PR IPNU IPPNU Gondoharum melakukan kegiatan positif dalam mengisi waktu. Pimpinan Ranting IPNU IPPNU dibawah Anak Cabang Kecamatan Jekulo tersebut mengisi agenda mereka dengan berziarah ke makam sesepuh atau cikal bakal desa Gondoharum pada pertengahan Maret 2019 yang lalu.
Menurut
salah satu pengurus PR IPNU IPPNU Gondoharum, Ziarah Kubur ke sesepuh Desa
Gondoharum tersebut sebagai wujud kecintaan terhadap ulama' oleh PR. IPNU-IPPNU
Desa Gondoharum. Disamping itu mereka juga ingin nguri-nguri tradisi NU dalam
masyarakat. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam haditsnya:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ
عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا
وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ
“(Dulu)
Aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke
kuburan, sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan
mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Ibnu Majah)
Desa
Gondoharum sendiri terkenal dengan nama sosok sesepuh yaitu Mbah Sewo Negoro. Syahdan, dari cerita yang turun temurun disebarkan oleh para
tetua, pada zaman penjajahan Belanda terdapatlah seorang martir bernama Mbah
Sewa Negara (Sewonegoro).
Kakek yang dikenal keras hati tersebut, mempunyai seorang cucu bernama Kasim. Suatu ketika, cucu yang berselisih paham dengan kakeknya tersebut meninggalkan pepundhen-nya itu untuk berkelana, sampai akhirnya bertemu dengan seorang putri cantik jelita.
Ketika dijumpai, putri tersebut terlihat menyelipkan bunga di
atas telinganya, hingga membuat bau harum di sekitarnya. Dalam beberapa rentang
waktu kemudian, daerah tersebut dikenal dengan nama Desa Gondoarum.
Menurut info yang kami peoleh, sejarah-sejarah desa tersebut dijadikan
satu dalam bentuk kumpulan data kesejarahan dan nilai kultural Kabupaten Kudus.
Data tersebut, nantinya akan dijadikan acuan bagi Pemkab umumnya dan Disparbud
khususnya, untuk menyusun sejarah Kota Kudus secara lebih komprehensif.
Sumber berita dan foro: PR IPNU IPPNU Gondoharum

Posting Komentar