Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ambisi Kedudukan Dunia (2)

Ambisi Kedudukan Dunia (2)

Ketahuilah bahwa jiwa manusia mencintai kedudukan yang tinggi melebihi orang lain. Dari sinilah timbul sifat sombong dan hasad, akan tetapi orang-orang yang berakal akan berlomba untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi yang kekal dan langgeng di sisi Allah, mendapatkan ridlaNya dan membenci kedudukan tinggi yang fana dan bersifat sementara, tetapi disertai dengan kemurkaan Allah dan kebencianNya, rendah dan jauh dariNya.

Ambisi untuk mendapatkan kedudukan tinggi di dunia adalah perbuatan tercela yang mengakibatkan kecongkakan dan kesombongan di muka bumi. Sedangkan ambisi untuk mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah adalah hal yang terpuji. Allah berfirman:

وَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

"Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba" [al-Muthaffifiin: 26]

Untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi di akhirat diperintahkan untuk berlomba-lomba dan berambisi terhadapnya, dengan jalan berusaha berjalan di atas rel-relnya, tidak boleh merasa puas dengan rangking terakhir padahal ia mampu meraih rangking teratas.

Adapun kedudukan tinggi di dunia, maka di akhirat akan berakibat penyesalan dan kerugian serta kehinaan dan kerendahan yang akan dirasakan oleh orang yang berambisi. Maka yang disyari’atkan dalam hal ini adalah menghindar dan zuhud terhadapnya.

Muhammad bin Sulaiman, seorang gebernur Bashrah datang menemui Hammad bin Salamah. Gubernur itu duduk di hadapan Hammad lalu bertanya: “Wahai Abu Salamah, mengapa setiap kali saya memandangmu, saya gemetar segan kepadamu ?” 

Beliau menjawab: “Karena seorang alim apabila menghendaki ridla Allah dengan ilmunya, maka segala sesuatu akan takut kepadanya, apabila ia menginginkan untuk memperbanyak harta dengan ilmu, maka ia takut kepada segala sesuatu”.

Barangsiapa sibuk membina dirinya untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah, dengan jalan mengenal Allah, takut kepadaNya, cinta kepadaNya, selalu merasa dalam pengawasanNya, tawakkal, ridla dengan takdirNya, merasa tentram dan rindu kepadaNya, dia akan sampai kepadaNya dan dia tidak akan perduli dengan kedudukan yang tinggi di sisi manusia. Meskipun demikian, Allah akan memberikan kedudukan yang tinggi di mata manusia, dan mereka hormat kepadanya, padahal dia sendiri tidak menginginkan hal tersebut, bahkan lari menjauhinya dan khawatir kalau kehormatan dunia ini bisa memutuskan jalannya menuju ridla Allah. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

"Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang. [Maryam : 96]

Dan dalam sebuah hadits yang shahih:

إِذَا أَحَبَّ الهُa الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ الهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ الهَa يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي اْلأَرْضِ

"Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, Dia berfirman: “Wahai jibril Aku mencintai si Fulan, maka cintailah dia!” lalu Jibrilpun mencintainya. Lalu jibril berseru kepada penduduk langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah dia!”, maka penduduk langitpun mencintainya. Kemudian dia di karuniai dengan diterimanya di muka bumi". [HR. Bukhari no. 3037, 5693,7047 dan Shahih Muslim no. 2637]

Kesimpulannya mencari kehormatan akhirat akan mendapatkan kehormatan akhirat plus kehormatan dunia, meskipun ia tidak menginginkan dan tidak mencarinya. Sedangkan mencari kehormatan dunia tidak akan bertemu dan tidak akan mungkin berkumpul dengan kehormatan akhirat. Orang yang bahagia adalah orang yang lebih mengutamakan akhirat yang kekal dibandingkan dengan dunia yang fana.



Disarikan dari kitab: Syarhun wa bayanun lihaditsi “Maa Dzi’baani Ja’iaani”
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger