Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Jangan Boros dan Jangan Kikir (2)

Jangan Boros dan Jangan Kikir (2)


Allah SWT berfirman: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) apa yang mereka infakkan?, katakanlah: yang lebih dari keperluan.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda: Tidak wajib zakat kecuali atas orang-orang kaya.

Islam tidak menuntut kita untuk menginfakkan harta yang kita butuhkan, maka apabila kita menginfakkan sebagian harta yang kita butuhkan, itu bukanlah suatu kewajiban akan tetapi suatu keutamaan, seperti keutamaannya orang-orang yang di sebutkan dalam al-quran:

1. Kaum Anshor Artinya: Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan kepada apa yang mereka berikan. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya mereka itulah orang-orang yang beruntung.

2. Al- Abror :Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang yang ditawan?. Mereka itu sangat menyukai apa yang mereka dapat infakkan, baik makanan maupun harta yang lain, walaupun mereka membutuhkannya, dan mereka infakkan harta itu karena Allah SWT.

Yang perlu kita ketahui, sebagai seorang muslim kita wajib menolong saudara kita yang membutuhkan dengan tidak berlebih-lebihan dalam membantu ataupun tidak terlalu kikir, bahkan sampai kikir pada dirinya sendiri. Ada sebagian manusia yang kaya, tapi mereka kikir pada keluarganya bahkan pada dirinya sendiri, harta ada digenggamannya, tapi dia sendiri menguncinya rapat-rapat.

Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Ibnu Amru:  Suatu ketika Nabi Muhammad SAW kedatangan tamu yang tingkah lakunya sangat membosankan, bertanyalah Nabi kepadanya: Apakah kamu punya harta? Dia menjawab: ya. Harta seperti apa yang kamu miliki? Dia menjawab: Dari setiap harta yang Allah SWT karuniakan padaku. Kemudian Nabi bersabda: Maka sesungguhnya Allah SWT sangat ingin melihat perubahan dirimu dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan padamu?.

Janganlah kita biarkan diri kita lapar dengan kikir pada diri kita sendiri, kikir pada keluarga kita, kikir pada saudara-saudara kita, sedangkan harta ada pada genggaman kita, belanjakanlah harta kita dan infakkanlah harta kita dengan sebaik-baiknya.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Tsauban ra. Nabi bersabda: Keutamaan harta yang dimiliki oleh seseorang adalah harta yang dibelanjakan untuk keluarganya, untuk kendaraannya dijalan Allah dan dibelanjakan untuk saudara-saudaranya yang berjuang di jalan Allah. Dan di hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda pada Sa`ad bin Abi Waqas: Dan sesungguhnya apa-apa yang kamu belanjakan karena Allah itu tidak lain akan dibalas oleh Allah sampai apa yang kamu belanjakan untuk istrimu.

Sebagai seorang muslim, yang pertama kali wajib kita nafkahi adalah diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, kemudian orang-orang sekitar kita, baik itu kerabat atau pun tetangga-tetangga kita. Sebab mereka itu mempunyai hak atas harta kita. Diriwayatkan oleh Imam Tabrani dari Anas bin Malik r.a, Nabi SAW bersabda: Tidak termasuk orang yang beriman, yang merasakan kekenyangan sementara membiarkan tetangganya kelaparan padahal dia tahu. Bukan termasuk ajaran Islam, orang yang mengenyangkan perutnya sendiri sedangkan disekitarnya banyak yang kelaparan. Islam mengajarkan pada kita untuk membelanjakan harta kita disamping untuk diri kita sendiri juga orang tua kita, kemudian kerabat-kerabat kita, Allah SWT berfirman: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang mereka nafkahkan, jawablah: Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dari Salman bin Amir, Nabi SAW bersabda: Shodaqoh untuk orang miskin hanya mendapat pahala shodaqoh, sedangkan shodaqoh untuk kerabat itu disamping mendapat pahala shodaqoh juga pahala silaturahmi. Dan yang paling lebih utama pahalanya lagi adalah shodaqoh yang di berikan kepada kerabat yang sedang berselisih dengan dirinya, dengan syarat ia pada posisi tersebut tidak bershodaqoh untuk mendapatkan simpati, tetapi bershodaqoh karena Allah SWT dan karena hak kerabat yang berselisih atas hartanya. Marilah kita sama-sama menjadi muslim yang suka berinfak, berinfak dalam kebaikan yang tidak berlebih-lebihan.



Ustadz Anwar
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger