Masyarakat Madinah pada masa Rasulullah SAW adalah masyarakat satu keluarga,
dan beliau SAW berperan sebagai ayah bagi mereka semua. Beliaulah yang
memberikan nama anak-anak yang dilahirkan dan melakukan tahnik (mengunyah
sebutir kurma kemudian meletakkan pada mulut bayi dan memutar pada
sisi-sisinya). Beliau juga mendoakan mereka agar mendapatkan kebaikan dan
keberkahan.
Dari Abu Musa RA, ia mengatakan, “Anakku lahir, lantas aku membawanya kepada
Rasulullah SAW.
Beliau memberinya nama ‘Ibrahim’ dan melakukan tahnik terhadapnya dengan
sebutir kurma dan mendoakannya agar diberkahi. Kemudian beliau menyerahkannya
kembali kepadaku.” Itu adalah anak Abu Musa yang paling besar.
Dari Aisyah Ummul Mu’minin RA, Rasulullah SAW mendoakan seorang bayi dengan
mengucapkan, “Ya Allah, jadikanlah dia sebagai anak yang berbakti, bertaqwa,
dan bijak, serta tumbuhkanlah dia dalam Islam dengan pertumbuhan yang baik.”
Doa ini termasuk dalam sekian banyak kalimat beliau SAW yang singkat namun
sarat dengan makna, atau dikenal dengan istilah jawami’ul kalim. Pada setiap
kata darinya terhimpun maksud yang besar di antara maksud-maksud agama ini,
yaitu berbakti, bertaqwa, bijak, dan pertumbuhan dalam Islam dengan pertumbuhan
yang baik. Kesemuanya itu adalah makna-makna komprehensif yang luas cakupannya,
menghimpun hakikat-hakikat yang besar, dan hampir-hampir merangkum ajaran agama
secara keseluruhan.
Demikianlah rahmat yang dibawa Rasulullah SAW kepada anak-anak. Di antara
wujud rahmat Rasulullah SAW lainnya terhadap anak-anak adalah penanaman aqidah
yang benar dan pokok-pokok keimanan dalam jiwa anak sejak dini. Penanaman
prinsip-prinsip sejak kecil dan pengajaran hakikat-hakikat keimanan kepada anak
selayaknya menjadi tradisi pendidik yang peduli terhadap perkembangan yang
baik, kedalaman kebenaran, keteguhan aqidah, dan persiapan yang baik bagi masa
depan.
Dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan, “Suatu hari aku berada di belakang
Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ‘Wahai anak! Aku mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah (agama) Allah, niscaya Dia akan menjagamu; dan jagalah (agama) Allah,
niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu.
Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan jika engkau memohon
pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.
Ketahuilah, sesungguhnya jika umat berhimpun hendak memberi manfaat kepadamu
dengan sesuatu, mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan
sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dan seandainya mereka berhimpun
hendak membahayakanmu dengan sesuatu, mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali
dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena telah diangkat dan buku
catatan amal telah kering.” Makna “Pena telah diangkat dan buku catatan amal
telah kering” adalah bahwa apa yang telah ditetapkan pasti terjadi.
Imam Ahmad meriwayatkannya dalam Al-Musnad dengan tambahan, “Kenalilah Allah
pada saat lapang, niscaya Dia mengenal-Mu pada saat sulit. Dan ketahuilah,
dalam kesabaran terhadap apa yang tidak engkau sukai terdapat banyak kebaikan,
kemenangan bersama kesabaran, ada jalan keluar bersama kesusahan, dan bersama
kesulitan ada kemudahan.”
Selain itu, wujud rahmat Rasulullah SAW lainnya lagi adalah penanaman sikap
hormat dan menghargai dalam jiwa anak melalui interaksi yang luhur bersamanya
dan mengajarkan akhlaq Islam dan adab-adabnya kepadanya. Ini tampak dalam
berbagai gambaran teladan dari beliau, di antaranya beliau mengucapkan salam
kepada anak-anak, sedangkan salam adalah wujud perhatian, kepedulian, dan
adanya saling keterikatan sosial di antara individu-individu umat.
Ditulis oleh Pecinta Rasulullah
Posting Komentar