Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Kisah Nabi Muhammad SAW Akan Dibunuh Saat Sedang Tawaf

Kisah Nabi Muhammad SAW Akan Dibunuh Saat Sedang Tawaf

Pada suatu saat ketika Rasulullah sedang bertawaf di Kabah, seorang lelaki bernama Fudholah bin Umair bermaksud hendak membunuh Baginda . Dia menyelinap dalam rombongan orang-orang yang bertawaf dan mendekati Rasulullah .

Saat itu dia sudah berada dekat di samping Rasulullah  dan mempunyai peluang untuk membunuh Baginda. Tiba-tiba dia terkejut saat Rasulullah  memandangnya. Kemudian Rasulullah  menoleh kepadanya saat ia sedang bertawaf. 

Baginda SAW bertanya "Wahai Fudholah, apa yang engkau bicarakan didalam hatimu?".

Fudholah menjawab, "Wahai Rasulullah saya bertawaf. Saya mengingati Allah".

Lalu Rasulullah  diam dan meneruskan tawafnya. Fudholah mengikuti Baginda lagi untuk kedua kalinya dan berjalan dengan tawaf di belakang Rasulullah  . Tidak selang beberapa lama, Rasulullah  menoleh lagi kepadanya dan berkata "Apa yang engkau bicarakan didalam hatimu?"

Bagaimanakah wajah Rasulullah  memandang kepada lelaki itu (Fudholah). Termasuk dalam budi pekerti Baginda  bahawasanya Baginda  tidak pernah menyembunyikan senyumannya keada sesiapa pun. Seseorang lelaki yang penuh dengan kebencian dan ingin membunuh Rasulullah, tetapi dibalas Rasulullah dengan menoleh kepadanya dan memandangnya dengan tersenyum.

Saat pertama kali, memandangnya dengan tersenyum. Saat kedua, memandangnya dengan tersenyum kepadanya. Kali ketiga Rasulullah  menoleh kepadanya dan berkata, "Wahai Fudholah, apa yang engkau bicarakan dengan hatimu?".

Fudholah menjawab, "Wahai Rasulullah, aku mengingat Allah".

Kemudian Baginda  menoleh kepadanya. Disebutkan dalam budi pekerti Rasulullah bahwa kalau Baginda menoleh artinya Baginda  menoleh dengan seluruh badannya. Rasulullah  menoleh kepadanya dan meletakkan tangan Baginda  yang amat mulia di dada Fudholah. Dada yang penuh kebencian dan kemarahan. Fudholah menyembunyikan pisau di badannya. Begitu Rasulullah  menaruh tangannya (yang amat mulia) di dadanya.

Fudholah berkata "Demi Allah, saat Baginda  meletakkan tangannya (yang amat mulia) di dadaku, tidak seorang pun di muka bumi ini yang aku paling benci melebihi dirinya. Namun setelah Baginda  mengangkat tangannya (yang amat mulia) dari dadaku, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang paling aku cintai melebihi dirinya Nabi  .

Kita banyak menjumpai orang-orang yang mewarisi karakter Fudholah. Mereka ada di tengah-tengah masyarakat dimana kalian hidup di sana. Akan tetapi dada-dada mereka terlalu sangat memerlukan orang-orang yang mewarisi peribadi Rasulullah  untuk menghilangkan siat-sifat jelek dari dada-dada mereka yang penuh dengan kebencian. Mereka yang mewarisi karakter Fudholah menunggu kalian yang bisa mewarisi karakter Rasulullah



Habib Ali Al Jufri
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger