Yang terdapat dalil kemakruhan menyendirikan hari-hari
dalam seminggu untuk dipuasai adalah hari Jumat, Sabtu dan Ahad sedang hari Senin
dan Kamis tidak terdapat.
ويكره
إفراد
يوم
الجمعة
بالصوم
و
يكره
أو
الأحد
بالصوم
وأما جمع
واحد
منها
مع
غيره
فلا
يكره
وصوم
الدهر
غير
يومي
العيد
وأيام
التشريق
مكروه
لمن
خاف
به
ضررا
أو
فوت
حق
واجب
أو
مستحب
ومستحب
لغيره
"Dimakruhkan menyendirikan puasa di hari
jumat, sabtu atau ahad, sedang bila dikumpulakan dengan hari lain maka tidak
makruh, makruh juga puasa Dahr (sepanjang tahun) kecuali di dua hari raya dan
hari-hari tasyriq 911, 12 dan 13 Dzulhijjah) bagi yang dikwatirkan terjadi
bahaya dalam dirinya atau terbengkalainya tanggung jawab yang wajib ataupun
yang sunat, namun bila tidak dikhawatirkan hukumnya sunat” (Sirooj alWahaab I/146).
- 1 - يكره إفراد
يوم
الجمعة
عن
أبي
هريرة
رضي
الله
عنه
قال
: سمعت
النبي
صلى
الله
عليه
و
سلم
يقول
: " لا
يصومن
أحدكم
يوم
الجمعة
إلا
يوما
قبله
أو
بعده
" ( 1 )
2 - وكذا إفراد
يوم
السبت
أو
الأحد
لحديث
عبد
الله
بن
بسر
عن
أخته
رضي
الله
عنهما
أن
رسول
الله
صلى
الله
عليه
و
سلم
قال
: " لا
تصوموا
يوم
السبت
إلا
فيما
افترض
الله
عليكم
" ( 2 ) . ولأن اليهود تعظم
يوم
السبت
والنصارى
تعظم
يوم
الأحد
فإن
لم
يفرد
ذلك
ووصله
بما
قبله
أو
بعده
فلا
كراهة
وكذا
إن
وجد
سبب
من
عادة
أو
نذر
________________
( 1 ) البخاري ج 2
/ كتاب
الصوم
باب
62 / 1884
( 2 ) الترمذي ج 3
/ كتاب
الصوم
باب
43 / 744
Makruh menyendirikan puasa di hari jumat
berdasarkan hadits riwayat Abu hurairah RA: Aku mendengar Nabi Muhammad
shallaallaahu alaihi wa sallam bersabda “Janganlah seorang diantara kalian
menghususkan puasa dihari jumat kecuali digabung dengan hari sebelum atau
sesudahnya” (HR bukhori Juz II Kitab Shoum 62/1884)
”Makruh juga menyendirikan puasa di hari sabtu atau
ahad berdasarkan hadits riwayat Abdillah Bin basar dari saudara perempuannya
ra. Bahwa Rasulullaah shallaahu alaihio wa sallam bersabda “Janganlah kalian
puasa dihari sabtu kecuali yang diwajibkan Allah atasmu” (HR Turmudzi Juz III
Kitab shoum 43/744)
Dan karena orang-orang yahudi menghormati hari sabtu dan
orang nasrani menghormati hari ahad. Namun dalam kesemuanya bila hari-hari tersebut
tidak dipuasai secara sendiri dengan disambung bersama hari sebelum/setelahnya
maka tidak lagi makruh begitu juga saat terdapat sebab/alasan menjalani puasa
(Jumat, sabtu dan ahad) baik yang berupa sebab kebiasaan atau sebab karena
nadzar” (Fiqh al’Ibaadah- assyaafi’i I/156)
Ust. Masaji Antoro (PISS-KTB)
Posting Komentar