆﺍﺧﺬﻧﺎ ﺍﻥ ﻧﺴﻴﻨﺎ ﺍﻭ ﺍﻟﺨﻄﺄ ﻧﺎ
"Ya Allah janganlah engkau menyiksa kami karena
kesalahan yang kami lakukan"
Dan QS. al-ahzab : 5
ﻭ ﻟﻴﺲ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺟﻨﺎﺡ ﻓﻴﻤﺎ ﺍﺧﻄﺄ ﺗﻢ ﺑﻪ، ﻭﻟﻜﻦ ﻣﺎ ﺗﻌﻤﺪﺕ ﻗﻠﻮﺑﻜﻢ
"... dan tiada dosa bagimu karena kesalahan yang kamu
lakukan, akan tetapi apa yang sengaja dilakukan hatimu"
Renungkanlah! Ayat tersebut! Renungkan pula! Seluruh sahabat dan tabi'in dan kaum
muslimin sepakat bahwa tidaklah orang yang melakukan kesalahan itu dianggap
kafir, walau itu berbeda dengan sunnah.
Ibnu Taimiyah berkata bahwa Kelompok khawarij punya dua senjata ampuh yang mengeluarkan
dan menyalahi mayoritas umat islam dan pemimpin mereka yaitu:
1. Mereka keluar dari sunnah rasulullah, dan menganggap yang
bukan buruk itu adalah keburukan
2. Mereka kafirkan umat muhammad yang melakukan maksiat,
dari rentetan itu mereka halalkan darah dan harta mereka, darul islam dianggap
darul harbi (perang), sementara negaranyalah yang mereka klaim sebagai negara
beriman (daarul iman).
Hendaknya kita berhati-hati dari kedua pandangan mereka yang
keji itu.
Mengapa mereka sesat seperti itu?
Sebabnya adalah merkea melakukan takwil yang fasid, adakalnya
karena hadis yang sampai padanya tidak shahih, atau bukan hadis yang mereka
taklidi, atau menakwilkan kitab Allah secara parsial, qiyas yang salah,
berpendapat berdasarkan arogansi.
Ketahuilah! Ulama salaf itu tak pernah usai dalam hal beda
pendapat dalam banyak masalah baik usul maupun furu'iyah, namun tak pernah
diantara mereka saling menyalahkan, apalagi mengkafirkan, menfasikkan atau
menganggap berbuat maksiat
ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﺩﺏ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﺑﺤﻖ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ
"Inilah tradisi keilmuan mereka, para dai yang
sebenarnya bukan yang lain"
Terakhir, kata Ibnu Taimiyah bahwa beliau ditanya mengenai dua orang yang saling mengkafirkan,
lalu beliau menjawab, "Seandainya orang yang membela saudaranya dari tuduhan
kafir dari orang yang meyakini bahwa dia kafir sebagai kehati-hatian, dan
sebagai pembelaan kepada saudaranya, maka itu adalah sudah menepati tujuan
syariat, dan jika ijtihadnya itu benar (atas pembelaana kepada saudaranya) maka
dia dapat dua pahala dan jika ternyata salah maka dia dapat satu pahala".
Begitu penting menjaga saudara seiman dari mengkafikan kata
syaikhul islam ini.
Disadur dari buku ﺍﻫﻞ ﺍﻟﻘﺒﻠﻪ oleh Ust. Abdul Waris Ahmad
Posting Komentar