Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Kunci Kesuksesan Dakwah di Muka Bumi (4)

Kunci Kesuksesan Dakwah di Muka Bumi (4)

Maka sampaikan walau satu kata pun dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, satu kata apapun dari kebaikan maka termasuk dalam hadits ini, itu adalah tugas untuk kita dari pimpinan terbesar di dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Rasulullah berkata ketika beliau sedang tertidur, ingat bahwa rasulullah matanya tertidur namun hatinya tidak tidur, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنََّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي

“Sesungguhnya kedua mataku memang tidur namun hatiku tidak tidur”

Ketika beliau tidur dan dibangunkan oleh sayyidah Aisyah sebelum waktu fajar maka beliau bangun dan langsung melakukan shalat witir, maka sayyidah Aisyah berkata: “ wahai rasulullah, apakah engkau shalat tanpa wudhu?” maka rasulullah berkata:

يَا عَائِشَةُ إِنََّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي

“Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku memang tidur namun hatiku tidak tidur”

Kelanjutan hadits tadi, Rasulullah berkata: “Ketika tadi malam aku tertidur , aku dibawakan kunci perbendaharaan bumi sehingga diletakkan di tanganku”, kunci kesuksesan dan keberhasilan itu diberikan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berupa harta, kekuatan, kedamaian dan lainnya, itulah makna kalimat “Khazaain al ardh”. 

Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar bahwa makna Khazaain al ardh (pendaman-pendaman bumi) bisa bermakna harta, kesuksesan, kemudahan, atau kemenangan dan yang pasti adalah berupa bantuan yang besar yang membuat kita sukses, yang telah diserahkan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai kesemua itu diletakkan di telapak tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Semua kesuksesan telah diberikan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaimana cara mendapatkannya?. 

Maka Abu Hurairah berkata melanjutkan hadits ini bahwa Rasulullah telah wafat dan kalian (ummat rasulullah) yang akan mendapatkannya. Kesemuanya akan ditumpahruahkan bagi mereka yang mau berjuang untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mau membantu dakwah sayyidina Muhammad, maka Allah menyiapkan kemakmuran dan seluruh kemakmuran telah Allah letakkan di tangan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka kesuksesan itu ada pada baktimu kepada nabimu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana pun engkau berada dan amal apapun yang engkau perbuat seperti belajar, mengajar, bekerja, berdagang, menjadi suami, menjadi istri, menjadi tetangga, menjadi rakyat atau pemimpin, maka kesuksesan siap menantimu selama niatmu dipadu dengan cinta dan bakti kepada nabi kita Muhamma rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena semua kesuksesan ada di tangan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rahasia keluhuran ini terwariskan dan sampai kepada kita hadits luhur ini di malam hari ini dengan izin Allah subhanahu wata’ala, yang berarti semoga kita semua telah disiapkan oleh Allah untuk mewarisi kemakmuran dan kesuksesan yang telah diberikan ke telapak tangan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak tersisa satupun dari kita yang hadir kecuali telah diberikan oleh Allah semua itu, allahumma amin. Tunggulah waktunya akan segera tiba, janji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan segera muncul dalam hari-harimu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia, yang paling menyayangi, yang paling berterima kasih dan membalas jasa lebih dari perbuatan baik kepada beliau.

Kita lihat para pewarisnya diantaranya Al Imam Fakhrul wujud Abu Bakr bin Salim Ar , ketika datang kepada beliau seorang ibu yang telah lanjut usia membawakan semangkok bubur daging. Di rumah Al Imam Fakhrul wujud ini mungkin ratusan atau bahkan ribuan tamu yang datang, maka ibu itu datang ke rumah Al Imam kemudian ia bertemu dengan salah seorang murid yang menunggu tamu di pintu, maka ia bertanya : “wahai ibu, ada keperluan apa?” maka ibu itu menjawab: “tidak ada apa-apa hanya saya ingin memberikan semangkok bubur daging ini yang semalaman saya membuatnya khusus untuk Al Imam Abu Bakr bin Salim”, maka murid itu berkata: “wahai ibu kalau hanya bubur semangkok ini lebih baik ibu shadaqahkan ke fuqara’ karena di dapur banyak sekali makanan dan Al Imam setiap harinya menyembelih puluhan ekor kambing untuk menjamu para tamunya”. 

Maka si ibu itu merasa kecewa karena telah semalaman dia membuatnya untuk Syaikh Abu Bakr bin Salim, kemudian ia pulang dan berkata dalam hatinya bahwa memang betul semangkok bubur itu tidak ada artinya karena setiap harinya dapur Al Imam Abu Bakr bin Salim dipenuhi puluhan ekor kambing untuk para tamunya. Maka bergetar firasat Syaikh Abu Bakr bin Salim dengan kejadian itu, sebagaimana sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

اتّقُوْا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ فَإنّهُ يَنْظُرُ بِنُوْرِ اللهِ

“ Takutilah firasat seorang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya dari Allah ”

Hati-hati dengan firasat orang mu’min dan orang-orang yang shalih karena dia memandang dengan cahaya Allah. Maka Al Imam Abu Bakr bin Salim yang saat itu sedang duduk dengan para tamunya tiba-tiba berdiri dan keluar dengan berlari, belum pernah orang-orang melihat beliau berlari, beliau keluar mengejar ibu itu dan berkata : “wahai ibu apa yang engkau bawa ?”, maka ibu itu berbalik dan berkata : “bukan apa-apa wahai imam, aku hanya membawa semangkok bubur yang kubuat semalaman untukmu, namun aku merasa malu ketika muridmu berkata bahwa di dapurmu setiap harinya dipenuhi dengan puluhan kilo beras dan puluhan ekor kambing, maka apalah artinya semangkok bubur ini yang seharusnya aku berikan kepada fuqara’ saja”, maka Al Imam Abu Bakr bin Salim berkata: “jazakillah khair, tidak ada hadiah yang lebih berharga dan lebih kusenangi dari ini”, maka bubur itu diterima oleh beliau kemudian beliau memberi ibu itu 1000 dinar . 

Dinar (kepingan emas) itu diberikan kepada ibu itu untuk membalas kebaikannya yang telah memberi beliau semangkok bubur daging. Maka Al Imam Fakhrul wujud berbalik kepada muridnya dan berkata: “wahai fulan, mengapa kalian ucapkan kata-kata itu?”, murid itu berkata: “wahai imam, para fuqara’ di luar banyak sedangkan di dapur makanan sangat banyak dan ibu itu hanya membawa semangkok bubur, dan bagaimana kita akan membawakannya kehadapanmu sedangkan engkau sedang mengajar di dalam”.

Maka Al Imam berkata: “Ibu itu membuatnya semalaman dengan ikhlas untuk memberikannya kepadaku, hal ini seperti keadaanku dihadapan Allah, yang beribadah siang dan malam namun tidak ada artinya dihadapan Allah , dan jika kalian menolak dia maka bisa jadi Allah akan menolak semua amal-amalku karena telah membuat kecewa ibu itu, oleh karena itu aku keluar untuk menyambutnya karena aku juga ungin disambut oleh Allah dengan amal-amalku yang tidak berarti”, seperti itulah balasan terima kasih dari Al Imam Fakhrul wujud Abu Bakr bin Salim Ar, maka terlebih lagi datuk beliau sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.




Habib Munzir al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger