Allah SWT berfirman: Dan mereka
bertanya kepadamu (Muhammad) apa yang mereka infakkan?, katakanlah: yang lebih
dari keperluan.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda: Tidak wajib zakat kecuali atas orang-orang
kaya.
Islam tidak menuntut kita untuk
menginfakkan harta yang kita butuhkan, maka apabila kita menginfakkan sebagian
harta yang kita butuhkan, itu bukanlah suatu kewajiban akan tetapi suatu
keutamaan, seperti keutamaannya orang-orang yang di sebutkan dalam al-quran:
1. Kaum Anshor Artinya: Dan
mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka memerlukan kepada apa yang mereka berikan. Dan barang siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya mereka itulah orang-orang yang beruntung.
2. Al- Abror :Dan mereka
memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan
orang-orang yang ditawan?. Mereka itu sangat menyukai apa yang mereka dapat
infakkan, baik makanan maupun harta yang lain, walaupun mereka membutuhkannya,
dan mereka infakkan harta itu karena Allah SWT.
Yang perlu kita ketahui, sebagai
seorang muslim kita wajib menolong saudara kita yang membutuhkan dengan tidak
berlebih-lebihan dalam membantu ataupun tidak terlalu kikir, bahkan sampai
kikir pada dirinya sendiri. Ada sebagian manusia yang kaya, tapi mereka kikir
pada keluarganya bahkan pada dirinya sendiri, harta ada digenggamannya, tapi
dia sendiri menguncinya rapat-rapat.
Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi
dari Ibnu Amru: Suatu ketika Nabi
Muhammad SAW kedatangan tamu yang tingkah lakunya sangat membosankan, bertanyalah
Nabi kepadanya: Apakah kamu punya harta? Dia menjawab: ya. Harta seperti apa
yang kamu miliki? Dia menjawab: Dari setiap harta yang Allah SWT karuniakan
padaku. Kemudian Nabi bersabda: Maka sesungguhnya Allah SWT sangat ingin
melihat perubahan dirimu dengan nikmat yang telah Allah SWT berikan padamu?.
Janganlah kita biarkan diri kita
lapar dengan kikir pada diri kita sendiri, kikir pada keluarga kita, kikir pada
saudara-saudara kita, sedangkan harta ada pada genggaman kita, belanjakanlah
harta kita dan infakkanlah harta kita dengan sebaik-baiknya.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari Tsauban ra. Nabi bersabda: Keutamaan harta yang dimiliki oleh seseorang
adalah harta yang dibelanjakan untuk keluarganya, untuk kendaraannya dijalan
Allah dan dibelanjakan untuk saudara-saudaranya yang berjuang di jalan Allah.
Dan di hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi
bersabda pada Sa`ad bin Abi Waqas: Dan sesungguhnya apa-apa yang kamu
belanjakan karena Allah itu tidak lain akan dibalas oleh Allah sampai apa yang
kamu belanjakan untuk istrimu.
Sebagai seorang muslim, yang
pertama kali wajib kita nafkahi adalah diri kita sendiri, kemudian keluarga
kita, kemudian orang-orang sekitar kita, baik itu kerabat atau pun
tetangga-tetangga kita. Sebab mereka itu mempunyai hak atas harta kita.
Diriwayatkan oleh Imam Tabrani dari Anas bin Malik r.a, Nabi SAW bersabda: Tidak
termasuk orang yang beriman, yang merasakan kekenyangan sementara membiarkan
tetangganya kelaparan padahal dia tahu. Bukan termasuk ajaran Islam, orang yang
mengenyangkan perutnya sendiri sedangkan disekitarnya banyak yang kelaparan.
Islam mengajarkan pada kita untuk membelanjakan harta kita disamping untuk diri
kita sendiri juga orang tua kita, kemudian kerabat-kerabat kita, Allah SWT
berfirman: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang mereka
nafkahkan, jawablah: Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan.
Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Turmuzi dari Salman bin Amir, Nabi SAW bersabda: Shodaqoh untuk orang
miskin hanya mendapat pahala shodaqoh, sedangkan shodaqoh untuk kerabat itu
disamping mendapat pahala shodaqoh juga pahala silaturahmi. Dan yang paling
lebih utama pahalanya lagi adalah shodaqoh yang di berikan kepada kerabat yang
sedang berselisih dengan dirinya, dengan syarat ia pada posisi tersebut tidak
bershodaqoh untuk mendapatkan simpati, tetapi bershodaqoh karena Allah SWT dan
karena hak kerabat yang berselisih atas hartanya. Marilah kita sama-sama
menjadi muslim yang suka berinfak, berinfak dalam kebaikan yang tidak
berlebih-lebihan.
Ustadz Anwar
Posting Komentar