Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Teladan Nabi Yusuf Tentang Cinta

Teladan Nabi Yusuf Tentang Cinta

Islam sebagai agama yang sempurna, telah mengatur segalanya, termasuk masalah cinta dengan begitu indah, sehingga, ia tidak menjerumuskan pemiliknya kepada kebinasaan, sebagaimana telah digambarkan di atas. Dalam Al-Quran, terdapat sosok suri tauladan bagi kita, yang mampu mengelola cintanya dengan benar, sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah. Beliau adalah Nabiullah Yusuf ‘Alaihissalam. 

Dari sekian banyak kisah Nabi yang tertera dalam Al-Quran, kisah Nabi Yusuf merupakan kisah yang paling unik, sebab kisahnya memiliki ‘page’ tersendiri dalam Al-Quran, yang berbeda dengan para nabi yang lain. Tengoklah surat Yusuf,  yang secara keseluruhan mengisahkan tentang beliau, mulai dari awal surat, hingga akhirnya. Hal ini tentu saja, karena di dalam diri beliau  terkandung uswah hasanah, yang sangat penting, yang harus kita teladani. Dan salah satu di antara perilaku terpuji tersebut adalah tauladan cinta yang mengiringi perjalanan hidup beliau.

Yusuf adalah sosok pemuda yang elok rupanya, lagi berbudi pekerti luhur. Karena ketampanan parasnya ini, tak sedikit wanita yang tertarik untuk menaklukkan hatinya, tak terkecuali  Zulaikha, istri majikan beliau. Namun, karena kesucian hatinya, dan kemurnian cintanya, sekuat apapun Zulaikha merayu, tetap beliau berpegang teguh untuk tidak mencemari kesucian cinta beliau.

Bahkan, pada puncaknya, Yusuf lebih memilih untuk dipenjara, dari pada harus mengikuti rayuan istri-istri pembesar saat itu. Ucap beliau yang diabadikan dalam Al-Quran, ”Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku cintai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Kau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk mengikuti ajakan mereka dan aku termasuk orang yang bodoh. (Yusuf : 33).

Pilihan hidup macam ini tidak serta merta menghinakan Nabi Yusuf. Yang terjadi justru sebaliknya, diliputi dengan kemuliaan dan keagungan. Dan itu terjadi, setelah para perempuan (yang pernah merayu beliau), mengakui kesalahan mereka di depan raja, dan memuji keteguhan hati Yusuf untuk tidak tunduk pada kehendak mereka.

Allah berfirman, ”Dia (raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu), ”bagaimana keadaanmu ketika kalian menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?” Mereka berkata, ”Maha Sempurna Allah, kami tidak mengetahui keburukan dari dirinya.” istri Al-Aziz berkata, ”sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan dia termasuk orang yang benar” (Yusuf : 51)

Dan dari penjelasan para wanita ini, raja mengangkat yusuf menjadi salah satu pegawai di kerajaannya. Dia berkata, ”bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) ke padaku.” Ketika Raja telah bercakap-cakap dengannya, dia (raja) berkata, ”sungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi orang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya” (Yusuf : 54)

Subhanallah, lihatlah bukti sejarah, betapa cinta yang suci telah memberikan anugerah yang baik bagi perjalanan Yusuf. Cinta macam ini bukanlah cinta buta, yang mampu membutakan mata hati. Cinta model inilah yang telah melahirkan kekuatan, yang mampu mengubah kandang menjadi taman, penjara menjadi istana. Pertanyaannya, bagaimana membangun cinta yang demikian?




Ditulis oleh Robinsah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger