Setiap musibah yang terjadi mengajak manusia untuk berfikir atas kesalahan
yang telah dilakukan. Contoh : terjadinya banjir diakibatkan karena perbuatan manusia
menggunduli hutan, atau terjadinya tanah longsor mungkin akibat penggalian
tanah yang tak terkendali atau yang lainnya. Firman Allah :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ ) الشورى(30
“ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri ,” Namun harus tetap meyakini bahwa segala musibah terjadi atas kehendak Allah
SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“ Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah;
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Sehingga sekiranya terjadi musibah, dapat diterima dengan sabar dan tabah serta
bersegera bertobat kepada Allah SWT atas kesalahannya.
Musibah yang menimpa orang-orang kafir atau fasiq sebagai suatu ‘Uqubah
(siksaan). Adapun yang menimpa orang-orang beriman sebagai ujian yang
mendatangkan pahala dan mengangkat derajat mereka di sisi Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam A-Qur’an :
وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (الأنفال 17)
“ dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan
yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “.
Oleh karena itu, orang yang tidak saleh dengan adanya musibah, hendaknya segera
bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Sedangkan bagi orang-orang saleh
hendaknya menerima musibah itu dengan tabah hati, sabar dan ridha akan takdir
Allah agar mendapatkan pahala yang besar serta terangkat derajatnya di sisi-Nya
SWT.
Habib Taufiq Assegaf
Posting Komentar